÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷
Allah swt berfirman :
(وَقَالَ رَبُّكُمُ ٱدۡعُونِیۤ أَسۡتَجِبۡ لَكُمۡۚ إِنَّ ٱلَّذِینَ یَسۡتَكۡبِرُونَ عَنۡ عِبَادَتِی سَیَدۡخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِینَ)
Artinya : Dan Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Ku-perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina.” [Surat Ghafir 60]
Ayat ini adalah ayat terindah yang menunjukkan kasih sayang Allah swt yang tak terhingga kepada hamba-Nya. Kedekatan dan kasih sayang itu dicurahkan tanpa perantara dan tanpa syarat. Allah swt sendiri yang menyuruh hamba-Nya meminta dan Dia sendiri yang memberikan jaminan akan mengabulkannya tanpa syarat apapun sebagaimana janji-janji-Nya dalam kondisi yang lain. Dia berjanji melapangkan Rizki dengan syarat bertaqwa (QS.At Thalaq;2-3). Dia memberikan surga yang mengalir dari bawahnya sungai-sungai dengan syarat beriman dan beramal Solih (QS. Al Bayyinah;7-8), dan ayat-ayat yang lain. Bandingkanlah dengan ayat ini. Tanpa memberikan syarat apapun, Dia berjanji akan mengabulkan permintaan hamba-Nya. Indah bukan?
Lantunan doa adalah bukti penghambatan dari seorang hamba kepada tuannya. Sebab di dalam doa ada pengakuan kelemahan seorang hamba. Di dalam doa ada pengharapan. Di dalam doa ada ketergantungan. Di dalam doa ada rasa cinta. Di dalam doa ada ketundukan. Dan di dalam doa sesungguhnya terkumpul bukti tauhid seorang hamba dan menjadikan Allah swt sebagai satu-satunya Ilah (Tuhan) yang memang seharusnya semua makhluk bersandar kepada-Nya.
Hakikat penghambatan inilah yang menjadikan doa itu menjadi ibadah yang paling dahsyat bagi seorang manusia kepada Tuhannya. Rasulullah saw bersabda :
عَنِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وسلم: “إِنَّ الدُّعَاءَ هُوَ الْعِبَادَةُ” ثُمَّ قَرَأَ: {ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
Artinya : Dari An-Nu’man ibnu Basyir ra. yang mengatakan bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda: Sesungguhnya doa itu ibadah. Kemudian beliau saw. membaca firman-Nya: Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina. (Al-Mu’min: 60) (HR. Ahmad)
Karena pentingnya semangat penghambatan dalam doa ini sampai Allah swt murka kepada seorang manusia yang tidak mau berdoa. Dalam sebuah hadis riwayat Imam Ahmad Rasulullah saw bersabda :
قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ أَيْضًا: حَدَّثَنَا مَرْوَانُ الْفَزَارِيُّ، حَدَّثَنَا صُبيح أَبُو الْمَلِيحِ: سَمِعْتُ أَبَا صَالِحٍ يُحَدِّثُ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: “مَنْ لَا يَسْأَلْهُ يَغْضَبْ عَلَيْهِ”
Artinya : Imam Ahmad mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami Marwan Al-Fazzari, telah menceritakan kepada kami Sabih Abul Malih, bahwa ia pernah mendengar Abu Saleh menceritakan hadis ini dari Abu Hurairah ra. yang telah mengatakan bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda: Barang siapa yang tidak pernah meminta kepada-Nya, maka Dia akan murka terhadapnya. (HR. Ahmad)
