MENSYUKURI NIKMAT AL QURAN

Allah swt berfirman :

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لأزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ (7)

Dan (ingatlah juga) tatkala Tuhan kalian memaklumatkan, “Sesungguh­nya jika kalian bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepada kalian; dan jika kalian mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim : 7)

Ayat yang sangat familier ini hendaknya menjadi pengingat setiap ahlul quran agar selalu istiqomah bersama Alquran. Apa yang telah ditaqdirkan Allah kepadanya selayaknya selalu dipandang sebagai sebuah nikmat yang besar yang harus selalu diingat dan selalu ditingkatkan kualitasnya.
Syukur menurut Imam Al Qurtubi adalah bersunggungguh-sungguh untuk selalu melakukan ketaatan dan menjauhi maksiat baik dalam kondisi terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi.

Kalau Allah sudah mentaqdirkan seseorang bisa berinteraksi intensif dengan Alquran, baik ketika sekolah, mengikuti daurah Alquran, mengikuti Mukhayyam Alquran atau agenda Alquran yang lain, maka jangan sampai kenikmatan yang besar itu berhenti begitu saja seiring dengan selesainya acara. Hendaknya setelah selesai acara semakin intensif berinteraksi dengan Alquran, semakin bersungguh-sungguh dalam menghafal, bertahan dalam setiap ujian dan cobaan yang menerpa sampai betul-betul menikmati istiqamah bersama Alquran dan sampai mampu mengatakan bahwa hidup di bawah naungan Alquran itu adalah sebuah kenikmatan. Kenikmatan yang tidak bisa dinikmati kecuali oleh orang yang telah merasakannya. Itulah yang dinamakan mensyukuri nikmat Alquran.

Betapa banyak orang-orang yang diberi hidayah Alquran, namun belum bisa mensyukuri. Ada orang yang ketika sekolah disibukkan dengan target kurikulum menghafal Alquran sampai mereka hafal berjuz-juz Alquran. Namun sayang, ketika mereka lulus hafalan itupun dia tinggalkan. Seakan mereka “merdeka”, tidak dikejar-kejar lagi dengan target kurikulum. Dan hafalan Alquran hanya menjadi bagian dari penggalan kisah kehidupannya.

Betapa banyak pula orang-orang yang dianugerahi kenikmatan bisa bergabung dalam daurah Alquran, ikut dalam Mukhayyam Alquran, sampai-sampai dalam acara itu betul-betul merasa seakan-akan sudah menyatu dengan Alquran, semangatnya menggebu-gebu. Namun sayang beribu sayang, ketika acara selesai semangatnyapun pupus begitu saja. Ujian demi ujian yang ada di depan mata seakan menggugurkan segalanya. Kenikmatan bersama Alquran yang pernah dirasakannya tidak mampu menggerakkan rasa syukurnya kepada Allah. Mereka lupa bahwa itu adalah hidayah besar yang tidak diberikan kepada semua orang. Kenikmatan yang seharusnya disyukuri dengan cara semakin intensif meningkatkan interaksi bersama Alquran dan bertahan dengan berbagai macam tantangannya.

Semoga Allah berikan hidayah ini kepada kita semua.

Pati, 10/9/2019

Pelayan SMPIT Insan Mulia Boarding School Pati

nanangpati@yahoo.co.id

Tebarkan Kebaikan

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *