Menghormati Guru, Kunci Keberkahan Ilmu

Akhir-akhir ini, ada beberapa fenomena mengenai siswa yang tidak menghormati seorang guru. Salah satunya yaitu fenomena murid yang menentang gurunya saat ia sedang ditegur karena membuat gaduh pembelajaran dikelas, bahkan ada yang dengan beraninya mengajak duel gurunya.

Tidak hanya saat pembelajaran tatap muka saja, saat pembelajaran jarak jauhpun sering kali ditemukan siswa yang tidak menghormati gurunya. Diantaranya, pada saat guru sedang menerangkan materi via zoom, ada saja siswa yang tidak memperhatikan gurunya, ada yang ditinggal tidur, ada yang ditinggal main game dan lain sebagainya. seakan-akan penjelasan guru tersebut tidak penting baginya.

Sungguh perbuatan ini, tidak pantas untuk dicontoh, terlebih bagi seorang yang sedang menuntut ilmu. bagaimana seorang penuntut ilmu bisa mendapatkan keberkahan sebuah ilmu, kalau gurunya saja tidak pernah dihormati sama sekali.

Lantas, Apa sih itu “keberkahan” ?

Dalam dunia pesantren, istilah tersebut sering kali diucapkan oleh romo-romo yai. Kata berkah (barokah) sendiri, menurut imam ghozali yaitu زِيَادَةُ الْخَيْرِ (bertambahnya nilai kebaikan). Ilmu yang berkah ialah ilmu yang dapat bermanfaat bagi dirinya dan bagi orang lain dan memberikan nilai kebaikan didalamnya.

Keberkahan sebuah ilmu harus dimulai dengan niat yang benar, yaitu mencari ridhonya Allah SWT, tidak dibenarkan seorang penuntut ilmu mencari ilmu atas dasar niat untuk mencari harta duniawi.

Dalam kitab “Ta’limul Muta’allim” karya imam az-zurnuji dijelaskan bahwasanya seorang penutut ilmu harus berniat (mencari ilmu) mencari ridho Allah SWT, mencari kehidupan Akhirat, menghilangkan kebodohan, baik kebodohan dirinya sendiri maupun kebodohan orang-orang bodoh lainnya, menghidupkan agama dan mempertahankan islam, karena islam itu bertahan dengan ilmu.

Selain niat, supaya mendapat keberkahan ilmu, maka seorang penutut ilmu harus menghromati gurunya. Hormat kepada guru merupakan kunci dalam meraih keberkahan sebuah ilmu. Imam Az-zurnuji juga menjelaskan perihal pentingnya menghromati seorang guru, berikut lafadznya :

اعلم بأن طالب العلم لا ينال العلم ولا ينتفع به إلا بتعظيم العلم وأهله وتعظيم الأستاذ وتوقيره.

Artinya : Ketahuilah ! seorang penuntut ilmu tidaklah mendapatkan ilmu dan tidak dapat memetik manfaat dari ilmu yang ia dapatkan, kecuali dengan mengagungkan ilmu dan ahlinya, mengagungkan dan menghormati seorang guru.

Dalam menghromati seorang guru, Sahabat Ali bin Abi Thalib yang mendapatkan julukan “babul ilmi” bahkan pernah berkata demikian :

أنا عبد من علمني حرفا واحدا، إن شاء باع وإن شاء أعتق وإن شاء استرق

Artinya : Aku adalah hamba dari orang yang mengajariku, meskipun satu huruf saja. Jika ia berkehendak, ia bisa menjual(ku). Jika berkehendak, ia bisa memerdekakan(ku). Jika ia berkehendak, ia bisa memperbudak(ku).

Ada cerita yang sangat masyhur mengenai penghormatan kepada guru, yaitu kisah Harun Ar-Rasyid. Dikisahkan Khalifah Harun Ar-Rasyid mengutus anaknya ke imam Al-Ashma’i untuk belajar ilmu dan adab. Suatu hari, Khalifah Harun Ar-Rasyid melihat Imam Al-Ashma’i berwudhu dan membasuh kakinya, sementara anak khalifah menuangkan air ke kakinya. Khalifah lantas menegur Imam Al-Ashma’i terkait hal itu, lalu ia berkata : “Aku mengutus anakku kepadamu kepadamu, semata-mata agar kau mengajarinya ilmu dan adab. Lalu kenapa kau tidak menyuruhnya menuangkan air dengan salah satu tangannya, dan membasuh kakimu dengan tangannya yang lain?”. Dari cerita tersebut, kita dapat menyimpulkan, betapa terhormatnya seorang guru.

Lantas, bagaimana sih cara menghormati seorang guru, supaya mendapatkan keberkahan sebuah ilmu ?

Imam Az-zurnuji menyebutkan beberapa contoh dalam menghormati seorang guru :

ومن توقير المعلم أن لا يمشي أمامه ولا يجلس مكانه ولا يبتدئ الكلام عنده إلا بإذنه، ولا يكثر الكلام عنده ولا يسأل شيئا عند ملالته ويراعي الوقت ولا يدق الباب بل يصبر حتى يخرج.

Artinya : termasuk diantara bentuk menghormati seorang guru ialah tidak berjalan didepannya, tidak menempati tempat duduknya, tidak memulai pembicaraan sebelum mendapatkan izinnya, tidak banyak berbicara, tidak bertanya apapun ketika ia merasa jemu, menjaga waktunya, dan tidak mengetuk pintunya, tapi bersabar menunggu sampai ia keluar.

Poin penting yang harus diperhatikan dalam mendapatkan keberkahan ilmu yakni jangan sampai membuat sakit hati seorang guru, karena hal tersebut merupakan kesalahan yang sangat fatal. Lantas bagaimana kalau seorang murid terlanjur melakukan kesalahan ?, hendaklah meminta maaf kepada guru tersebut dan meminta ridhonya. Karena tanpa ridho guru, murid tidak akan mendapatkan keberkahan sebuah ilmu.

Mari mulai dari sekarang, kita hormati guru-guru kita. Semoga dengan rasa hormat tersebut, kita mendapatkan ridhonya, sehingga ilmu yang kita dapat bisa barokah dan bermanfaat…aamiin

Cukup sekian artikel ini saya buat, Semoga artikel ini bisa bermanfaat bagi kita semua…aamiin

Oleh Ust. Mochammad Abdul Basyit, S.Pd

Tebarkan Kebaikan