Pentingnya Mempersiapkan Diri Sebelum Ramadhan

Oleh : Ust. Suyanto, S.Pd.I

Ramadhan merupakan bulan yang penuh dengan keberkahan. Kehadirannya sangat dinanti-nanti umat Islam dipenjuru dunia, termasuk umat Islam di Indonesia. Bahkan tidak sedikit yang mempersiapkan kehadiran bulan Ramadhan dengan persiapan yang meriah, seperti memasang baliho di tempat-tempat yang strategis. Selain penyambutan yang meriah melalui berbagai media, perlu juga mempersiapkan diri supaya bulan Ramadhan berlalu penuh dengan arti. 

Salah satu yang perlu kita persiapkan adalah Muhasabah Diri (Intropeksi Diri) agar ibadah-ibadah kita di bulan Ramadhan bisa sesempurna mungkin. Muhasabah berasal dari kata hasiba yahsabu hisab, yang artinya secara etimologis adalah melakukan perhitungan. Dalam terminologi syar’i, makna definisi pengertian muhasabah adalah sebuah upaya evaluasi diri terhadap kebaikan dan keburukan dalam semua aspeknya. Baik hal tersebut adalah bersifat vertikal, hubungan manusia hamba dengan Allah. Maupun secara hubungan horizontal, yaitu hubungan manusia dengan sesama manusia yang lainnya dalam kehidupan sosial. Ia merupakan salah satu sarana yang dapat mengantarkan manusia mencapai tingkat kesempurnaan sebagai hamba Allah SWT.

Persiapan yang berikutnya adalah dengan mempelajari Fiqh puasa. Seorang muslim wajib mempelajari Fiqh ibadah sehari-harinya, termasuk puasa,. Tujuannya adalah untuk mengetahui cara berpuasa yang benar yaitu sesuai dengan petunjuk (sunnah) Nabi Shallahu ‘Alaihi Wa Sallam. 

Dengan ilmu, maka suatu ibadah dapat dilakukan dengan cara yang benar sehingga diterima oleh Allah Ta’ala. Suatu ibadah jika dikerjakan tidak sesuai dengan petunjuk Rasul Shallahu ‘Alaihi Wa Sallam maka tidak akan diterima oleh Allah Ta’ala. Oleh karena itu, agar ibadah kita diterima oleh Allah Ta’ala, maka seseorang wajib beribadah sesuai dengan petunjuk Rasul Shallahu ‘Alaihi Wa Sallam. 

Persiapan ilmu ini wajib dilakukan oleh seorang muslim ketika memasuki bulan Ramadhan. Dengan mempelajari Fiqih puasa maka ia dapat mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan hukum puasa seperti rukun puasa, sunat atau adab puasa, hal-hal yang membatalkan puasa dan sebagainya.

Maka, sudah sudah sepatutnya menjelang kedatangan bulan Ramadhan, kita memperbanyak membaca buku Fiqih puasa yang menjelaskan tentang puasa Ramadhan dan ibadah lainnya yang berkaitan dengan bulan Ramadhan seperti shalat tarawih, i’tikaf dan tadarus Al-Qur’an.  Agar ibadah yang kita lakukan berdasarkan ilmu sehingga diterima oleh Allah ta’ala.

Bekal yang tidak kalah penting adalah persiapan finansial (keuangan). Bulan Ramadhan merupakan bulan amal shalih. Di antara shalih shalih yang sangat digalakkan pada bulan Ramadhan adalah berinfak dan bersedekah. Hal ini sesuai dengan sunnah Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wa Sallam . Maka, sudah sepatutnya seorang muslim dalam Ramadhan mengikuti kedermawaan Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wa Sallam. 

“Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhuma berkata, “Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wa Sallam adalah orang yang paling dermawan, dan sikap kedermawaannya semakin  bertambah pada bulan Ramadhan ketika malaikat Jibril menemuinya untuk mengajarkan Al-Qur’an kepadanya. Dan biasanya Jibril mendatanginya setiap malam pada bulan Ramadhan untuk mengajari Al-Qur’an. Sungguh Rasulullah sangat dermawan melebihi angin yang berhembus.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Tebarkan Kebaikan