BERDZIKIR DENGAN AL QURAN

=============================

Disampaikan oleh : KH. Abdul Aziz Abdur Ra‘uf hafizhahullah

Ikhwati Fillāh

Sebagian Salaf berkata :

من سكن في الدنيا يحتاج إلى الفكر ومن سكن في الآخرة يحتاج إلى الذكر

“siapa yang tinggal di dunia membutuhkan fikir, dan siapa yang tinggal di akhirat membutuhkan dzikir”

Maka bagaimana bisa kita mengutamakan daya dukung untuk tinggal di dunia yang fana ?

Dibandingkan apa yang kita butuhkan untuk kehidupan akhirat yang selamanya

Karena itu bila kita merasa tidak seimbang antara “Adz-Dzikr” dan “Al-Fikr” segera memperbanyak dzikir.

Berangkat dari sinilah harus kita sadari bersama bahwa menghafal itu adalah “Adz-Dzikr” sebelum difahami sebagai “al-Hifzh” atau “al-Murāja‘ah”

Ketika seseorang menghafal Al-Qur’ān maka otomatis dia sedang banyak berdzikir “al-Dzikrul al-Katsīr”.

Sesuai dengan firman Allah :

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱذۡكُرُواْ ٱللَّهَ ذِكۡرٗا كَثِيرٗا

“Wahai orang-orang yang beriman! Ingatlah kepada Allah, dengan mengingat (nama-Nya) sebanyak-banyaknya” (QS.Al-Ahzāb : 41)

Jadi menghafal Al-Quran sejatinya adalah mempersiapkan kehidupan akhirat melalui dzikir yang banyak.

Maka tidak heran bila kita jumpai dalam biografi para salaf ash-shālih mereka mencapai ribuan kali khataman dalam hidup mereka.

Ada yang khatam Al-Quran 5000 kali, 7000 kali, atau bahkan lebih seumur hidupnya.

Bukti keimanan yang baik terhadap Al-Qur’ān adalah saat kita tidak merasa terbebani saat bersama dengan Al-Qur’ān.

كِتَٰبٌ أُنزِلَ إِلَيۡكَ فَلَا يَكُن فِي صَدۡرِكَ حَرَجٞ مِّنۡهُ لِتُنذِرَ بِهِۦ وَذِكۡرَىٰ لِلۡمُؤۡمِنِينَ

“(Inilah) Kitab yang diturunkan kepadamu (Muhammad); maka janganlah engkau sesak dada karenanya, agar engkau memberi peringatan dengan (Kitab) itu dan menjadi pelajaran bagi orang yang beriman.” (QS. Al-A‘rāf : 2)

Saat kita terus mengisi hari dengan banyak berdzikir maka kata hati akan bersih, seperti kata para ulama :

”كلما طهر القلب رق واذا رق راق واذا راق ذاق واذا ذاق فاق واذا فاق اشتاق واذا اشتاق اجتهد واذا اجتهد هبت عليه نسائم الجنة فيفرح بالطاعة وصار من اسعد الناس“

“Semakin bersih hati seseorang, maka akan semakin lembut. Apabila telah lembut maka ia akan naik (pangkat dan derajatnya disisi Allah). Apabila naik, maka ia akan merasakan (Nikmatnya iman). Apabila telah merasakan, maka ia akan unggul. Apabila telah unggul maka ia akan rindu. Apabila rindu maka, maka ia akan semakin tekun (bermujahadah) berusaha. Apabila terus tekun dalam berusaha maka akan berhembus padanya wewangian surga. Akhirnya ia akan senang dengan ketaatan dan akan menjadi manusia yang paling berbahagia”

Tebarkan Kebaikan

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *