Imam Hanafi

Yang Hatam 7000 kali Dalam Hidupnya

Namanya adalah Numan bin Tsabit bin Zuta bin Mahan at-Taimi, lebih terkenal dengan sebutan Imam Abu Hanifah, dilahirkan di Kufah pada tahun 80 H/699 M. Ayahnya adalah seorang pebisnis yang sukses di Kota Kufah, tidak heran kita mengenal Imam Abu Hanifah sebagai seorang pebisnis yang sukses pula mengikuti jejak sang ayah.

Sebagaimana kebiasaan orang-orang shaleh lainnya, Abu Hanifah juga telah menghafal Alquran sedari kecil. Di masa remaja, Imam Abu Hanifah mulai menekuni belajar agama dari ulama-ulama terkemuka di kota Kufah. Ia sempat berjumpa dengan sembilan atau sepuluh orang sahabat Nabi semisal Anas bin Malik, Sahl bin Said, Jabir bin Abdullah, dll.

Saat berusia 16 tahun, Abu Hanifah pergi dari Kufah menuju Mekah untuk menunaikan ibadah haji dan berziarah ke kota Nabi saw, Madinah al Munawwaroh. Dalam perjalanan ini, ia berguru kepada tokoh tabiin, Atha bin Abi Rabah, yang merupakan ulama terbaik di kota Mekah.

Disamping sebagai seorang ahli fiqh yang masyhur, kecintaannya kepada Alquran sangat luar biasa. Waktu malamnya bukan diisi dengan tidur, melainkan untuk beridah kepada Allah swt. beliau hanya tidur sebentar di waktu antara dzuhur dan ashar di musim panas dan di awal malam ketika musim dingin. Beliau selalu melaksanakan shalat isya dan subuh dengan satu wudhu. Waktu ini beliau manfaatkan untuk melaksanakan shalat malam dengan menghatamkan Alquran dalam satu rakaat shalat. Beliau melakukan hal ini selama 40 tahun kehidupan beliau. Sering juga beliau mengulang-ulang satu ayat sambil berlinang air mata sampai terbit fajar.

HIKMAH

  1. Begitulah keshalihan seorang Imam Hanafi. Beliau ssangat menikmati indahnya ayat-ayat Alquran di malam hari sehingga dalam kenikmatan itu tenggelam dalam kenikmatan beribadah kepada sang Pencipta. Bagi pecinta Alquran, waktu yang panjang akan terasa pendek ketika keindahan ayat-ayat itu menghujam di dalam hati. Bagi orang yang cinta Alquran, membaca Alquran akan terasa asyik. Idealnya seorang muslim tidak lepas dari membaca Alquran minimal 1 juz sehari dan mengkhatamkan Aquran tidak lebih dari satu bulan. Dengan perasaan cinta, 1 juz sehari itu tentunya akan terasa sangat ringan. Hanya memanfaatkan 30 menit dari 24 jam bagi yang bacaannya lancar. Tentu hal ini belum tidak seberapa dibandingkan kegiatan membaca pesan singkat melalui gadget atau update status yang bisa jadi apabila diakumulasikan memakan waktu lebih dari 30 menit.
  2. Malam adalah waktu yang istmewa bagi ahlul Quran. Di saat kebanyakan manusia menghabiskan waktunya untuk tidur, mereka bangun untuk membaca surat cinta dari Allah swt. menikmati hentakan demi hentakan, nasihat dna teguran yang akan membimbinngnya meraih kebahagiaan hidup. Inilah yang menjadi pembeda sehingga meningkatkan derajat ahlul Quran. Menikmati keindahan lantunan ayat Allah swt di waktu yang sunyi tentunya akan mampu memberikan sentuhan jiwa yang sangat dalam sehingga menjadikan ahlul Quran berjiwa lembut, hatinya selalu tertaut dengan sang pencipta kehidupan. inilah yang menjadikan Alquran rela memberikan syafaat sebagai apresiasi atas kepayahannya menahan kantuk, mengganti waktu yang seharusnya untuk beristirahat ditukar dengan munajat kepada sang pencipta.

÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷
Pati, 8/5/2021
Pelayan SMPIT Insan Mulia Pati
nanangpati@yahoo.co.id

Tebarkan Kebaikan