RAHASIA AYAT IHDINASH SHIRATHAL MUSTAQIM

=========================

Allah swt. berfirman :
(ٱهۡدِنَا ٱلصِّرَ ٰ⁠طَ ٱلۡمُسۡتَقِیمَ)

Artinya :
Tunjukilah kami jalan yang lurus [Surat Al-Fatihah 6]

Ayat ini sangat familier, sebab selalu terucap dari lisan seorang mukmin sehari semalam minimal 17 kali di dalam shalatnya.

Ayat ini sesungguhnya menduduki posisi yang teramat sangat penting dalam kehidupan seorang mukmin. Sebab ini terkait dengan nasibnya di masa depan, juga di akhirat kelak.

Ayat ini didahuli dengan berbagai macam pujian yang sudah selayaknya disematkam seorang mukmin kepada Tuhannya. Pengakuan akan kekuasaan sang Maha segala-galanya yang menguasai seluk beluk kehidupannya, serta mendudukkan posisinya sebagai seorang mukmin dengan segala keyakinannya kepada Allah swt. Dalam kedudukannya sebagai seorang mukmin, apa urgensinya memohon petunjuk ke jalan yang lurus? Bukankah dia sudah berada di jalan yang benar?

1. Keimanan ini perlu dijaga dan diteguhkan.

Allah swt. berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا آمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَالْكِتابِ الَّذِي نَزَّلَ عَلى رَسُولِهِ وَالْكِتابِ الَّذِي أَنْزَلَ مِنْ قَبْلُ

Artinya :
Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. (An-Nisa: 136)

Ayat ini menegaskan bahwa orang yang sudah merasakan manisnya iman juga perlu terus memohon agar keimanan itu selalu bersemayam di dalam hatinya, bahkan agar keimanan itu bisa meningkat. Para ulama sepakat bahwa iman itu bisa bertambah dan berkurang. Kadang ada orang yang begitu menikmati shalat, qiyamullail, baca Alquran, menghafalkan Alqura dan ketaatan yang lain. Namun di lain waktu keimanan itu mengalami fluktuasi sehingga menjadikannya tidak bisa menikmati bahkan tidak tertarik kembali untuk menikmati keindahan-keindahan itu. Maka setiap orang mukmin perlu berdoa agar diteguhkan keimanannya.

2. Hidayah itu bisa lepas dari diri, kalau tidak dijaga dan dipupuk

Allah swt. berfirman :

إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ

Artinya :
Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk. (QS. Al Qashash; 56)

Sungguh, hidayah ini hanya milik Allah swt. semata. Tak ada seorangpun yang mampu memberikan kepada siapapun. Bahkan Rasulullah saw. sendiri tidak mampu memberikan hidayah kepada pamannya yang sudah sedemikian gigih membela dakwah beliau. Jadi, di sini kita memahami bahwa kita membutuhkan agar Allah swt. berkenan terus menghujamkan hidayah ini ke dalam hati kita.

3. Tidak ada seorangpun yang tahu kondisi akhirnya dalam kehidupan.

Rasulullah saw. bersabda :

عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ اللهِ بنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : حَدَّثَنَا رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم وَهُوَ الصَّادِقُ الْمَصْدُوْقُ : إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِي بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْماً نُطْفَةً، ثُمَّ يَكُوْنُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يَكُوْنُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيْهِ الرُّوْحَ، وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ: بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيْدٌ. فَوَ اللهِ الَّذِي لاَ إِلَهَ غَيْرُهُ إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُهَا، وَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَيَدْخُلُهَا . [رواه البخاري ومسلم

Artinya :
Dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Mas’ud radiallahuanhu beliau berkata : Rasulullah menyampaikan kepada kami dan beliau adalah orang yang benar dan dibenarkan : Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan penciptaannya di perut ibunya sebagai setetes mani selama empat puluh hari, kemudian berubah menjadi setetes darah selama empat puluh hari, kemudian menjadi segumpal daging selama empat puluh hari. Kemudian diutus kepadanya seorang malaikat lalu ditiupkan padanya ruh dan dia diperintahkan untuk menetapkan empat perkara : menetapkan rizkinya, ajalnya, amalnya dan kecelakaan atau kebahagiaannya. Demi Allah yang tidak ada ilah selain-Nya, sesungguhnya diantara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli syurga hingga jarak antara dirinya dan syurga tinggal sehasta akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli neraka maka masuklah dia ke dalam neraka. sesungguhnya diantara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli neraka hingga jarak antara dirinya dan neraka tinggal sehasta akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli syurga maka masuklah dia ke dalam syurga. (Riwayat Bukhori dan Muslim).

Hadis ini memberikan pelajaran kepada kita betapa pentingnya menjaga hidayah. Sebab, tiada seorangpun yang tahu apa yang akan terjadi di episode akhir kedupan seseorang. Ada orang yang setiap hari selalu melakukan kebaikan, berdakwah, siang malam menjadi penggerak kebaikan sampai dikenal sebagai orang baik. Namun, apakah ada jaminan dia mati dalam kondisi baik? Jawabannya tidak. Sebaliknya, ada orang yang terkenal menjadi biangkerok, troble maker, kemana-mana menjadi sumber keburukan, menjadikan orang-orang tidak nyaman karena perilakunya. Eits… Jangan buru-buru memfonis dia sebagai ahli neraka. Tak ada seorangpun yang tahu. Maka, disinilah pentingnya selalu memohon kepada Allah swt. agar segala kenikmatan yang telah dilimpahkan senantiasa disematkan di dalam dada sampai kapanpun.

4. Kisah-kisah perjuangan manusia menjaga iman

Berikut kami sampaikan beberapa kisah, semoga menjadi pelajaran bagi kita semua.

a. Abu Thalib sang pembela Rasulullah saw.

Siapa yang tidak kenal dengan dia. Tidak hanya terkenal kebaikan di kalangan musyrikin Mekah, namun dia juga sangat dihormati di kalangan kaum muslimin. Dengan segenap apa yang dimiliki dia bela keponakannya mati-matian. Semua dampak dari pembelaannya dia terima dengan lapang dada. Begitu besarnya harapan Rasulullah agar pamannya ini terbuka hatinya menerima hidayah. Namun sampai detik akhir ajal menjemput ternyata segala kebaikan yang telah dilakukannya hanya berhenti sebagai prestasi duniawi dan pulang ke haribaan Ilahi tanpa membawa iman.

b. Genap seratus orang korbannya

Seorang lelaki Bani Israil ini telah membunuh sembilan puluh sembilan orang, barulah hatinya tergerak untuk bertaubat. Maka dia datangi seorang yang alim untuk berkonsultasi. “Mungkinkah dosaku bisa diampuni?”, Begitulah kegelisahannya itu disampaikan kepada orang alim tersebut. Namun, ternyata jawaban sang alim tidak seperti yang diinginkan. Dikatakan bahwa tidak mungkin dirinya diampuni karena besarnya dosa yang telah dilakukan. Maka, lupalah dia akan niat taubatnya yang mulis, dia bunuh sang alim itu dan genaplah seratus orang korban meninggal ditangannya. Setelah itu dia hampiri orang alim yang lainnya dan bertanyalah dia sebagaimana dia bertanya kepada orang alim tadi. Dari sinilah ternyata hidayah itu masuk ke dalam hatinya. Oleh orang alim itu dinasihatilah dia agar bertaubat sungguh-sungguh kepada Allah dan hijrah mencari lingkungan yang lebih baik agar kebaikannya bisa tumbuh menggantikan keburukan yang selama ini telah mengotori sejarah kehidupannya yang panjang. Maka, pergilah lelaki ini menuju tempat barunya sampai akhirnya ajal menemuinya di tengah perjalanan dan dia tercatat sebagai orang yang telah diterima taubatnya.

c. Abdah bin Abdirrahim; dulunya hafal Alquran, tipuan syahwat menjadikannya mati dalam kekafiran

Dia hidup pada masa tabiin, solih, hafal Alquran dan pemberani di medan jihad. Ke-Islamannya luar biasa, sangat paham dengan syariat agama yang mulia ini, sehingga menjadikan dirinya selalu terdepan dalam berbagai kegiatan dalam membela agama Allah swt. Zuhud, ahli ibadah, wara’dan berbagai perangai mulia yang tersematkan di dalam dirinya. Mujahid yang hafal Alquran. Itulah masa lalunya.