Jelas, orang yang tidak mau berdoa kepada Allah swt berarti menunjukkan rasa sombongnya, merasa tidak butuh, merasa mempunyai kemampuan, merasa tidak membutuhkan Allah swt sebagai sandaran dalam permasalahannya. Maka, orang seperti ini sangat kurang dalam menjadikan Allah swt sebagai Ilah dalam kehidupannya. Inilah yang menjadi alasan kenapa Allah swt murka kepadanya.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ali ibnul Husain, telah menceritakan kepada kami Abu Bakar ibnu Muhammad ibnu Yazid ibnu Khunais yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar dari Wuhaib ibnul Ward mengatakan, telah menceritakan kepadanya seorang lelaki yang mengatakan bahwa pada suatu hari ia berjalan di negeri Romawi, lalu ia mendengar ada suara tanpa rupa dari puncak bukit yang mengatakan, “Ya Tuhanku, aku merasa heran dengan orang yang mengenal-Mu, mengapa dia berharap kepada seseorang selain Engkau. Ya Tuhanku, aku merasa heran terhadap orang yang mengenal-Mu, mengapa dia meminta keperluan-keperluannya kepada seseorang selain Engkau.” Lelaki itu melanjutkan kisahnya, bahwa lalu ia pergi dan selanjutnya terjadilah malapetaka yang amat besar. Lelaki itu melanjutkan kisahnya, bahwa kemudian suara itu menyerukan lagi, “Ya Tuhanku, aku heran kepada orang yang mengenal-Mu, mengapa dia melakukan sesuatu yang menyebabkan Engkau murka, sedangkan dia memuaskan selain Engkau.” Wuhaib mengatakan bahwa itulah yang dimaksud dengan petaka yang amat besar. Lelaki itu melanjutkan kisahnya, bahwa lalu ia berseru terhadap suara itu, “Jin atau manusiakah engkau?” Suara itu menjawab, “Tidak, aku adalah seorang manusia, sibukkanlah dirimu dengan urusanmu dan janganlah mencampuri yang bukan urusanmu!”
KETIKA DOA BELUM TERKABUL
Mungkin pernah suatu ketika kita merasa lelah dalam berdoa. Memohon sesuatu namun tidak kunjung terkabul. Ketika sakit mohon kesembuhan, namun tidak kunjung sembuh.
Saudaraku, tugas kita hanyalah menjadikan Allah swt sebagai satu-satunya Tuhan, sebab memang kita ini makhluk-Nya. Setelah kewajiban itu kita laksanakan, maka Dia yang akan menilai semuanya dari diri kita. Allah swt berkuasa memberikan sesuatu dalam waktu seketika, bahkan sesuatu yang tidak kita minta juga diberikannya. Namun, Dia juga berkuasa untuk menangguhnya permohonan hamba-Nya, karena Dia yang Maha Tahu hal terbaik untuknya. Dia pula yang berkuasa mengabulkan permohonan hamba-Nya dalam bentuk lain, sebab itu lebih bermanfaat baginya. Juga sangat mungkin untaian doa-doa itu menjadi kalimat-kalimat indah yang pahalanya akan menembus ke langit dan diberikan dalam bentuk surga yang teramat indah di akhirat kelak. Yang jelas, janji Allah swt pasti benar. Dia pasti akan mengabulkan setiap permintaan hamba-Nya, sekarang, nanti atau yang akan datang.
Mari kita lihat beberapa kisah yang bisa diambil ibrah dalam menanti terkabulnya doa kita.
Kisah Nabi Ayyub as
Beliau adalah seorang Nabi yang dikaruniai ujian berupa sakit yang lama. Beliau orang yang Solih, pun tidak lepas dari ujian. Bahkan, beliau menderita sakit sampai 18 tahun lamanya. Apakah doanya tidak terkabul? Bukan. Namun Allah swt ingin melihat bagaimana murninya seorang manusia menghambakan diri kepada-Nya. Perjalanan waktu pun membuktikan bahwa Nabi Ayyub as. adalah hamba sejati, yang tidak tergeser dengan kondisi apapun yang menimpanya. Maka puncak penghambatannya beliau lantunkan dalam doa yang hanya berisi curahan hati dan pengakuan akan ke-Tuhanan Allah swt, tanpa “memaksakan” keinginan beliau untuk sembuh. Allah swt abadikan doa beliau dalam sebuah ayat :
(وَٱذۡكُرۡ عَبۡدَنَاۤ أَیُّوبَ إِذۡ نَادَىٰ رَبَّهُۥۤ أَنِّی مَسَّنِیَ ٱلشَّیۡطَـٰنُ بِنُصۡبࣲ وَعَذَابٍ)
Artinya : Dan ingatlah akan hamba Kami Ayyub ketika ia menyeru Tuhannya, “Sesungguhnya aku diganggu setan dengan kepayahan dan siksaan.” [Surat Shad 41]
Lihatlah, dalam kondisi kepayahan seperti itu, seorang hamba sejati hanya terus dan terus memuji Tuhannya. Ketulusan dalam penghambaan itu yang menjadikan Allah SWT menurunkan rahmat-Nya dan menjadi beliau sembuh kembali seperti sedia kala.
