MPLS HARI KEDUA: ETIKA PERGAULAN

WONOSEKAR – Setelah mendapatkan materi mengenai Kurikulum Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT), kini (16/7) saatnya bagi siswa-siswi baru diperkenalkan pada materi Etika Pergaulan oleh Ketua Koordinator Musyrif Insan Mulia Boarding School, Ustadz Hanif Muslim. Etika Pergaulan merupakan hal mutlak yang harus dimiliki oleh para generasi dalam bergaul atau berinteraksi dengan siapapun demi terciptanya kehidupan yang harmonis.

Materi Etika Pergaulan tersebut meliputi Adab kepada Allah SWT, Adab kepada Rasulullah saw, Adab kepada kedua orang tua, Adab kepada guru, Adab kepda teman dan Adab kepada tetangga dan Adab kepada yang lebih tua atau muda.

Dalam beradab kepada Allah SWT, Ustadz Hanif mengibaratkannya sebagaimana menjalin hubungan dengan teman. Di mana ketika seseorang melakukan kesalahan dan diberikan maaf, maka secara otomatis akan memperbaiki perilaku kepada teman yang telah memberikan maaf. Demikian juga manusia dalam menjalin hubungan dengan Sang Pencipta, Allah SWT. Seorang hamba harus senantiasa meningkatkan ketaqwaannya karena dengan Ke-Maha-an Allah seorang hamba diberikan samudera ampunan atas taubatnya.

Kedua, Adab kepada Rasulullah. Dalam keterangannya, Ustadz Hanif menyampaikan batas minimal dalam beradab kepada Rasulullah saw adalah dengan bersolawat kepadanya. Karena menurut Hadist Rasulullah yang sangat masyhur menyatakan bahwa orang yang paling pelit adalah ketika disebut nama rasulullah tidak mau bersholawat kepadanya.

Ketiga, adab kepada orang tua. QS. Al-Ahqaaf: 15 telah menjelaskan secara gamblang mengenai etika seorang anak kepada kedua orang tua. Yakni, Allah menyeru kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, serta mendoakannya. “Jangan sampai kita menolak permintaan orang tuanya, karena hal itu termasuk dosa,” tegasnya.

Keempat, Adab kepada guru. Dalam menuntut ilmu sudah sepatutnya bagi seorang murid berperilaku terpuji kepada gurunya. Berdasarkan Kitab Ta’limul Muta’allim, Ustadz Hanif mencontohkan beberapa perilaku yang harus dilakukan murid di hadapan para gurunya, yakni tidak berjalan di depan guru, tidak menduduki tempat duduk guru, tidak memulai pembicaraan kecuali atas seizin guru, tidak bertanya dengan kalimat yang menyulitkan guru, dsb.

Kelima, adab kepada teman yakni dengan berkata baik kepadanya (falyaqul khairan). Keenam, adab kepada tetangga yakni dengan memuliakannya (falyukrim jaarahu).

Ketujuh, adab kepada orang yang lebih tua/muda. Sebagaimana hadits Rasulullah saw. Tidak termasuk dari golonganku orang yang tidak menyayangi yang lebih muda dan tidak menghormati orang yang lebih tua. “Gaya boleh, tapi tetap jaga sopan santun,” tegas Ustadz Hanif.

Secara jelas Ustadz Hanif memutarkan video pendek karya para pemuda Jogjakarta yang menampilkan beberapa anak muda yang turun dari sepedanya lantaran untuk menghormati seorang nenek yang sedang berjalan kaki di depannya. (mz/zj)

Tebarkan Kebaikan

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *