========================
Allah swt berfirman :
(وَإِذَا تُتۡلَىٰ عَلَیۡهِمۡ ءَایَاتُنَا بَیِّنَـٰتࣲ قَالَ ٱلَّذِینَ لَا یَرۡجُونَ لِقَاۤءَنَا ٱئۡتِ بِقُرۡءَانٍ غَیۡرِ هَـٰذَاۤ أَوۡ بَدِّلۡهُۚ قُلۡ مَا یَكُونُ لِیۤ أَنۡ أُبَدِّلَهُۥ مِن تِلۡقَاۤىِٕ نَفۡسِیۤۖ إِنۡ أَتَّبِعُ إِلَّا مَا یُوحَىٰۤ إِلَیَّۖ إِنِّیۤ أَخَافُ إِنۡ عَصَیۡتُ رَبِّی عَذَابَ یَوۡمٍ عَظِیمࣲ)
Artinya : Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami yang nyata, orang-orang yang tidak mengharapkan pertemuan dengan Kami berkata, Datangkanlah Al Qur’an yang lain dari ini atau gantilah dia.” Katakanlah, “Tidaklah patut bagiku menggantinya dari pihak diriku sendiri. Aku tidak mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku. Sesungguhnya aku takut jika mendurhakai Tuhanku kepada siksa hari yang besar (kiamat). [Surat Yunus 15]
Ayat ini menjelaskan hakikat orang-orang kafir yang dengan kesombongannya merasa lebih hebat dari Sang Penguasa alam semesta ini. Ketika didatangkan Alquran yang akan membimbing mereka kepada jalan yang mulia, justru mereka mengingkarinya dengan menuntut didatangkan kitab yang lain. Mereka tidak menyadari bahwa kemukjizatan Alquran itu hadir yang Dzat yang Maha Sempurna, bukan hasil renungan seorang Nabi yang ummi.
Sesungguhnya ketika mampu memahami Alquran, kita akan mendapatkan bahwa dialah kitab yang paling sempurna. Tidak ada kalimat yang kontradiktif, tidak ada kata yang tanpa makna, tidak ada huruf yang tidak sempurna. Semua serba sempurna, karena memang dia diturunkan untuk menjawab tantangan zamannya.
Tidak ada keraguan di dalam setiap hal yang disampaikan. Setiap berita yang dihadirkan mendatangkan petunjuk, baik yang terkait dengan kehidupan masa lalu, sekarang maupun masa depan. Baik dalam masalah dunia maupun urusan akhirat. Itulah Alquran yang turun dari Dzat yang Maha pemberi petunjuk.
Diantara kesempurnaan Alquran adalah dia bukan kitab sejarah, walaupun ada sejarah yang diuraikan di dalamnya. Alquran menampilkan sejarah sebagai petunjuk, maka seringkali Alquran tidak perlu menyampaikan sisi-sisi sejarah secara detil. Ketika menceritakan tentang konspirasi istri penguasa Mesir terhadap Nabi Yusuf, Alquran tidak menceritakan siapa wanita yang telah menjebaknya di dalam kamar berdua itu, cukuplah dia disebutkan dengan imraatul aziz. Kenapa? Karena memang bukan nama itu yang menjadi pokok bahasan. Demikian juga ketika menceritakan tentang kisah Nabi Adam as, Alquran tidak perlu menyebut tahun kejadian, tempat diturunkannya Nabi Adam as dan istrinya, dsb. Sekali lagi, karena memang Alquran bukan kitab sejarah.
Alquran juga bukan kitab ilmiah yang menjelaskan bernagai hal dengan standar teori keilmuan manusia. Maka, kita akan menemukan hal-hal ilmiah yang justru tidak dijelaskan secara ilmiah oleh Alquran.
(۞ یَسۡـَٔلُونَكَ عَنِ ٱلۡأَهِلَّةِۖ قُلۡ هِیَ مَوَ ٰقِیتُ لِلنَّاسِ وَٱلۡحَجِّۗ
Artinya : Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah, “Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadah) haji.” [Surat Al-Baqarah 189]
Lihatlah bagaimana Alquran menjawab tentang sebuah pertanyaan ilmiah justru dengan sudut pandang yang lebih penting dari sekedar menjawab secara ilmiah.
