==========================
inspirasi Qur’ani
Membangun Keluarga Samawa
14 Ramadhan 1444 H
16 April 2022 M
Allah swt berfirman :
{ یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ لَا یَحِلُّ لَكُمۡ أَن تَرِثُوا۟ ٱلنِّسَاۤءَ كَرۡهࣰاۖ وَلَا تَعۡضُلُوهُنَّ لِتَذۡهَبُوا۟ بِبَعۡضِ مَاۤ ءَاتَیۡتُمُوهُنَّ إِلَّاۤ أَن یَأۡتِینَ بِفَـٰحِشَةࣲ مُّبَیِّنَةࣲۚ وَعَاشِرُوهُنَّ بِٱلۡمَعۡرُوفِۚ فَإِن كَرِهۡتُمُوهُنَّ فَعَسَىٰۤ أَن تَكۡرَهُوا۟ شَیۡـࣰٔا وَیَجۡعَلَ ٱللَّهُ فِیهِ خَیۡرࣰا كَثِیرࣰا }
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak. [Surat An-Nisa’: 19]
Inspirasi Qur’ani kita ada di ayat “Dan bergaullah dengan mereka secara patut”. Kunci kebahagiaan rumah tangga ada di ayat ini. Seberapa kita memahami ayat ini, maka disitulah kita akan menemukan surga dunia dan merasakan dengan sebenarnya bahwa baiti jannati, rumahku adalah surgaku.
Kebahagiaan dalam rumah tangga akan terasa ketika muncul saling paham antara suami dan istri. Adanya hak dan kewajiban antar masing-masing orang betul-betul dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab dan tumbuh suasana saling tolong menolong dalam kebaikan dan ketaqwaan. Saling mengenal, saling membantu dan bersama-sama menanggung beban agar terasa semakin ringan, itulah rukun interaksi antar pasangan dalam rumah tangga. Suami sebagai kepala rumah tangga memiliki visi yang jelas kemana arah bahtera rumah tangga diayun. Istri sebagai ibu rumah tangga memiliki komitmen untuk mendampingi dan menyiapkan segala prasyarat untuk terwujudnya visi besar itu. Begitulah kebersamaan dibangun, saling asah, asih dan asuh. Tersenyum dan tertawa bersama agar ada air mata yang menetes selain air mata kebahagiaan.
Inti dalam “muasyarah bil ma’ruf” dalam ayat ini adalah munculnya sifat empati. ngraosake punopo engkang dipun raosake tiyang sane. Apa yang menjadi kebahagiaan suami adalah kebahagiaan istri juga. Sebaliknya, apa yang menjadikan istri bahagian itulah kebahagiaan sang suami. Bertutur kata yang lembut, berperilaku yang santun, dan berpenampilan yang layak. Ingatlah wahai suami, bahwa di dalam dirimu ada hak istrimu yang harus engkau penuhi. Allah swt berfirman :
وَلَهُنَّ مِثْلُ الَّذِي عَلَيْهِنَّ بِالْمَعْرُوفِ
Artinya : Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang makruf (Al-Baqarah: 228)
Dari itu, tanamkanlah dalam dirimu bahwa apa yang menjadikan dirimu kecewa, jangan sampai engkau lakukan kepada pasanganmu, sebab hal itu juga akan menimbulkan kekecewaan dalam dirinya. Apa yang menjadi pasanganmu marah, hindarilah. Sebab hal ini juga akan menjadikan pasanganmu marah. Dan apa yang menjadikan dirimu senang, lakukanlah sebab itu juga akan menyenangkan pasanganmu.
Mari kita mengambil pelajaran dari kehidupan sang manusia mulia, Rasulullah saw. Beliau adalah orang yang paling baik dengan keluarganya. Kasih sayang yang power full, perhatian, belaian dan ketentraman yang beliau ciptakan untuk keluarganya begitu mengesankan. Beliau bersabda :
Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik perlakuan kalian kepada istrinya, sedangkan aku adalah orang yang paling baik kepada istriku di antara kalian.(HR.Ibnu Majah)
Mari kita perhatikan bagaimana akhlak Nabi saw dalam mempergauli istri beliau. Beliau adalah orang yang sangat baik dalam bergaul, selalu gembira, sering bermain dengan istrinya dan bersikap lemah lembut kepada mereka, memberi mereka kelapangan dalam nafkah serta gemar bersenda gurau. Hingga pernah beliau berlomba lari dengan Siti Aisyah Ummul Mukminin ra. sambil bercengkerama dan berkasih mesra dengannya. Begitulah kehidupan rumah tangga yang indah itu beliau bangun dengan segenap akhlak yang mulia.
Salah satu yang menjadi kebiasaan beliau adalah selalu mengumpulkan semua istrinya setiap malam di dalam satu rumah yang merupakan malam giliran beliau. Lalu adakalanya beliau makan malam bersama-sama mereka. Setelah itu masing-masing istri kembali ke tempatnya sendiri-sendiri (kecuali yang digilir oleh beliau). Begitulah beliau membangun kedekatan dengan masing-masing istri sekaligus mengokohkan hubungan antar mereka. Tak ada yang paling spesial bagi beliau, sebab semua sama dan mendapatkan haknya. Semua merasa dekat dekat beliau dan hubungan yang harmonis itu menjadi sumber kekuatan beliau untuk membangun peradaban umat yang mulia ini.
Beliau juga menyempatkan diri untuk begadang dengan istrinya sebelum tidur, sebuah kebiasaan yang bisa menguatkan hubungan, menghilangkan sekat dan meminimalisir problem rumah tangga, sebab sang istri bisa menumpahkan semua perasaannya dalam suasana privasi yang dibangun atas dasar saling memahami.
Nah, setelah kita melihat tuntunan dari sang Rasul mulia, mari kita aplikasikan dalam kehidupan rumah tangga kita. Jagalah romantisme itu agar abadi sepanjang kehidupan. Biasakan tidur satu ranjang dengannya, makan sepiring berdua, minum segelas berdua, menciumnya dan membelainya, mandi bersama, membantu pekerjaannya, memberikan hadiah, mengajak refreshing ke luar kota, memanggil dengan panggilan kesayangan, bahkan menyediakan waktu spesial untuk berdua saja. Semua hal ini pernah dilakukan Rasulullah saw dan bisa anda jadikan inspirasi untuk membangun rumah tangga anda agar senantiasa terasa suasana sakinah, mawaddah wa rahmah.
Selamat mencoba, semoga rumah tangga anda dipenuhi kedamaian, semerbak wangi surga di dalamnya, dan terlahir dari sana generasi mulia yang siap memuliakan agamanya.
Pati,
Pelayan SMPIT INSAN MULIA PATI JATENG
Fullday and Boarding School
nanangpati@yahoo.co.id