Oleh : Ust. M. Solichin, S.Pd.I
Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh.
Alhamdulillah kita masih bisa merasakan nafas dan nikmatnya menjalankan puasa di bulan Romadhan 1444H dengan penuh semangat dan suka cita. Sholawat dan salam mari senantiasa kita haturkan kepada nabi uswah kita, Muhammad SAW. Dengan penuh harapan semoga kita mendapat syafaatnya di hari akhir zaman kelak amin.
Kita wajib bersyukur kepada Allah SWT, karena telah memberikan nikmat kepada kita baik nikmat, iman, nikmat sehat dan nikmat bisa menjalankan ibadah kepadaNYa. Dengan bersyukur kita akan ditambah nikmat kita oleh allah sebagaimana dalam firmannya dalam Surat Ibrahim ayat 7 yang artinya
Artinya: Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”
Kita sebagai manusia biasa tidak punya kekuatan dan daya yang bisa kita lakukan tanpa izin dari Allah, apa yang kita miliki di dunia ini baik, rumah, harta benda, istri, anak, jabatan dan semuanya itu semua karena kehendak allah.
Tanpa kehendak dan izin dari allah kita tidak bisa mendapatkannya, sudah banyak cerita dan mungkin pengalan kita sendiri terkait dengan apa yang kita inginkan dan kita sudah berusaha sekuat tenaga dan dengan segala daya upaya untuk mendapatkannya semua itu tidak bisa kita dapatkan karena allah belum menghendaki, seperti contoh ada seorang pedagang yang dengan siang dan malam menjajakan daganganya dengan berbagai cara dan upaya agar daganya laku besar dan cepat mendapat untung serta kaya, tetapi alhasil hidupnya masih biasa biasa saja tidak sesuai dengan apa yang di inginkan atau diharapkan oleh seorang pedagang tersebut, padahal sudah jelas bahwa mencari rizki yang paling cepat dan besar adalah dengan berdagang, tetapi jika Allah belum berkehendak semuanya tidak bisa terjadi sesuai dengan apa yang kita inginkan, dan masih banyak lagi pengalaman lain terkait dengan usaha apapun yang kita lakukan kalau allah belum berkendak hal itu belum tercapai.
Lalu bagaimana langkah dan sikap kita apakah kita harus menunggu ijin dan kehendak allah? Ya.
Tapi menunggu ijin dan kehendak Allah dengan cara berusaha dengan maksimal dan dengan berdoa kepada Allah. Karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi kepada kita esok hari, seperti apa nasib kita kelak dan apakah cita-cita dan harapan kita yang kita inginkan tercapai ! semua itu sudah di takdirkan oleh Allah sebelum kita lahir.
Sebagaimana sudah di jelaskan dama QS Ar Ra’du ayat 39 yang artinya
“Allah menghapus dan menetapkan apa yang Dia kehendaki. Dan di sisi-Nya terdapat Ummul-Kitab (Lauh Mahfuzh).”
Juga di jelaskan dalam hadits :
“Dari Abu Abdirrohman, Abdulloh bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda kepada kami dan beliau adalah orang yang selalu benar dan dibenarkan: “Sesungguhnya setiap orang diantara kamu dikumpulkan kejadiannya di dalam rahim ibunya selama empat puluh hari dalam bentuk nuthfah (air mani), kemudian menjadi alaqoh (segumpal darah) selama waktu itu juga (empat puluh hari), kemudian menjadi mudhghoh (segumpal daging) selama waktu itu juga, lalu diutuslah seorang malaikat kepadanya, lalu Malaikat itu meniupkan ruh padanya dan ia diperintahkan menulis empat kalimat: Menulis rezekinya, ajalnya, amalnya, dan nasib celakanya atau keberuntungannya.
Maka demi Allah yang tiada Tuhan selain-Nya, sesungguhnya ada di antara kamu yang melakukan amalan penduduk surga dan amalan itu mendekatkannya ke surga sehingga jarak antara dia dan surga kurang satu hasta, namun karena takdir yang telah ditetapkan atas dirinya, lalu dia melakukan amalan penduduk neraka sehingga dia masuk ke dalamnya.
Dan sesungguhnya ada seseorang diantara kamu yang melakukan amalan penduduk neraka dan amal itu mendekatkannya ke neraka sehingga jarak antara dia dan neraka hanya kurang satu hasta, namun karena taqdir yang telah ditetapka atas dirinya, lalu dia melakukan amalan penduduk surga sehingga dia masuk ke dalamnya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Hadis ini merupakan pangkal dalam bab takdir, yaitu tatkala hadis tersebut menyebutkan bahwa takdir janin meliputi 4 hal: Rezekinya, ajalnya, amalnya, dan bahagia atau celakanya.
dari keterangan diatas sudah jelas bahwa allah sudah menakdirkan kepada kita semua kelak nanti kita akan jadi seperti apa. Tetapi wahai para pembaca yang budiman kita tidak boleh begitu saja menunggu nasib/ takdir dari allah dengan bersantai tetapi kita harus harus jemput taddir kita dengan terus berusaha dengan maksimal semampu kita sesuai dengan syariat agama dan berdoa dengan penuh harap dan optimis agar nasib/ takdirkita baik ( yaitu di dunia diberikan rizki yang berlimapah halal dan berkah, hidup bahagia dan kelak ketika meninggal khusnul khotimah) amin. Mari kita selalu berusaha dan berdo’a kepada Allah semoga Allah menakdirkan kita menjadi manusia yang beruntung bahagia di dunia dan diakhirat.
