Rasulullah saw. bersabda :
رُ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ قَامَ بِعَشْرِ آيَاتٍ لَمْ يُكْتَبْ مِنْ الْغَافِلِينَ وَمَنْ قَامَ بِمِائَةِ آيَةٍ كُتِبَ مِنْ الْقَانِتِينَ وَمَنْ قَامَ بِأَلْفِ آيَةٍ كُتِبَ مِنْ الْمُقَنْطِرِينَ
قَالَ أَبُو دَاوُد ابْنُ حُجَيْرَةَ الْأَصْغَرُ عَبْدُ اللَّهِ ابْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ ابْنِ حُجَيْرَةَ
dari Abdullah bin ‘Amru bin Al ‘Ash dia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa bangun (shalat malam) dan membaca sepuluh ayat, maka dia tidak akan di catat sebagai orang-orang yang lalai. Barangsiapa bangun (shalat malam) dengan membaca seratus ayat, maka dia akan di catat sebagai orang-orang yang tunduk dan patuh, dan barangsiapa bangun (shalat malam) dengan membaca seribu ayat, maka dia akan di catat sebagai orang-orang yang dermawan.” Abu Daud berkata; Ibnu Hujairah Al Ashgar adalah Abdullah bin Abdurrahman ibnu Hujairah.”
Kenapa kita menghafal Quran? Jawaban yang paling utama adalah agar kita mendapatkaj janji-janji kemuliaan dan keberkahan sebagaimana yang disampaikan Allah dan Rasul-Nya. Keyakinan akan firman Allah dan Rasul-Nya juga sekaligus wujud dari rukun Iman yang harus kita yakini.
- Tidakkah kita rindu akan syafaat di hari kiamat?
- Tidakkah kita rindu akan mahkota kemuliaan di akhirat?
- Tidakkah kita rindu berkumpul dengan Nabi dan wali Allah?
Kerinduan-kerunduan itulah yang seharusnya ada dan memenuhi relung hati kita dalam proses menjadi ahlul Quran. Kerinduan itu puka yang akan menjadikan kita kuat bersabar dan melampaui berbagai macam rintangan dalam perjalanan menuju keistiqamahan bersama Alquran di sepanjang umur kita.
Salah satu yang dijanjikan Rasulullah adalah sebagaimana yang disebutkan dalam hadis di atas. Sama-sama melakukan qiyamullail, ahlul Quran mempunyai semangat yang berbeda dengan yang lainnya. Kalau orang lain dengan qulhu wae lek, maka ahlul quran akan betah berlama-lama membaca ayat demi ayat dalam qiyamullailnya. Itulah yang disampaikan Allah dalam surat Ali Imran;
(۞ لَیۡسُوا۟ سَوَاۤءࣰۗ مِّنۡ أَهۡلِ ٱلۡكِتَـٰبِ أُمَّةࣱ قَاۤىِٕمَةࣱ یَتۡلُونَ ءَایَـٰتِ ٱللَّهِ ءَانَاۤءَ ٱلَّیۡلِ وَهُمۡ یَسۡجُدُونَ)
[Surat Ali ‘Imran 113]
Mereka itu tidak sama; di antara Ahli Kitab itu ada segolongan yang berlaku lurus, mereka membaca ayat-ayat Allah pada beberapa waktu di malam hari, sedangkan mereka juga bersujud (salat).
Lagi-lagi Allah menunjukkan keistimewaan ahlul Quran dibandingkan yang lain. Tidaklah sama, firman Allah. Karena kesungguhan mereka dalam mendekatkan diri kepada-Nya sampai Rasulullah saw. menjamin mereka selamat dari predikat orang-orang yang lupa. Bahkan bagi orang yang kuat berlama-lama bersama Alquran dalam qiyamullailnya dimasukkan dalam golongan orang-orang yang dermawan. Jelas ini solusi bagi orang yang belum dikaruniai banyak harta. Walaupun tidak kaya, namun tetap saja Allah memberikan predikat mulia bagi mereka, karena kesabarannya bersama Alquran. Ini pulalah yang dicontohkan Rasulullah saw. ketika beliau qiyamullail bersama sahabat Hudzaifah ibn Yaman dengan membaca surat Albaqarah, An Nisa dan Ali Imran dalam satu rakaat.
Inilah ahlul Quran, orang-orang yang berteman dengan kesunyian malam dengan lantunan ayat-ayat suci yang mampu menyucikan jiwa-jiwa yang kotor, mampu memberikan semangat kepada jiwa-jiwa yang lemah.
Semoga Allah kumpulkan kita bersama para ambiya’, auliya’, syuhada’ dan orang-orang salih di dalam surga-Nya. Amin.
===================
23/2/2020
Perjalanan Purwokerto-Pati
Pelayan SMPIT Insan Mulia Boarding School
Pati-Jateng