(Bagian 1)
Allah swt berfirman :
{وَلا تَعْجَلْ بِالْقُرْآنِ مِنْ قَبْلِ أَنْ يُقْضَى إِلَيْكَ وَحْيُهُ}
Dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al-Qur’an sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu. (Thaha: 114)
Ayat ini menjelaskan tentang semangat Rasulullah dalam menyambut turunnya ayat-ayat Allah yang begitu menyenangkan bagi beliau. Setiap kali wahyu turun, beliau langsung membacanya bersama Jibril sampai Allah turunkan ayat ini. Bagaimana dengan kita wahai ahlallah??
- Alquran hendaknya menjadi sesuatu yang istimewa bagi kita. Bagi para pecinta ayat-ayat Allah mereka mampu merasakan Alquran menjadi obat, turunnya rahmat Allah, petunjuk, dsb. Kehadiran ayat-ayat Allah dirasakan sebagai kalimat indah Allah sedang menyapa mereka sehingga memunculkan semangat yang tak akan pernah pupus walau terpapar hujan badai. Kalau motivasinya menikmati “hidangan Allah”, maka betapapun berulang kali tidak lancara tetap saja kita tersenyum dan terus menikmati keindahan ini.
- Semangat dan keindahan serta ketentraman hati itu yang akan menjadikan betah bersama Alquran. Dengan itu ayat demi ayat lambat laun insyaallah akan tertancap di dalam jiwa. Pengulangan membaca yang terus menerus secara otomatis akan menjadi hafal. Lihatlah ibu-ibu majlis ta’lim yang setiap pecan bersama-sama “yasinan”. Bisa jadi diantara mereka ada orang-orang yang tidak bisa membaca Alquran, namun karena mereka rutin menjalanakannya, maka surat yasin yang segitu banyaknyapun bisa dihafal.
- Jangan tergesa-gesa dalam menghafal.
Proses ini begitu indah. Terlalu sayang kalau begitu cepat berlalu. Maka, wahai saudaraku… Jangan jadikan hafal menjadi tujuan utamamu. Jadikan Allah menjadi tujuan utama. Hafal hanyalah akibat dari seringnya kita membaca dan menikmati ayat-ayat Allah. Kalau hafal menjadi tujuan utama, hal ini yang banyak menjadikan orang yang berniat menghafal, namun terhenti dibtengah jalan. Bisa membaca tanpa melihat mushaf itu hanyalah tujuan duniawi. Jangan hanya karena tidak segera hafal menjadikan seseorang menghakimi diri sendiri, merasa susah menghafal, merasa bodoh, merasa berat sehingga mundur teratur tidak jadi menikmati Alquran. - Hafal Alquran itu karunia Allah, bukan karena kehebatan manusia.
Sebagaimana Allah menurunkan Alquran kepada Rasul-Nya, demikian pula Allah memilih hamba-hamba-Nya yang layak dikaruniai bisa hafal Alquran. Namun, kalimat ini bukan berarti legitimasi untuk mengatakan bahwa “saya tidak dipilih Allah”. Justru sebaliknya, setiap muslim harus berusaha untuk memantaskan diri agar Allah memilihnya. Hadirkanlah suasana “audisi” agar setiap muslim menjadi yang terbaik dan paling layak dipilih Allah.