MENGENAL PROGRAM TAHFIDZUL QURAN SMP IT INSAN MULIA PATI (bag. 3 Kegiatan Santri)

SMPITINSANMULIA.SCH.ID – Fajar belum menyingsing ketika para santri mulai terbangun untuk mengambil air wudhlu. Sebagai kegiatan rutin “santapan rohani”, Qiyamul Lail berjamaah selalu dirinduan. Dalam kondisi masih mengantuk, mereka bergegas untuk berkumpul bersama menunaikan ibadah para salafush shaleh ini. Sholat Malam memang tak bisa dipisahkan dari mereka para penghafal qur’an.

Sementara itu, di aula tampak musrif telah siap menyambut. Di gedung baru Wonosekar, memang masjid belum berdiri. Santri masih memanfaatkan fasilitas aula untuk kegiatan sholat malam. Sifaat qonaah dan bersungguh-sungguh, selalu ditanamkan. Meskipun kondisi bangunan fisik belum ideal, tidaklah mengerutkan semangat santri tahfidz SMP IT INSAN MULIA PATI. Sejak masuk program kelas tahfidz, mereka telah berazzam untuk hafidz 30 juz dan menjadi generasi rabbani yang qurani. Berbalut kesederhaan fasilitas, kegiatan pembinaan ruhiyah dalam majelis Qiyamul Lail tetap dilakukan. Mereka terkadang bergantian menjadi imam sholat, terkadang pula bersama musrif, atau dengan teman satu kelompok. Tujuannya agar ada ta’awun dan membangun ukhuwah sesama penghafal quran.

Sembari menunggu azan subuh, tampak beberapa santri bermurajaah (mengulang hafalan lama). Beberapa tampak berziyadah (menambah hafalan) juz baru yang anti akan disetoran di musrif bakda sholat subuh. Usai setoran hafalan berkelompok bersama musrif (bakda subuh), santri kembali ke asrama masing-masing untuk bersih-bersih diri menuju sekolah. Kegiatan bersama al quran, baik setoran maupun murajaah, dalam waktu hari dibagi menjadi beberapa waktu : Fajar ketika qiyamul lail, bakda subuh, halaqah quran diantara jam sekolah, serta bakda magrib.

Bel sekolah berbunyi. Tanda santri memasuki waktu untuk ke kelas dan mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah. Tapi ada yang beda dari kegiatan sekolah pada umumnya. Kalau biasanya siswa langsung masuk kelas untuk mengikuti jam pertama, lain halnya dengan santri tahfidz. Mereka memulai sekolah dengan sholat dhuha dan dzikir pagi. Ya, Alloh yang didahulukan. sekaligus berdo’a semoga diberikan kemudahan dan berkahnya ilmu. Setelah dzikir pagi, tak lupa ada Tausiyah pendek kepada santri yang semakin memotivasi. Ibarat akan melaju dengan kendaraan, mereka sudah diisi bahan bakar dan perbekalan full. InsyaAlloh akan terjaga semangat hingga pulang sekolah. Semangat pula untuk setoran hafalan baru bersama musrif, diantara jam belajar siang (halaqah quran siang).

***

Sholat ashar berjamaah telah ditunaikan. Tanda kegiatan pembelajaran di sekolah telah usai. Para santri kembali ke asrama masing-masing. Waktu antara ashar/pulang sekolah sampai menjelang magrib adalah waktu “bebas” untuk para santri. Mereka bisa memanfaatkan kegiatan sore untuk ikut kegiatan ekstra kurikuler, istirahat, bermain bola dan lain-lain. Yah sekedar merefresh kondisi penat tubuh. Meskipun berstatus sebagai santri, tidak lantas menjadikan mereka terkurung dan anti sosial. Bersosialisasi dan menjaga kebugaran tubuh juga penting.

Matahari mulai turun ke peraduan. Santri bersiap bersihkan diri untuk berkumpul bersama di aula untuk dzikir sore, lanjut dengan makan malam dan jamaah sholat magrib. Antara waktu magrib dan isya’ adalah waktu produktif mereka bersama al quran. Ini adalah waktu “terakhir” dalam satu hari untuk mensetorkan hafalan baru sekaligus setor hafalan lama lima halaman. Jadi santri harus benar-benar bisa memanfaatkan kesempatan ini.

Satu hal yang menjadi keunikan program tahfidz SMPI IT INSAN MULIA PATI adalah adanya kurikulum yang menggabungkan antara kurikulum nasional, kurikulum JSIT (Jaringan Sekolah Islam Terpadu), sekaligus memasukkan di dalamnya ngaji kitab klasikal ala pesantren. Kegiatan ngaji kitab, dilakukan bakda sholat isya sampai pukul 20.30 WIB. Selain itu, dalam satu minggu waktu bakda isya juga diselingi dengan pelaksanaan kegiatan mentoring, tahsin, sampai tambahan bahasa inggris. Selepas itu, santri biasanya tidak langsung tidur atau menganggur, tapi mereka belajar kelompok. Menyelesaikan tugas sekolah jika ada atau mempersiapkan pelajar esok hari. Satu ikhtiar yang cukup produktif untuk menghasilkan hafidz quran yang juga da’i dan daiyah, namun juga tetap memiliki prestasi akademis yang diakui.

Menuju tidur tampak beberapa mereka masih setia bersama al qur’an. Tampak mereka masih “komat-kamit” melantunkan ayat demi ayat, mentadabburi pesan quran, asyik bersama al qur’an. Hingga tak jarang kita temui, mereka tidak tidur tapi tertidur dalam murajaah quran. Berharap bermimpi, berhasil memberikan mahkota terindah untuk Ayah dan Ibu, kelak di akherat. Hari dimana al quran memberi syafaat kepada “sahabatnya”. Allohummarhamnaa bil qur’an. [TP/ZJ]

baca juga :

Tebarkan Kebaikan