Bagaimana Takdirmu???
Oleh : Ust. M. Solichin, S.Pd.I
Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh.
Alhamdulillah kita masih bisa merasakan nafas dan nikmatnya menjalankan puasa di bulan Romadhan 1444H dengan penuh semangat dan suka cita. Sholawat dan salam mari senantiasa kita haturkan kepada nabi uswah kita, Muhammad SAW. Dengan penuh harapan semoga kita mendapat syafaatnya di hari akhir zaman kelak amin.
Kita wajib bersyukur kepada Allah SWT, karena telah memberikan nikmat kepada kita baik nikmat, iman, nikmat sehat dan nikmat bisa menjalankan ibadah kepadaNYa. Dengan bersyukur kita akan ditambah nikmat kita oleh allah sebagaimana dalam firmannya dalam Surat Ibrahim ayat 7 yang artinya
Artinya: Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”
Kita sebagai manusia biasa tidak punya kekuatan dan daya yang bisa kita lakukan tanpa izin dari Allah, apa yang kita miliki di dunia ini baik, rumah, harta benda, istri, anak, jabatan dan semuanya itu semua karena kehendak allah.
Tanpa kehendak dan izin dari allah kita tidak bisa mendapatkannya, sudah banyak cerita dan mungkin pengalan kita sendiri terkait dengan apa yang kita inginkan dan kita sudah berusaha sekuat tenaga dan dengan segala daya upaya untuk mendapatkannya semua itu tidak bisa kita dapatkan karena allah belum menghendaki, seperti contoh ada seorang pedagang yang dengan siang dan malam menjajakan daganganya dengan berbagai cara dan upaya agar daganya laku besar dan cepat mendapat untung serta kaya, tetapi alhasil hidupnya masih biasa biasa saja tidak sesuai dengan apa yang di inginkan atau diharapkan oleh seorang pedagang tersebut, padahal sudah jelas bahwa mencari rizki yang paling cepat dan besar adalah dengan berdagang, tetapi jika Allah belum berkehendak semuanya tidak bisa terjadi sesuai dengan apa yang kita inginkan, dan masih banyak lagi pengalaman lain terkait dengan usaha apapun yang kita lakukan kalau allah belum berkendak hal itu belum tercapai.
Lalu bagaimana langkah dan sikap kita apakah kita harus menunggu ijin dan kehendak allah? Ya.
Tapi menunggu ijin dan kehendak Allah dengan cara berusaha dengan maksimal dan dengan berdoa kepada Allah. Karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi kepada kita esok hari, seperti apa nasib kita kelak dan apakah cita-cita dan harapan kita yang kita inginkan tercapai ! semua itu sudah di takdirkan oleh Allah sebelum kita lahir.
Sebagaimana sudah di jelaskan dama QS Ar Ra’du ayat 39 yang artinya
“Allah menghapus dan menetapkan apa yang Dia kehendaki. Dan di sisi-Nya terdapat Ummul-Kitab (Lauh Mahfuzh).”
Juga di jelaskan dalam hadits :
“Dari Abu Abdirrohman, Abdulloh bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda kepada kami dan beliau adalah orang yang selalu benar dan dibenarkan: “Sesungguhnya setiap orang diantara kamu dikumpulkan kejadiannya di dalam rahim ibunya selama empat puluh hari dalam bentuk nuthfah (air mani), kemudian menjadi alaqoh (segumpal darah) selama waktu itu juga (empat puluh hari), kemudian menjadi mudhghoh (segumpal daging) selama waktu itu juga, lalu diutuslah seorang malaikat kepadanya, lalu Malaikat itu meniupkan ruh padanya dan ia diperintahkan menulis empat kalimat: Menulis rezekinya, ajalnya, amalnya, dan nasib celakanya atau keberuntungannya.
Maka demi Allah yang tiada Tuhan selain-Nya, sesungguhnya ada di antara kamu yang melakukan amalan penduduk surga dan amalan itu mendekatkannya ke surga sehingga jarak antara dia dan surga kurang satu hasta, namun karena takdir yang telah ditetapkan atas dirinya, lalu dia melakukan amalan penduduk neraka sehingga dia masuk ke dalamnya.
Dan sesungguhnya ada seseorang diantara kamu yang melakukan amalan penduduk neraka dan amal itu mendekatkannya ke neraka sehingga jarak antara dia dan neraka hanya kurang satu hasta, namun karena taqdir yang telah ditetapka atas dirinya, lalu dia melakukan amalan penduduk surga sehingga dia masuk ke dalamnya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Hadis ini merupakan pangkal dalam bab takdir, yaitu tatkala hadis tersebut menyebutkan bahwa takdir janin meliputi 4 hal: Rezekinya, ajalnya, amalnya, dan bahagia atau celakanya.
dari keterangan diatas sudah jelas bahwa allah sudah menakdirkan kepada kita semua kelak nanti kita akan jadi seperti apa. Tetapi wahai para pembaca yang budiman kita tidak boleh begitu saja menunggu nasib/ takdir dari allah dengan bersantai tetapi kita harus harus jemput taddir kita dengan terus berusaha dengan maksimal semampu kita sesuai dengan syariat agama dan berdoa dengan penuh harap dan optimis agar nasib/ takdirkita baik ( yaitu di dunia diberikan rizki yang berlimapah halal dan berkah, hidup bahagia dan kelak ketika meninggal khusnul khotimah) amin. Mari kita selalu berusaha dan berdo’a kepada Allah semoga Allah menakdirkan kita menjadi manusia yang beruntung bahagia di dunia dan diakhirat.