Kisah surat wasiat dua anak yatim yang ditolong Nabi Khidzir
Kadang kala Allah swt mengabulkan sesuatu jauh sesudahnya, bahkan bisa jadi ketika seorang hamba sudah tidak dapat menikmati lagi.
Kisah seorang yang meninggalkan harta warisan untuk anak cucunya ini diabadikan Allah swt dalam Alquran :
(وَأَمَّا ٱلۡجِدَارُ فَكَانَ لِغُلَـٰمَیۡنِ یَتِیمَیۡنِ فِی ٱلۡمَدِینَةِ وَكَانَ تَحۡتَهُۥ كَنزࣱ لَّهُمَا وَكَانَ أَبُوهُمَا صَـٰلِحࣰا فَأَرَادَ رَبُّكَ أَن یَبۡلُغَاۤ أَشُدَّهُمَا وَیَسۡتَخۡرِجَا كَنزَهُمَا رَحۡمَةࣰ مِّن رَّبِّكَۚ وَمَا فَعَلۡتُهُۥ عَنۡ أَمۡرِیۚ ذَ ٰلِكَ تَأۡوِیلُ مَا لَمۡ تَسۡطِع عَّلَیۡهِ صَبۡرࣰا)
Artinya : Adapun dinding rumah itu adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedangkan ayahnya adalah seorang yang saleh. Maka Tuhannya menghendaki supaya mereka sampai kepada kedewasaannya dan mengeluarkan simpanannya itu, sebagai rahmat dari Tuhanmu, dan bukanlah aku melakukannya itu menurut kemauanku sendiri. Demikian itu adalah tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya. [Surat Al-Kahfi 82]
Subhanallah, pesan ini ditulis oleh kakek mereka dan baru ditemukan setelah keturunan ketujuh. Peninggalan berupa lempengan emas yang ditulis dengan kalimat-kalimat sangat indah dengan penuh harap akan turunnya Rahmat Allah swt. Seorang yang Solih itu menulis dalam lempengan itu beberapa kalimat, “Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Aku merasa heran kepada orang yang beriman kepada takdir, mengapa dia bersedih hati. Dan aku merasa heran kepada orang yang beriman kepada kematian, mengapa dia bersenang hati. Dan aku heran kepada orang yang mengenal dunia serta silih bergantinya dengan para ahlinya, mengapa dia merasa tenang kepadanya. Tidak ada Tuhan selain Allah, Muhammad utusan Allah.”
Kisah kaum muslimin yang mendapatkan syahid di jalan Allah swt
Adakalanya doa itu ditangguhkan Allah swt untuk kebahagiaan hamba-Nya di akhirat kelak. Lihatlah para sahabat Rasulullah saw yang berjuang bersama beliau. Dari Medan jihad ke jihad berikutnya. Secara manusiawi tentunya mereka berharap akan mendapatkan kemenangan, pulang kembali berkumpul bersama keluarga dan menikmati indahnya kemenangan. Namun, Allah swt memilih diantara hamba-Nya untuk diwujudkan permohonannya itu dalam wujud kemuliaan kematian syuhada’. Allah swt berfirman :
(مِّنَ ٱلۡمُؤۡمِنِینَ رِجَالࣱ صَدَقُوا۟ مَا عَـٰهَدُوا۟ ٱللَّهَ عَلَیۡهِۖ فَمِنۡهُم مَّن قَضَىٰ نَحۡبَهُۥ وَمِنۡهُم مَّن یَنتَظِرُۖ وَمَا بَدَّلُوا۟ تَبۡدِیلࣰا)
Artinya : Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka sedikit pun tidak mengubah (janjinya), [Surat Al-Ahzab 23]
Maka, kemuliaan dan kebenaran janji Allah swt itu akan selalu terwujud dalam kehidupan. Teruslah menghamba, teruslah merintih dalam kalimat-kalimat doa dan biatlah Allah swt yang akan mengabulkan dengan segala kebijaksanaannya.
========================
Pati, 25/1/2021
Pelayan SMPIT INSAN MULIA BOARDING SCHOOL PATI
nanangpati@yahoo.co.id