====================
Inspirasi Qur’ani
Membangun Keluarga Samawa
08 Ramadhan 1443 H
10 April 2022 M
Allah swt berfirman :
{ وَمَرۡیَمَ ٱبۡنَتَ عِمۡرَ ٰنَ ٱلَّتِیۤ أَحۡصَنَتۡ فَرۡجَهَا فَنَفَخۡنَا فِیهِ مِن رُّوحِنَا وَصَدَّقَتۡ بِكَلِمَـٰتِ رَبِّهَا وَكُتُبِهِۦ وَكَانَتۡ مِنَ ٱلۡقَـٰنِتِینَ }
Artinya : dan Maryam putri Imran yang memelihara kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari roh (ciptaan) Kami; dan dia membenarkan kalimat-kalimat Tuhannya dan kitab-kitab-Nya; dan adalah dia termasuk orang-orang yang taat. [Surat At-Tahrim: 12]
Ayat ini bercerita tentang seorang wanita mulia yang kisahnya abadi di dalam Al Qur’an. Sejak kecil didik oleh seorang Nabi, waktunya dihabiskan untuk mengabdikan diri kepada Tuhannya di mihrab solatnya. Kehidupannya begitu indah hingga akhirnya Allah swt memberikan karunia yang menggemparkan. Beliau hamil tanpa dikaruniai seorang suami. Kehamilannya sangat menggemparkan, juga sempat mengguncangkan jiwanya, namun iman dan ke-istiqamahan menjadikan namanya harum dikenang zaman dan diabadikan dalam kisah-kisah wanita istimewa. Yang menarik dari kisah beliau bukan masalah hamil tanpa suami, namun hakikatnya adalah kehebatan beliau menjaga kesucian jiwa dan diri, menjaga kehormatan tanpa mau didekati laki-laki yang tidak halal baginya. Sampai ketika malaikat Jibril datang menghampirinya seketika dia menghalau dengan nama Allah swt.
{ قَالَتۡ إِنِّیۤ أَعُوذُ بِٱلرَّحۡمَـٰنِ مِنكَ إِن كُنتَ تَقِیࣰّا }
Artinya : Maryam berkata, “Sesungguhnya aku berlindung darimu kepada Tuhan Yang Maha Pemurah, jika kamu seorang yang bertakwa.” [Surat Maryam: 18]
Lihatlah bahasanya, sangat menunjukkan kedekatannya yang luar biasa kepada Tuhannya. Inilah yang menjadi dia betul-betul tidak tersentuh oleh seorang laki-laki-pun selama hidupnya. Kemuliaannya bukan karena wajah yang cantik, juga bukan karena keturunan orang hebat, namun kamuliaan itu terabadikan karena kesungguhannya menjaga kehormatan diri.
Inilah sesungguhnya hakikat kemuliaan di sisi Allah SWT. Penghambaan sejati seorang hamba adalah ketika dengan sepenuh kerelaan menjadikan dirinya seorang hamba di sisi sang pencipta, menaati semua aturannya, berkomitmen menjaga hukum-hukum-Nya dalam kehidupan.
Perlu kita pahami, bahwa pasangan hidup itu hanya ujian bagi seorang hamba, sebagaimana firman Allah SWT :
{ یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوۤا۟ إِنَّ مِنۡ أَزۡوَ ٰجِكُمۡ وَأَوۡلَـٰدِكُمۡ عَدُوࣰّا لَّكُمۡ فَٱحۡذَرُوهُمۡۚ وَإِن تَعۡفُوا۟ وَتَصۡفَحُوا۟ وَتَغۡفِرُوا۟ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَفُورࣱ رَّحِیمٌ }
Artinya : Hai orang-orang mukmin, Sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu Maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka; dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [Surat At-Taghabun: 14]
Dalam ayat lain, Allah swt membahasakannya dengan mata’ul hayatid dunya (perhiasan kehidupan dunia). Karena hanya sebuah perhiasan, maka keberadaannya tidak harus ada. Adanya menjadikan kehidupan semakin indah, kalau toh tidak ada, tidak akan mengurangi keutamaan hidup di sisi-Nya. Sebagaimana perhiasan yang berupa pakaian, jam tangan, gelang, bedak, gincu, dan lainnya, kalau itu ada semakin menambah ketampanan/kecantikan seseorang namun tanpa itupun tetap terlihat sebagai seorang manusia yang tidak kekurangan suatu apapun.
Namun perlu diingat bahwa keberadaan perhiasaan ini bisa jadi justru menjadi sumber kehinaan seseorang di sisi Allah SWT. Inilah fitnah yang dimaksudkan di dalam surat At Taghabun; 14. Betapa banyak orang yang terjerumus justru disebabkan karena pasangan hidupnya. Orang yang dulunya baik, namun berubah buruk karena pasangannya.
Di sisi lain juga tidak ada jaminan bahwa ketika ada pasangan berubah menjadi semakin baik. Istri Nabi Nuh as. dan Nabi Luth as. adalah contoh manusia-manusia yang sangat dekat dekat sumber ilmu. Tidak lagi dengan ulama, bahkan mereka sekamar dengan seorang Nabi, namun hal itu tidak menjamin datangnya hidayah kepada mereka sehingga sama sekali hal itu tidak menjamin melianya seseorang di hadapan Allah SWT.
