Mus’ab bin Umair

Sang Duta Alquran Pertama

Dia adalah Musab bin Umair, seorang pemuda bangsawan yang rela melepas segala kemewahan dari orangtuanya demi menyambut hidayah Islam. Berbagai cara dilakukan ibunya agar sang anak mau kembali kepaada keyakinan nenek moyangnya, namun keimanan yang sudah tertanam kuat it uterus menghujam ke dalam hatinya. Kesetiaannya kepada Rasulullah saw. begitu kuat sampai beliau mengutus Musab bin Umir untuk menjadi duta dakwah pertama di Madinah setelah baiatul Aqabah yang dilakukan oleh orang-orang Madinah kepada Rasulullah saw.

Di Madinah, Mushab bin Umair berdakwah ke perkampungan Bani Abdul Asyhal, sebuah kabilah besar di kota Madinah. Ia berangkat bersama Asad bin Zurarah, seorang Muslim yang masih memiliki hubungan keluarga dekat dengan Saad bin Muadz, tokoh pembesar dari kabilah Bani Asyhal. Merasa tidak enak karena masih memiliki hubungan saudara dengan Asad bin Zurarah, maka Saad bin Muadz mempersilakan Usaid bin Hudhair untuk menemui kedua tamunya tersebut terlebih dahulu. Usaid bin Hudhair pun segera menemui kedua duta Islam ini dengan membawa tombak yang siap dihunuskan kepada keduanya seraya berkata, Apakah kalian datang ke sini dari jauh hanya untuk membodohi orang-orang lemah kami? Menyingkirlah dari sini kalau kalian masih sayang nyawa kalian! Dengan penuh ketenangan, Mushab bin Umair menjawab, Maukah engkau duduk untuk mendengarkan ajaran yang kami serukan, sekiranya engkau rela dengan ajaran kami niscaya engkau dapat menerimanya dan sekiranya engkau benci dengan ajaran kami niscaya engkau dapat meninggalkannya. Usaid bin Hudhair menjawab, Baiklah, aku akan duduk di sini mendengarkan penjelasan kalian. Maka, Mushab pun menjelaskan ajaran Islam dengan lemah lembut serta memperdengarkan suara indah lantunan ayat suci Al-Quran. Senyum yang berseri-seri pun tergurat dalam wajah Usaid bin Hudhair. Kemudian, dia mengatakan, Sungguh indah ajaran kalian, lantas bagaimana cara kalian masuk ke dalam agama yang indah ini? Mushab bin Umair menjawab, Mandilah, bersihkan badan dan pakaianmu kemudian bacalah dua kalimat syahadat serta dirikanlah shalat. Maka, Usaid bin Hudhair pun melakukan apa yang diperintahkan dan menjalankan dua rakaat shalat.

