# Artikel Ramadhan
# Hari Ke 5
Selamat datang Ramadhan, bulan penuh ampunan,Selamat datang Ramadhan, bulan penuh ganjaran,Mari kita sambut dengan hati gembira dan bahagia
Sahabat temen2 yang berbahagia dalam Ramadhan Penuh Berkah,perlu diketahui bahwa Seorang muslim diwajibkan untuk berikhtiar jika ingin mendapatkan sesuatu.Ingin menggapai cita2,harapan atau impian.sering saya mengatakan bahwa kita hidup didunia ini tidak seperti hidup disurga yang seketika kita minta, maka permintaan kita seketika itu akan terwujud. Dalam menapaki hidup di dunia kita perlu kerja keras atau ikhtiar secara maksimal kita,ukurannya adalah saat tenaga dan pikiran kita,kita berdayakan untuk menggapai impian.di samping berikhtiar berusaha, kita juga diwajibkan untuk berdoa dan tawakal.
Temen2 semua yang baik hatinya,dalam kesempatan kali ini kita akan belajar terkait do’a dan tawakal yang menjadi satu rangkaian kita dalam meraih keberhasilan.apa itu tawakal?apa itu doa?menurut kamus besar Bahasa Indonesia do’a adalah Permohonan (harapan,permintaan,pujian) Kepada Tuhan. Sebagai orang yang beriman kita harus yakin bahwa doa adalah senjata pamungkas umat Islam. Bahkan seseorang yang berusaha tanpa berdoa bisa dikatakan sebagai orang yang sombong. Sementara orang yang berdoa tanpa usaha maka bisa dikatakan hal itu bohong. Do’a adalah Perintah dari sang pencipta langsung Allah Swt berfirman dalam Surah Al-Mu’min ayat 60,yang Artinya: “Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina.”
Meski Allah berjanji akan mengabulkan segala doa dari hambanya, namun yang pasti antara doa dan usaha harus berjalan secara bersamaan. Jangan sampai karena Allah pasti akan mengabulkan setiap doa, lantas kita tidak berusaha.Berdo’alah,berdoalah,berdoalah..sambungkan hati kita pada sang pencipta,Dialah yang menghendaki segala usaha ikhtiar kita,Dialah yang maha dengan segala galanya.
Ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan saat kita berdo’a,apa itu semua?(Sumber: https://www.madaninews.id/2816/tiga-adab-berdoa-yang-jarang-diperhatikan-seorang-muslim.html)
PERTAMA Fokuskan Perhatian Hanya pada Allah
Adab kita ketika kita berdoa kepada Allah sama halnya dengan adab kita ketika berbicara dengan sesama manusia. Waktu kita bercakap-cakap dengan orang lain, kita selalu memusatkan perhatian kita kepadanya dan tidak melirik ke kiri dan ke kanan. Namun ketika kita bermunajat kepada Allah SWT, perhatian tidak kita curahkan kepada-Nya, pikiran kita melayang kepada makhluk-makhluk yang lain. Kita lupa kepada Sang Khaliq yang kita hadapi. Apakah termasuk perilaku yang indah bila kita menghadap Tuhan sementara perhatian kita ke sana kemari?
KEDUA 2. Berdoa dengan tidak Memerintah
Al-Quran memberikan contoh doa-doa yang beradab. Doa Ayyub as, misalnya. Ketika Ayyub ditimpa penderitaan karena penyakit yang tak kunjung terobati, ia berdoa, Tuhanku, sungguh kesengsaraan telah menimpaku saat ini. Sementara Engkau Maha Pengasih dari segala yang mengasihi.”
Ketika dilanda derita, Ayyub as tidak berdoa dengan doa yang berisi perintah-perintahnya kepada Allah untuk diberikan kesembuhan. Karena adab dalam berdoa adalah tidak menggunakan kalimat-kalimat perintah di dalamnya. Tidak ada fi’il ‘amr di situ. Yang selalu disebut-sebut dalam doa adalah nama Allah swt meskipun Allah yang menguji dengan penderitaan itu.
Ketiga, Tidak Banyak Meminta Hal yang Spesifik saat Berdoa
Adab lain dalam berdoa adalah dengan tidak meminta hal-hal yang sangat spesifik; tidak mendikte Tuhan bahwa itulah hal yang paling baik bagi kita. Misalnya kita dianjurkan tidak berdoa, “Tuhan, sembuhkanlah aku.” Tetapi sebaiknya kita berdoa, “Ya Allah, duhai Sang Maha-penyembuh….”
Lebih beradab lagi bila kita berdoa dengan hal-hal yang bersifat umum dan memasukkan ke dalam doa itu, bukan saja diri kita, tetapi juga kaum muslimin dan muslimat seluruhnya
Setelah Usaha atau Ikhtiar dan do’a kita lakukan,maka Langkah yang kita lakukan selanjutnya adalah dengan Tawakal,tawakal sendiri mempunyai arti berserah diri sepenuhnya kepada Allah dalam menghadapi atau menunggu hasil suatu pekerjaan, atau menanti akibat dari suatu keadaan. Sementara orang, ada yang salah paham dalam melakukan tawakkal. Dia enggan berusaha dan bekerja, tetapi hanya menunggu. Orang semacam ini mempunyai pemikiran, tidak perlu belajar, jika Allah menghendaki pandai tentu menjadi orang pandai. Atau tidak perlu bekerja, jika Allah menghendaki menjadi orang kaya tentulah kaya, dan seterusnya.
Semua itu sama saja dengan seorang yang sedang lapar perutnya, sekalipun ada berbagai makanan, tetapi ia berpikir bahwa jika Allah menghendaki ia kenyang, tentulah kenyang. Jika pendapat ini dipegang teguh pasti akan menyengsarakan diri sendiri.lantas bagaimana baiknya ustad?Ikhtiar..ikhtiar dan doa dulu baru bertawakal,ini sikap yang paling tepat untuk kita lakukan ,masihkah kita ingat sebuah kisah pada zaman Rasul Saw ada seorang sahabat yang meninggalkan untanya tanpa diikat lebih dahulu. Ketika ditanya, mengapa tidak diikat, ia menjawab, “Saya telah benar-benar bertawakkal kepada Allah”. Nabi saw yang tidak membenarkan jawaban tersebut berkata, “Ikatlah dan setelah itu bolehlah engkau bertawakkal.”
Sebagai seorang pelajar maka kita harus belajar bersungguh-sungguh sebelum ujian tiba. Ini merupakan bentuk usaha yang paling nyata, dan sesuai dengan yang telah diajarkan oleh guru dan orangtua. Dengan belajar bersungguh-sungguh maka kita bisa menjawab soal ujian dengan mudah tanpa harus mengandalkan orang lain,baru disamping itu kita juga melakukan doa dan tawakal apapun hasilnya kita pasrahkan kepada Allah.
Setiap hal yang terjadi dalam hidup, kita tidak bisa dipastikan hasilnya. Karena kita sebagai mahluk, memiliki batas kewenangan. Setiap manusia memang wajib berikhtiar, berusaha sekuat tenaga, namun pada akhirnya harus bersifat tawakal dan menyerahkan segala keputusan kepada Allah SWT.
Oleh : Ust Mukhlis
Guru PAI-SMPIT Insan Mulia Pati