KEMATIAN YANG DIRINDUKAN

Allah swt. berfirman :

(یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسۡلِمُونَ)

Artinya :
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kalian mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. [Surat Ali ‘Imran 102]

Ibarat sebuah perjalanan panjanh, itulah kehidupan ini. Lika-likunya kehidupan akan berakhir dengan sebuah peristiwa yang disebut kematian. Semua orang pasti akan sampai diakhir kehidupan tersebut. Suka ataupun tidak suka. Hari ini atau besok. Ketika masih muda maupun nanti ketika sudah tua. Yang jelas waktu itu pasti akan menghampiri.

Karena peristiwa ini adalah akhir yang menentukan, maka hendaknya dipersiapkan dengan sebaik-baiknya agar berakhir dengan sebaik-baiknya kondisi. Maka, Allah swt. berpesan agar setiap orang beriman mampu mengakhiri kisah indahnya di dunia dengan keindahan kematian. Dan seindah-indahnya kematian adalah ketika jiwa ini tetap teguh dalam ke-Islaman. Bagaimana agar kita mampu meraih hal itu? Jawabannya adalah taqwa.

Taqwa yang terwujud dalam ketaatan total kepada Sang Pencipta. Kejernihan jiwa yang tercermin dalam ketaatan tanpa adanya pembangkangan sedikitpun. Selalu ingat akan sang pencipta tanpa pernah melupakan sedikitpun. Dzikir dalam berbagai kondisi baik berdiri, duduk maupun berbaring. Dzikir kepada Allah dimanapun berada, baik di masjid, di pasar, di kantor, bahkan ditengah perjalanan. Tak ada sedikitpun celah yang hati ini bergeser dari Allah swt.

Taqwa itu juga tercermin dalam sikap mensyukuri semua karunia-Nya tanpa sedikitpun kufur, tidak tau berterima kasih kepada Sang Maha Pemberi. Gak tahu diri, bahwa semua atas karunia-Nya.

Semua sisi kehidupan ini harus menjadi cerminan Islam, ketundukan total kepada Allah, Tuhan sekalian alam. Setiap kebaikan ini harus terus dijaga agar menjadi kebiasaan yang dilaksanakan dengan konsisten sepanjang hayat.

Ingat, bukankah kebiasaan itu yang akan menjadi akhir kehidupan seorang manusia. Bersungguh-sungguhlah untuk menjaga kebaikan demi kebaikan yang sudah diamalkan. Komitmen dengan nilai-nilai Islam dalam berbagai kondisi. Ketika sehat maupun sakit, ketika senggang maupun sempit, ketika dikeramaian maupun dalam kesendirian. Konsintensi itu yang inshaallah akan mengantarkan seseorang dalam kondisi kematiannya. Barang siapa yang hidup dalam satu kebiasaan, maka dia akan mati dalam kondisi kebiasaan yang dilakukannya itu dan dengan kondisi itu pula dia akan dibangkitkan (Ibnu Kasir).

Selain itu, satu faktor lagi yang mendukung kesuksesan dalam meraih kematian yang indah yaitu berteman dengan orang-orang yang baik. Teman akan mewarnai kondisi hidup sesorang. Ketika sering berkumpul dengan orang baik, maka diapun akan mampu menyuburkan kebaikan yang ada dalam dirinya. Tidak hanya di dunia, bahkan teman yang baik itu akan terus menemani sampai di akhirat ketika Allah menentukan balasan untuk semua amal yang dilakukan manusia. Pentingnya berteman dengan orang baik di dunia dan akhirat ini yang disampaikan para Nabi alaihimussalam.

Nabi Ibrahim as. pernah bedoa kepada Allah swt. agar dikumpulkan bersama orang-orang solih di dunia dan akhirat.
(رَبِّ هَبۡ لِی حُكۡمࣰا وَأَلۡحِقۡنِی بِٱلصَّـٰلِحِینَ)

Artinya :
(Ibrahim berdoa), “Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku hikmah dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh, [Surat Asy-Syu’ara 83]

Nabi Ya’qub as, merasa saking pentingnya menjaga kondisi ke-Islaman ini sampai didetik-detik menjelang wafat beliau wasiatkan kepada anak-anaknya agar berpegang teguh dengan jalan Islam.

(أَمۡ كُنتُمۡ شُهَدَاۤءَ إِذۡ حَضَرَ یَعۡقُوبَ ٱلۡمَوۡتُ إِذۡ قَالَ لِبَنِیهِ مَا تَعۡبُدُونَ مِنۢ بَعۡدِیۖ قَالُوا۟ نَعۡبُدُ إِلَـٰهَكَ وَإِلَـٰهَ ءَابَاۤىِٕكَ إِبۡرَ ٰ⁠هِـۧمَ وَإِسۡمَـٰعِیلَ وَإِسۡحَـٰقَ إِلَـٰهࣰا وَ ٰ⁠حِدࣰا وَنَحۡنُ لَهُۥ مُسۡلِمُونَ)

Artinya :
Adakah kalian hadir ketika Ya’qub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya, “Apa yang kalian sembah sepeninggalku?” Mereka menjawab, “Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu Ibrahim, Ismail, dan Ishaq, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya.” [Surat Al-Baqarah 133]

Demikian pula Nabi Yusuf as. Setelah kesuksesannya yang sangat fenomenal, melewati kisah hidup yang berliku, namun tetap saja beliau merindukan akhir hayat yang indah dalam kondisi membawa ke-Islamannya serta dipertemanankan dengan orang-orang solih di akhirat.

(۞ رَبِّ قَدۡ ءَاتَیۡتَنِی مِنَ ٱلۡمُلۡكِ وَعَلَّمۡتَنِی مِن تَأۡوِیلِ ٱلۡأَحَادِیثِۚ فَاطِرَ ٱلسَّمَـٰوَ ٰ⁠تِ وَٱلۡأَرۡضِ أَنتَ وَلِیِّۦ فِی ٱلدُّنۡیَا وَٱلۡـَٔاخِرَةِۖ تَوَفَّنِی مُسۡلِمࣰا وَأَلۡحِقۡنِی بِٱلصَّـٰلِحِینَ)

Artinya :
Ya Tuhanku, sesungguhnya Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebagian kerajaan dan telah mengajarkan kepadaku sebagian ta’bir mimpi. (Ya Tuhan) Pencipta langit dan bumi, Engkaulah pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang saleh.[Surat Yusuf 101]

Demikian pula Rasulullah saw, menjelang akhir hayat beliau terucap sebuah kerinduan akan akhir yang indah dan dalam kebersamaan dengan orang-orang yang baik. Nabi saw. ketika menjelang wafatnya berdoa :

اللَّهُمَّ الرَّفِيقَ الْأَعْلَى” قَالَهَا ثَلَاثًا

Artinya :
Ya Allah, (masukkanlah aku) ke dalam Rafiqul A’la (golongan orang-orang yang saleh yang menempati surga yang tertinggi). sebanyak tiga kali.

Di dalam sebuah hadis mengenai doa disebutkan:

اللَّهُمَّ أَحْيِنَا مُسْلِمِينَ وَأَمِتْنَا مُسْلِمِينَ، وَأَلْحَقْنَا بِالصَّالِحِينَ، غَيْرَ خَزَايَا وَلَا مُبْدِّلَيْنِ

Artinya :
Ya Allah, hidupkanlah aku dalam keadaan muslim, dan matikanlah aku dalam keadaan muslim, dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh, bukan orang-orang yang kecewa dan bukan pula orang-orang yang diganti.

Inilah kesempurnaan nikmat yang senantiasa dirindukan orang-orang mulia. Ketenangan dalam Islam di kehidupan dunia serta kebersamaan dengan orang-orang solih di akhirat. Sungguh nikmat yang paripurna.

Semoga Allah swt karuniakan kepada kita kenikmatan dan kemuliaan ini. Amin.

Pati, 28/8/2020b
Pelayan SMPIT INSAN MULIA BOARDING SCHOOL PATI#nanangpati@yahoo.co.id

Tebarkan Kebaikan