Kemudian, Usaid bin Hudhair mengatakan Sungguh di kota ini ada seorang tokoh yang seandainya ia beriman maka berimanlah seluruh kaum dan pengikutnya dan aku akan memanggilnya sekarang agar bertemu dengan kalian berdua. Usaid bin Hudhair pun berlalu dengan membawa tombak kesayangannya untuk menemui kaumnya. Melihat wajah Usaid bin Hudhair yang berseri-seri, Saad bin Muadz merasa kebingungan. Memuncaklah amarahnya, ia merasa bahwa ajaran yang dibawa Mushab bin Umair membawa segenap sihir untuk menundukkan hati kaumnya. Saad bin Muadz pun bergegas seraya membawa tombaknya, Sungguh aku lebih tangguh untuk membunuh keduanya daripada Usaid bin Hudhair. Saad bin Muadz pun menghampiri Mushab bin Umair dan Asad bin Zurarah dengan segenap kemurkaan, Celaka kau Asad bin Zurarah seandainya kita tidak memiliki hubungan kekerabatan niscaya sejak dahulu sudah kutusukkan tombak ini ke kepalamu. Apakah kamu ingin mengepung kabilah kami dengan ajaran yang kami benci? Dengan penuh ketenangan, Mushab bin Umair mengatakan, Maukah engkau duduk untuk mendengarkan ajaran yang kami serukan? Sekiranya engkau rela dengan ajaran kami niscaya engkau dapat menerimanya dan sekiranya engkau benci dengan ajaran kami niscaya kami akan menyembunyikan ajaran kami darimu? Saad bin Muadz menjawab, Baiklah, aku akan duduk di sini mendengarkan penjelasan kalian. Maka, Mushab pun menjelaskan ajaran Islam dengan lemah lembut serta memperdengarkan suara indah lantunan ayat suci Alquran. Senyum yang berseri-seri pun tergurat dalam wajah Saad bin Muadz. Kemudian, dia mengatakan, Sungguh indah ajaran kalian, lantas bagaimana cara kalian masuk ke dalam agama yang indah ini? Mushab bin Umair menjawab, Mandilah, bersihkan badan dan pakaianmu kemudian bacalah dua kalimat syahadat serta dirikanlah shalat. Maka, Saad bin Muadz pun melakukan apa yang diperintahkan dan menjalankan dua rakaat shalat. Kemudian, Saad bin Muadz pun bergegas mendatangi kaumnya. Melihat wajah Saad bin Muadz yang berseri-seri, kaumnya semakin merasa kebingungan karena dua tokoh panutan mereka berubah sebegitu cepatnya terhadap ajaran yang diserukan shahabat Mushab bin Umair. Tak perlu menunggu terlalu lama, Saad bin Muadz mengumpulkan seluruh keluarga kabilah Bani Asyhal. Ia berkata, Wahai kaum Bani Asyhal, bagaimana kedudukanku di mata kalian? Segenap keluarga kabilah Bani Asyhal menjawab, Sungguh engkau wahai Saad bin Muadz adalah pemimpin kami, panutan kami, dan engkau adalah tokoh yang paling baik pendapatnya serta paling agung derajatnya diantara kami. Dengan wajah sangat bangga, Saad bin Muadz mengatakan, Mulai sekarang haram bagiku berhubungan dengan kalian sampai kalian seluruhnya beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Maka semenjak itu, berbondong-bondong keluarga kabilah Bani Asyhal seluruhnya masuk agama Islam dengan damai tanpa ada sedikit pun darah yang menetas karenanya dan semenjak itu agama Islam semakin banyak dipeluk oleh mayoritas penduduk kota Madinah.

HIKMAH

Sentuhan Alquran menjadikan seseorang mempunyai keyakinan kepada sang pencipta yang memberinya spirit untuk bergerak dalam amal-amal nyata dalam kehidupan. Sentuhan Alquran yang menjadikan sosok seperti Musab bin Umair menjadi pribadi utrujjah. Auranya begitu menarik bagi orang-orang di sekelilingnya. Kata-kata yang keluar dari lisannya begitu indah dan memukau sehingga menjadikan tokoh sekelas Saad bin Muadz dan Usaid bin Hudhair takluk dalam hidayah Alquran. Sungguh, jiwa utrujjah begitu memancar dari jiwa seorang muslim yang memiliki hubungan khusus bersama Alquran. Aura Quraniyah itu akan memancar, menyinari sekitarnya dengan sinar hidayah dan menjadikan daya tarik tersendiri bagi orang yang ada di sekelilingnya.

Dengan bermodalkan Alquran yang baru saja dia pelajari dari Rasulullah saw, Mushab bin Umair beranagkat mendakwahkan Alquran kepada masyarakat Madinah dan berhasil menghantarkan mujizat Alquran ke dalam hati masyarakat. Kecintaannya kepada Alquran cukup menjadi bekal dia menemukan kemuliaan dengan menjadi orang pertama mendakwahkan Islam secara langsung di tanah hijrah Rasulullah saw.

÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷

Pati, 3/5/2021

Pelayan SMPIT Insan Mulia Pati

nanangpati@yahoo.co. id

Tebarkan Kebaikan