Imam Syafii

Khatam Alquran 60 kali di bulan Ramadhan

=====================

Nama lengkapnya adalah Muhammad bin Idris bin al-Abbas bin Utsman bin as-Syafi bin as-Saaib bin Ubaid bin Abdi Yazid bin Hasyim bin al-Muththalib bin Abdi Manaf al-Qurasyi. Memiliki kunyah Abu Abdillah, akan tetapi lebih dikenal dengan sebutan Imam Syafii. Nama itu diambil dari nama kakek beliau, daripada nama panggilan beliau.

Sebelum Imam Syafii lahir, kedua orang tuanya tinggal di kota Madinah. Kemudian karena suatu hal, pindah ke daerah Asqolan, sebuah kota di sebelah barat daya kota Palestina, dekat dengan wilayah Gazza, Palestina. Sang ayah wafat, ketika Syafii baru lahir. Imam Syafii pada tahun 150 H/767 M, yaitu tahun yang sama dengan wafatnya Imam Abu Hanifah. Kecerdasan Syafii terlihat sejak usia belia. Beliau belajar menulis dan membaca disamping belajar dan menghafal Alquran hingga pada usia tujuh tahun, beliau sudah hafal keseluruhan isi Alquran. Selain hafal Alquran, pada usia 9 tahun ia juga telah hafal kitab Muwattha’ yang merupakan kitab hadis-hadis hukum yang dikumpulkan oleh Imam Malik.

Kedekatan Imam Syafi’i dengan Alquran diakui pada masanya. Beberapa riwayat menceritakan, sebagaimana disebutkan oleh muridnya Ar-Rabi’ bin Sulaiman,

كَانَ الشَّافِعِيُّ يَخْتِمُ القُرْآنَ فِي شَهْرِ رَمَضَانَ سِتِّيْنَ خَتْمَةً

Artinya : “Imam Syafi’i biasa mengkhatamkan Alquran di bulan Ramadhan sebanyak 60 kali.”

Bayangkan, Imam Syafi’i berarti mengkhatamkan Al-Qur’an sehari dua kali. Ditambahkan oleh Ibnu Abi Hatim bahwa khataman tersebut dilakukan dalam shalat.
Bahr bin Nashr beliau berkata : aku belum pernah mendengarkan orang yang melantunkan Alquran dengan suara yang lebih bagus dari Imam Syafii. Karena bagusnya bacaan beliau sehingga ketika mereka rindu dengan suasana haru yang membikin menangis, maka mereka akan mendatangi Imam Syafii dan meminta beliau membacakan Alquran di hadapan mereka. Sesampainya disana, maka beliau segera membuka mushaf dan membaca di hadapan orang-orang yang hadir. Tatkala melihat isak tangis semakin banyak, maka beliaupun mengakhiri bacaannya.

Imam Syafii membagi waktu malamnya menjadi tiga bagian, sepertiga untuk menulis, sepertiga untuk shalat malam dan sepertiga untuk istirahat. Dalam shalat malamnya beliau selalu membaca Alquran tidak kurang dari delapan puluh ayat dan tidak lebih dari seratus ayat. Ketika sampai pada ayat-ayat rahmat beliau berdoa untuk dirinya dan orang mukmin semuanya. Sedangkan ketika berteu dengan ayat-ayat adzab beliau memohon perlindungan untuk dirinya dan orang mukmin semuanya.
Begitulah keshaihan seorang yang alim dan sangat dekat dengan Alquran. Hari-harinya selalu dihiasi dengan ayat-ayat Alquran, membuat karya yang dapat dinikmati tidak hanya untuk dirinya sendiri, bahkan orang-orang yang ada di sekitarnya turut serta menikmati keindahan Alquran dari bacaan maupun karya tulis dan perilakunya sehari-hari. Beliau juga selalu mengkhuhsuskan bulan Ramadhan untuk Alquran dengan memperbanyak membacanya serta meninggalkan aktifitas keilmuan beliau.

HIKMAH

  1. Profil Imam Syafii adalah bukti kesuksesan seorang ibu dalam mendidik anak. Perhatian beliau kepada Alquran menjadikan snag Imam hafal Alquran di usia yang masih sangat belia. Inilah seharusnya pondasi pendidikan generasi muslim. Menjadikan Alquran sebagai pondasi utama dalam mendidik dan mendesain kurikulum pendidikan. Sebagaimana hadis Rasulullah saw. :

أَدِّبُوْا أَوْلاَدَكُمْ عَلَى ثَلاَثِ خِصَالٍى : حُبّ نَبِيِّكُمْ , وَحُبّ أَهْلِ بَيْتِهِ , وَ تِلاَوَة الْقُرْآنِ…. .(رواه الطبرانى

Artinya: “Didiklah anak-anakmu pada tiga perkara: Mencintai Nabimu, mencintai ahli baitnya dan (cinta) membaca Al- qur’an (HR. At-Thabrani)

  1. Kesuksesan mendekaatkan anak dengan Alquran di usia belia akan memberikan pondasi karater yang kokoh dalam diri anak sehingga ketika dewasa mereka akan selalu terkait dengan Allah swt melalui firman-Nya. Hal ini tentunya tidak hanya sekedar mengejar target khatam atau selesai bersama Alquran dengan diterimanya sertifikat, namun lebih dari itu anak dibimbing untuk istiqamah bersama Alquran dengan fasilitas yang mempelajari tafsir dan ilmu lain yang terkait. Kokohnya pondasi pendidikan ini akan mengantarkan anak berkarakter dan mampu menemukan potensi dirinya. Mereka tidak harus menjadi ustadz, namun Alquran akan membimbingnya ketika ketika ditakdirkan menjadi ilmuwan, ekonom, sosiolog atau pemimpin. Bahkan ketika Allah swt mentaqdirkan mereka menjadi manusia biasa sekalipun, kalau bekal Alquran ada di dalam jiwanya insyaallah mereka akan mampu berpera mengisi ruang-ruang kosong dalam kehidupan dengan banyak inspirasi kebaikan dan keberkahan dari kitab yang mulia ini.
  2. Salah satu interaksi bersama Alquran adalah dengan mendengarkan. Hal ini pernah dilakukan oleh Rasulullah saw. dengan seorang sahabat yang bernama Abdullah bin Masud ra. Beliau memintanya membacakan Alquran hingga terlihat air mata bercucuran karena tenggelam dalam tadabbur ayat. Bagi sahabat Alquran, jadikanlah Alquran menjadi hiasan kehidupan. dalam kondisi bersemangat bacalah Alquran sebanyak-banyaknya. Bisa juga sekali waktu mencoba menghatamkan Alquran dalam waktu yang secepat-cepatnya, terutama di bulan Ramadhan. Ketika sedang tidak bersemangat membaca, usahakanlah tetap bersama Alquran dengan mendengarkan. Sembari beraktifitas bisa juga mendengarkan murattal Alquran yang dengan mudah kita dapatkan dari channel youtube atau lainnya. Dalam kondisi mendengarkanpun merasa malas, jang biarkan hati ini kering dari Alquran. Carilah nasihat atau taujih Alquran agar bisa segera bangkit dari keterpurukan iman. Ketika hal inipun tidak mampu dilaksanakan, perbanyaklah istighfar. Barangkali ada dosa yang sampai menghalangi hati yang seharusnya terkait dengan kesucuian Alquran, namun menjadi terasa berat dan jangan biarlah hati ini menjauh sedetikpun.

÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷
Pati, 10/5/2021
Pelayan SMPIT INSAN MULIA PATI
nanangpati@yahoo.co.id

Tebarkan Kebaikan