(Edisi Tadabbur)
Surat Al Baqarah 247 :
{وَقَالَ لَهُمْ نَبِيُّهُمْ إِنَّ اللَّهَ قَدْ بَعَثَ لَكُمْ طَالُوتَ مَلِكًا قَالُوا أَنَّى يَكُونُ لَهُ الْمُلْكُ عَلَيْنَا وَنَحْنُ أَحَقُّ بِالْمُلْكِ مِنْهُ وَلَمْ يُؤْتَ سَعَةً مِنَ الْمَالِ قَالَ إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَاهُ عَلَيْكُمْ وَزَادَهُ بَسْطَةً فِي الْعِلْمِ وَالْجِسْمِ وَاللَّهُ يُؤْتِي مُلْكَهُ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ (247) }
Nabi mereka mengatakan kepada mereka, “Sesungguhnya Allah telah mengangkat Talut menjadi raja kalian.” Mereka menjawab, “Bagaimana Talut memerintah kami, padahal kami lebih berhak mengendalikan pemerintahan daripadanya, sedangkan dia pun tidak diberi kekayaan yang cukup banyak?” Nabi (mereka) berkata, “Sesungguhnya Allah telah memilihnya menjadi raja kalian dan menganugerahinya ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa” Allah memberikan pemerintahan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Mahaluas pemberian-Nya lagi Maha Mengetahui.
Kecintaan manusia terhadap harta seakan menjadi identitas abadi manusia-manusia yang rakus terhadap dunia dan terlena dari hakikat yang sebenarnya. Cerita kelam ini ternyata tdk hanya terjadi pada era modern ini, namun jauh sebelum manusia-manusia modern ini eksis, para pendahulu mereka sudah dijadikan profil dalam Alquran.
Bani Israil yang diceritakan ini hidup 1000 tahun setelah Nabi Musa as. Keterpurukan mereka yang disebabkan ketidaktaatan kepada Allah swt belum juga menjadikan mereka sadar dan cerdas dalam menyikapi kehidupan. Setelah lama mereka berharap akan hadirnya seorang pemimpin ratu adil yg akan mengentaskan mereka dari keterpurukan itu, maka Allah-pun mengabulkan permohonan mereka. Melalui lisan Nabi mereka Allah menunjuk Talut sebagai pemimpin yang dijanjikan akan mengantarkan mereka menuju kemajuan. Namun, ketika didapati Talut hanyalah orang biasa yang tidak mempunyai harta, bukan berdarah biru, muncullah penyakit mereka. Apa penyakitnya? MATERIALIS. Dengan serta merta mereka menarik loyalitas kepada pemipinnya hanya dikarena tidak punya harta.
Fenomena ini yang di era demokrasi ini sering terlihat. Bagaimana mimpi mempunyai pemimpin yang adil, amanah, mensejahterakan dengan ilmu dan kemampuan lainnya yang dimiliki hilang begitu saja hanya karena tidak mampu membagi uang kepada calon pemilih. Kebaikan2 calon pemimpin itu seakan hilang tak berbekas hanya karena tidak punya harta.
Apa dampak sikap seperti ini?
Di bawah kepemimpinan Talut ini Bani Israil berhasil mengalahkan Jalut, namun tidak terelakkan, banyaknya masyarakat yg menjual idealismenya. Mereka berguguran sebelum berperang dan hanya menjadi penonton dalam gegap gempitanya jihad di jalan Allah hanya karena pehaman yg salah terhadap harta.
Semoga Allah hadirkan pemimpin-pemimpin yang adil di negeri ini melalui masyarakat yang semakin kuat keimanannya dan semakin kokoh pembelaannya terhadap agama ini.
Pati, 27 Januari 2019
Alfaqir
Nanang Kosim