Tragedi itu yang membalik kehidupannya. Godaan syahwat tidak mampu diatasinya, sehingga rontoklah imannya.

Dalam sebuah pertempuran melawan Romawi, kaum muslimin mengepung benteng pertehanan musuh. Di situlah Abdah melihat seorang wanita yang mengoyak batinnya. Tak tahan menghadapi fitnah asmara, dikirimkanlah surat cinta kepada wanita ini sampai akhirnya merekapun menikah dengan syarat Abdah meninggalkan agamanya dan menjadi pemeluk agama nasrani. Tidak habis pikir para sahabatnya. Nasihat demi nasihatpun sudah diberikan. Bahkan diingatkan akan Alquran yang tersimpan di dalam dadanya. Namun Abdah tidak ingat lagi hafalannya kecuali dua ayat, yaitu :

(رُّبَمَا یَوَدُّ ٱلَّذِینَ كَفَرُوا۟ لَوۡ كَانُوا۟ مُسۡلِمِینَ) (ذَرۡهُمۡ یَأۡكُلُوا۟ وَیَتَمَتَّعُوا۟ وَیُلۡهِهِمُ ٱلۡأَمَلُۖ فَسَوۡفَ یَعۡلَمُونَ)

Artinya :
Orang-orang yang kafir itu sering kali (nanti di akhirat) menginginkan kiranya mereka dahulu (di dunia) menjadi orang-orang muslim. Biarkanlah mereka (di dunia ini) makan dan bersenang-senang dan dilalaikan oleh angan-angan (kosong), maka kelak mereka akan mengetahui (akibat perbuatan mereka). (Al-Hijr: 2-3]

Lihatlah saudaraku, syahwat telah merontokkan semua hidayah yang indah itu dan hanya menyisakan dua ayat yang memberikan celaan atas dirinya. Bahkan Alquran dan semua isinya yang pernah dihafal tak mampu mempertahankan hidayah tetap bersarang di hati. Naudzu billahi min dzalik.

d. Mustafa Kemal Ataturk; Biang sekulerisme Turki

Siapa sangaka, seorang yang dibesarkan di pusat kekhilafahan Islam akan menjadi manusia yang paling sekuler. Dia lahir dan besar di Turki yang pada saat itu adalah pusat kekhilafahan Islam. Tentunya dididik dalam lingkungan yang kental dengan ajaran dan budaya Islam. Namun siapa sangka, dari tangannya lahir kebijakan yang menghapus syariat Islam dari kehidupan. Jilbab dilarang, adzan tidak diperbolehkan, kurikulum sekolah yang Islami dihilangkan. Akhir kehidupan yang tragis, dia mati dengan meninggalkan sejarah kelam kehidupan, jauh dari hidayah dan terkenang sebagai seorang penguasa yang mencabut syariat Allah dari kehidupan umat Islam.

Saudaraku, lihatlah…. betapa mahalnya hidayah. Tak ada seorangpun yang berani memastikan ia tetap bersemayam di dalam dada. Maka, jagalah selalu hidayah itu.

  • Teruslah memohon agar seiring bertambahnya usia kita, semakin mantap pula keimanan bersemayam di dalam dada.
  • Seiring semakin dekatnya waktu pertemuan kita dengan Allah swt., semakin kuat menghujam hidayah iman ini.
  • Bertemanlah dengan orang baik, agar iman ini mendapatnya imunnya.
  • Mintalah doa dari orang solih agar berbagai godaan duniawi tak mampu mengoyak kokohnya iman.
  • Teruslah berdoa agar akhir hayat kita ditutup dalam kondisi membawa iman dan Islam.
  • Saya menitipkan pesan, mohon doakan saya dan keluarga agar bisa bersama sampai surga

=========================

Pati, 25/9/2020
Pelayan SMPIT INSAN MULIA BOARDING SCHOOL PATI
👉 nanangpati@yahoo.co.id 👈

Tebarkan Kebaikan