Melihat hal ini, saya ingin menyampaikan bahwa ujian berupa belum datangnya pasangan hidup yang kita dambakan harus kita lihat dari sisi kemuliaan di sisi Allah SWT, bukan sekedar tercapainya opsesi kehidupan seorang hamba yang belum tentu itu menjadi sebab datangnya hidayah di dalam dirinya. Selama kondisi ini dilandasi kesadaran bahwa kita sedang menjalani taqdir Allah SWT dan disertai dengan rasa syukur yang dalam kepada-Nya tentu akan menyebabkan turunnya ketenangan di dalam jiwa. Selanjutnya, karena hidup ini terus berjalan tidak ada gunanya meratapi kondisi sebab itu bukan solusi. Sibukkanlah diri dengan berbagai aktifitas lain yang lebih bermanfaat agar hidup semakin mulia. Selain contoh dari kehidupan Maryam, bukankah Nabi Isa as. juga tidak menikah hingga diangkat ke langit. Bukankah ada pula ulama’ yang memilih hidup tanpa pendamping tanpa kehilangan keulamaannya. Tercatat dalam sejarah para ulama yang melewati hidupnya tanpa pendamping, ada Ibnu Jarir at Thabari sang ulama tafsir, Imam An Nawawi sang ulama fiqih, Imam As Zamakhsari, pakar tafsir dan bahasa. Ada pula Imam Ibnu Taimiyah yang meninggalkan sekitar 500 karya tulisnya. Di kalangan perempuan kita menemukan ada Rabiah Al Adawiyah, seorang sufi yang menolak lamaran seorang ulama besar Imam Hasan Al Basri. Beliau memutuskan hidup sendiri dan menumpahkan kecintaannya kepada sang pemilik cinta sejati, Allah swt.
Luar biasa bukan? Hal ini semakin memahamkan kita bahwa hidup ini untuk dinikmati, bukan diratapi. Menikah itu bukan hakikat kehidupan, sebab hakikat sesungguhnya adalah kehidupan dalam naungan Ridha Allah SWT dan meninggalkan dunia ini dengan kenangan-kenangan indah yang akan selalu memanjangkan pahala kebaikan untuk dirinya.
Bagi kalian yang ditakdirkan Allah SWT belum menemukan jodoh, mari kita lapangkan hati dengan dua hal ini :
Pertama, yakini bahwa ini adalah takdir terindah dari Allah SWT untuk anda. Dia pasti menginginkan yang terbaik, tidak mungkin Dia menjadikan takdir yang jelek untuk hamba-Nya. Perasaan tawakkal ini akan melapangkan jiwa sembari terus menanamkan perasaan optimis bahwa jodoh tidak ada keliru. Bisa jadi Dia akan mempertemukan jodoh anda di usia ke empat puluh, atau lima puluh, atau enam puluh. Semua serba mungkin, sebab tidak ada yang mustahil bagi-Nya. Atau kalau toh di dunia ini Dia tidak menghendaki anda bertemu dengan jodoh anda, yakinlah bahwa di surga sudah menanti bidadari bermata jeli yang lebih sempurna dari pada wanita dunia.
- Hidup ini adalah pilihan, mau kita ukir seperti apa tergantung kita. Termasuk diri kita, mau hidup seberapa lama tergantung kita. Kalau kita mampu mengoptimalkan apa yang telah diberikan oleh-Nya tentu kehidupan ini semakin terasa indah. Dan yang jelas, ketika kita sudah meninggal apakah mau benar-benar tutup usia dan sejarah kita atau mau dikenang sepanjang zaman. Lihatlah para ulama’ di atas. Ribuan tahun beliau sudah meninggal, namun namanya terus dikenang sepanjang umur kehidupan. Ilmu memberikan manfaat bagi umat hingga hari kiamat. Ide-ide kebaikannya menginspirasi setiap relung hati. Lihatlah orang yang menyisihkan sebagian hartanya untuk beramal jariyah, jejak kebaikannya mengalirkan pahala yang tiada henti hingga selesainya dunia ini. Inilah hidup sesungguhnya. Oke lah, kita bukan ulama’ besar, kita juga bukan orang kaya yang bisa mewakafkan berhektar-hektar tanah. Namun ingatlah saudaraku, banyak amalan kecil yang berdampak besar di sisi Allah SWT. Sandal Bilal bin Rabah terdengar di surga hanya karena istiqamah menjaga kesucian diri dan salat sunat setelah wudhu. Ingat sang pelacur yang memberi minum anjing? Ternyata rasa kasih sayang kepada semua makhluk itu yang menjadi turunnya Rahmat Allah SWT.
Jadi saudaraku, mari tersenyum. Pahami bahwa hidup ini arena perlombaan untuk menjadi hamba terbaik. Teruslah jaga hati. Jaga kehormatan diri. Jaga keyakinan. Siapa tahu Allah SWT berkehendak memuliakan anda dengan cara ini. Bisa jadi Dia lebih tahu bahwa anda yang dalam keadaan sendiri ini lebih baik dari pada anda yang hidup dengan seorang pendamping. Tersenyumlah !!!!
====================
Pati,
Pelayan SMPIT INSAN MULIA PATI, JATENG
Fullday and Boarding School
nanangsmpit@gmail.com