Macam-macam Hafidz

MACAM MACAM HAFIDZ

  1. Hafidz Setoran

Ini merupakan kategori Hafidz yg paling banyak terdapat dimana-mana, hanya selesai setoran 30 juz saja tapi setelah itu banyak yang hilang, yang tersisa hanya sebagian kecil saja. Hal tersebut disebabkan karena kurangnya semangat untuk memuraja’ah, atau karena kesibukan, atau karena targetnya hanya ingin selesai setoran saja (pernah menghafal). Hafidz semacam ini sering mengalami futur karena bebannya terlalu besar dan merasa hafalannya tidak lengket-lengket sehingga mudah mengantuk dan putus asa. Alangkah nikmatnya jika ia menghafal sedikit-sedikit kemudian menguatkannya dan terus menjaganya, sambil menambah yang baru. Karena muraja’ah itu wajib sementara menambah hafalan baru itu sunnah.

  1. Hafidz Pesantren

Hafidz kategori ini biasanya rajinnya ketika di Pesantren saja, dan akan lalai ketika berada di luar pesantren atau ketika liburan pulang kampung. Kadang tidak itu saja, di Pesantren pun ia rajin ketika di hari aktif saja, dan di saat libur akhir pekan sdh terlihat bibit-bibit kelalaian itu. Hafidz kategori ini sangat mengkhawatirkan, ia butuh lingkungan yg mendukung dan support dari orang-orang sekitarnya jika ingin tetap terjaga hafalannya.

  1. Hafidz Musabaqah

Hafidz kategori ini tidak dipungkiri lagi dari segi keindahan suara dan kelancaran di atas rata-rata. Kegiatannya berpindah2 dari satu tempat ke tempat yg lain, dari satu daerah ke daerah yg lain dlm rangka mengikuti musabaqah.

  1. Hafidz Sejati

Hafidz kategori ini yang harus kita contoh. Dia akan terus menjaga Al Qur’an hingga maut yang memisahkan, tidak terpengaruh tempat atau waktu, tidak terpengaruh apakah dikontrol oleh Ustadznya atau tidak, tidak terpengaruh dengan hari libur, tidak mengharap pujian, dan kesehariannya selalu diikuti komitmen yg kuat dari dalam dirinya sendiri.

Akhlaqnya baik, karena ia selalu berusaha mengamalkan ayat-ayat yang ia hafalkan. Hafalannya menjadi wirid harian dan bacaan shalatnya yang panjang. Kalaupun ia mengikuti Musabaqah bukan karena mengejar hadiah dan popularitas, tetapi karena menjadikannya sebagai sarana untuk menguatkan hafalannya.

Semoga kita semua digolongkan menjadi Ahlul Qur’an yang Istiqomah hingga maut memisahkan kita, Aamiin.

Tebarkan Kebaikan