Oleh: Arum Naila Soraya
Ramadhan adalah bulan istimewa yang merupakan salah satu kemurahan dari sekian banyak kemurahan Allah SWT. Hadirnya bulan Ramadhan menjadi momen yang paling ditunggu, bukan hanya sekedar euforia tradisi, tapi juga momen mengcharge batin bagi umat islam. Rasa syukur dapat menjumpai ramadhan patut kita rayakan dengan bahagianya pulang.
Pulang menjadi kata yang sangat dinanti bagi beberapa orang, bahkan banyak yang mendambakan. Banyak makna yang dapat kita artikan dari kata pulang, namun yang paling identik adalah kembali. Pulang juga dapat mewakili kerinduan, kenyamanan dan ketenangan. Pulang juga merupakan kata yang digunakan untuk kembali ketitik awal ketika kita mulai mengawali kepergian.
Pulang ke rumah akan menjadi saat-saat yang ditunggu selepas kita seharian di kantor atau di tempat kerja. Rumah menjadi tempat ternyaman dari hiruk pikuk keduniawian yang rasanya tidak berujung. Rumah juga akan selalu menjadi sandaran terbaik dimana di dalamnya terdapat orang-orang yang sangat menyayangi kita meski pelik apapun masalah kita diluar. Orang-orang rumah menjadi teman berbagi cerita, berceloteh dan mendengarkan ocehan kita dari kehidupan kita diluar rumah.
Bahagianya pulang ramadhan tentu akan sangat istimewa jika kita bisa merasakan layaknya kepulangan kita ke rumah. Setelah berjibaku dengan salah dan dosa, ramadhan menyuguhkan rumah untuk kita pulang pada keridhaan Allah SWT. Setelah tenggelam dalam kemaksiatan, ramadhan menjanjikan rumah untuk kita pulang pada Rahman Rahim-nya Allah SWT. Setelah bergelimang rasa penyesalan akan berbagai kelalaian, ramadhan menyajikan rumah untuk kita meraih sifat Tawwab-nya Allah SWT.
Jika orang-orang rumah menjadi orang yang paling kita sayang dan menyayangi kita, maka sebanding apa rasa sayang Allah kepada kita?. Jika orang-orang rumah menjadi tempat menumpahkan segala cerita seharian, maka bagaimana dengan sang Pencipta yang bahagia ketika kita bercerita dan meminta kepadanya?.
Meski bulan-bulan lain tentu tidak dapat kita remehkan, namun momen istimewa ramadhan menawarkan berbagai kemurahan untuk kita pulang. Jika bulan semulia ramadhan saja tidak mampu membuat kita pulang, maka dengan apa hati kita patut dipulangkan?
Jadi, Kapan Pulang??