Entah mengapa,,,? Akankah ini Romadhan terakhirku?

Oleh : Ust. Mahfuz Abdul Rajak, S.Pd

Bismillahirrahmaanirrahiim……….

Assalamu’alaikum warahmatullohi wabarakatuh,

Alhamdulillah, pertama dan utama pujiku dan syukurku hanya untuk Allah ta’ala Tuhan semesta alam dengan segala ni’mat yang ku dapatkan. Tak lupa jua salamku dan dan doaku selalu tercurahkan kepada baginda Habibi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam dengan segala petunjuk yang diberikannya.

Sahabat hidayah yang dirahmati Allah ta’ala, saat ini mungkin saja kau tak sengaja membuka lembaran goresan ini, namun ku harapkan kau tak melewatinya sebelum hatimu tersentuh saat membacanya, iya! Ini adalah  goresan tinta untuk sebuah hati yang jernih, jernih untuk menerima semua nasehat kebaikan dari siapapun.

Baiklah sahabat, pernahkah terlintas dipikiranmu sebuah pertanyaan jika seorang ibu yang kau cintai akan meninggalkanmu selama-lamanya? Apa yang kau rasakan? Sedihkah? Sakitkah? Lantas apa yang akan kau lakukan? Coba bayangkan jika hal itu sangat membuatmu gundah tak tenang.

 Seperti itulah semua yang ada didunia akan berakhir dengan cepat tanpa disadari ataupun disadari sekalipun, akan tetapi sahabat hidayah yang dicintai Allah, kalau saja hati ini benar-benar hanya terisi nama sang Ilahi sangat tidak mungkin bisa merasakan rasa sakit yang berlebihan. Pesanku buat hati ini: sudahilah semua rasa yang membuatmu gundah! Karena itu tak ada manfaatnya bagimu, lakukanlah semua hal positif dan katakan; Allah bersamaku.!

Sahabat hidayah, mari kita lanjutkan! Cobalah kau pindahkan kondisi perasaan diatas kepada urusan akhirat yang utama lalu rasakan perbedaannya,!?!. Ketika waktu terus berputar, jam berganti jam, hari berganti hari, pekan berganti pekan, bulan berganti bulan, sampailah kita disuatu bulan dimana tidak ada bulan selainnya yang didalamnya terdapat banyak keutamaan, keberkahan bahkan ampunan dan maghfiroh dari sang Ilahi, pernahkah ini semua membuatmu bertanya: Apakah ini Ramadhan terakhir bagiku?

jika benar, maka sungguh beruntungnya kamu. Dengan sekedar pertanyaan ini membuatmu menjadi mulia, ya bagaimana bisa? Mari simak kisah dari hadits Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam berikut:

عَنْ أَبِيْ أَيُّوْبِ، قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ، فَقَالَ: يَا رَسُوْلُ اللهِ عَلِّمْنِيْ، وَأوْجِزْ، قَالَ: «إِذَا قُمْتَ فِيْ صَلَاتِكَ فَصَلِّ صَلَاةَ مُوَدَّعٍ، وَلَا تَكَلَّمْ بِكَلَامٍ تَعْتَذِرُ مِنْهُ، وَأَجْمِعِ اليَأْسَ عَمَّا فِيْ أَيْدِيَ النَّاسِ» سنن ابن ماجه 4171 وَأحمد 23498.

Artinya: Dikisahkan dari sahabat nabi Abu Ayyub -radiyallahu ‘anhu- berkata; Ada seseorang yang datang kepada Nabi shallallahu’alaihi wasallam untuk meminta wasiat lalu berkata: wahai Rasulullah ajarilah aku (suatu pelajaran atau amalan singkat yang dengannya aku bisa mengamalkannya), Rasulullah bersabda: “Jika engkau hendak berdiri untuk sholat, maka sholatlah sholat perpisahan, dan janganlah kamu mengatakan sesuatu yang membuatmu meminta maaf darinya, dan berlepas dirilah dari tangan manusia” (HR. ibnu Majah No 4171 dan Ahmad No 23498)

Sahabat hidayah, coba perhatikan wasiat nabi yang pertama: “Jika engkau hendak berdiri sholat, maka sholatlah sholat perpisahan”. Iya, sholatlah seakan-akan ini sholat yang terakhir bagimu didunia ini.

Sahabat hidayah yang tercinta, dari hadits ini para ulama menjelaskan; “sholatlah sholat perpisahan” redaksi ini umum untuk semua amalan ibadah, tidak semata-mata untuk sholat saja. Karena itu apabila kita qiyashkan dengan amalan yang sedang kita hadapi saat ini yaitu puasa romadhan, bulan yang mulia, bulan penuh berkah dan Rahmat Allah ta’ala. Maka sudah saatnya kita katakan; “Wahai jiwa puasalah seolah ini puasa romadhan terakhirmu”.!,lantas bagaimana? Apakah hanya dengan puasa menahan rasa lapar dan dahaga saja, tentu tidak.

Seorang mukmin yang jernih hati & imannya akan benar-benar memanfaatkan momen ini yang seolah ini puasa terakhirnya akan meningkatkan semua amalan ibadah dan kedekatan dirinya kepada sang pencipta subhanahu wata’ala (mulai dari amalan tilawahnya, sholatnya, dzikirnya, sedekahnya, ataupun doanya), karena itu dia ber’azam dan bertekad kuat menjadikan akhir hayatnya seperti yang difirmankan Allah ta’ala disurat Al-Muthoffifin ayat 26 berikut:

خِتَامُهُ مِسْكٌ. وَفِيْ ذَلِكَ فَلْيَتَنَافَسِ المُتَنَافِسُوْنَ

“…penutupnya adalah kasturi, Maka hendaknya orang-orang berlomba-lomba (untuk mendapatkannya). Harapan kita semua sahabat hidayah yag dicintai Allah, semoga saat nyawa kita dicabut oleh Allah ta’ala dan pada saat itu penutup amalan kita ialah dengan seaik-baiknya amal dan seindah-indahnya amalan. Aamiin ya robbal ’aalamin.

Tebarkan Kebaikan