(وَیَسۡـَٔلُونَكَ عَنِ ٱلۡمَحِیضِۖ قُلۡ هُوَ أَذࣰى فَٱعۡتَزِلُوا۟ ٱلنِّسَاۤءَ فِی ٱلۡمَحِیضِ وَلَا تَقۡرَبُوهُنَّ حَتَّىٰ یَطۡهُرۡنَۖ
Artinya : Mereka bertanya kepadamu tentang haid. Katakanlah, “Haid itu adalah suatu kotoran.” Oleh sebab itu, hendaklah kalian menjauhkan diri dari wanita di waktu haid; dan janganlah kalian mendekati mereka, sebelum mereka suci. [Surat Al-Baqarah 222]
Terlalu sepele kalau Alquran menjelaskan tentang hakikat haid, maka dia hadir dengan pendekatan ketaatan yang itu merupakan perkara yang lebih besar daripada sekedar menjelaskan tentang hakikat haid. Demikian juga ketika masyarakat bertanya tentang ruh, apa kata Alquran :
(وَیَسۡـَٔلُونَكَ عَنِ ٱلرُّوحِۖ قُلِ ٱلرُّوحُ مِنۡ أَمۡرِ رَبِّی وَمَاۤ أُوتِیتُم مِّنَ ٱلۡعِلۡمِ إِلَّا قَلِیلࣰا)
Artinya : Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah, “Roh itu termasuk urusan Tuhanku, dan tidaklah kalian diberi pengetahuan, melainkan sedikit.” [Surat Al-Isra’ 85]
Begitulah Alquran menunjukkan kebesarannya dengan segala keindahan kata dan kalimatnya. Tidak ada sedikitpun cela di dalamnya, karena dia adalah perkataan terbaik
(ٱللَّهُ نَزَّلَ أَحۡسَنَ ٱلۡحَدِیثِ كِتَـٰبࣰا مُّتَشَـٰبِهࣰا مَّثَانِیَ تَقۡشَعِرُّ مِنۡهُ جُلُودُ ٱلَّذِینَ یَخۡشَوۡنَ رَبَّهُمۡ ثُمَّ تَلِینُ جُلُودُهُمۡ وَقُلُوبُهُمۡ إِلَىٰ ذِكۡرِ ٱللَّهِۚ ذَ ٰلِكَ هُدَى ٱللَّهِ یَهۡدِی بِهِۦ مَن یَشَاۤءُۚ وَمَن یُضۡلِلِ ٱللَّهُ فَمَا لَهُۥ مِنۡ هَادٍ)
Artinya : Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Qur’an yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barang siapa yang disesatkan Allah, maka tidak ada seorang pun pemberi petunjuk baginya. [Surat Az-Zumar 23]
Dia datang untuk memberi petunjuka bagi umat yang tersesat, bukan sekedar mengajarkan tingginya ilmu pengetahuan yang kadangkala justru menjadikan manusia lalai siapa dirinya sesungguhnya.
Dia memuat kisah, bahkan dikayakan yang tertera di dalamnya adalah kisah terbaik, namun kehadiran kisah di dalam Alquran disampaikan dalam uraian kalimat yang tajam dan mendalam untuk menjadikan pembacanya menemukan hakikat ketuhanan dan sebaik-baik penghambaan.
(نَحۡنُ نَقُصُّ عَلَیۡكَ أَحۡسَنَ ٱلۡقَصَصِ بِمَاۤ أَوۡحَیۡنَاۤ إِلَیۡكَ هَـٰذَا ٱلۡقُرۡءَانَ وَإِن كُنتَ مِن قَبۡلِهِۦ لَمِنَ ٱلۡغَـٰفِلِینَ)
Artinya : Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik melalui wahyu Al-Qur’an ini kepadamu, dan sesungguhnya kamu sebelum itu adalah termasuk orang-orang yang belum mengetahui. [Surat Yusuf 3]
Begitulah Alquran hadir dalam membimbing umat ini. Kehadirannya dari Dzat yang Maha Tahu, maka sudah barang tentu Dia mengetahui apa yang dibutuhkan manusia dari keinginan manusia itu sendiri. Kebesarannya ini harus menjadikan hati tunduk, bukan memaksakan diri yang lemah ini untuk memahami semua hal yang tidak mungkin dipahami, apalagi menuntut Alquran mengikuti selera kita.
Maka dari itu, keyakinan kita terhadap keagungan dan kesempurnaan Alquran harus terus dikuatkan agar muncul ketertarikan untuk selalu dekat dengan cara membaca, menghafal, memahami dan mengamalkannya. Alquran inilah yang menjadikan jin takjub ketika mendengarnya, yang menjadikan gunung-gunung tunduk tersungkur dan yang menjadikan hati manusia yang jernih menjadi tersentak karena takut k pada Allah swt. Kitab Alquran inilah yang mengantarkan umat jahiliyah menjadi masyarakat madani, dari masyarakat terbelakang menjadi umat yang menguasai dua per tiga belahan dunia.
Inilah bagian dari keberkahan yang dijanjikan Allah swt sebagai bagian dari kemukjizatan Alquran. Keberkahan yang berarti bertambahnya kebaikan dalam menyertai kehidupan individu dan masyarakat.
Semua itu akan terwujud ketika ada keimanan terhadap Alquran, kemudian nilai-nilai Alquran itu mampu disatukan dalam dirinya berupa selarasnya bacaan ayat demi ayat dengan akhlak yang terwujud yang perilaku keseharian. Imam Hasan Al Basri mengatakan : Bukanlah tadabbur itu dengan menghafal ayat Alquran, namun menyia-nyiakan ajarannya. Profil ideal adalah apa yang dikatakan Sayyidatina Aisyah ra., tentang Rasulullah saw bahwa akhlak beliau adalah Alquran.
÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷
Pati, 19/3/2021
Pelayan SMPIT INSAN MULIA BOARDING SCHOOL PATI
nanangpati@yahoo.co.id