SAUDARAKU, DO’AKAN AKU AGAR BISA SEPERTI MEREKA

Allah swt berfirman :
(۞ لَیۡسُوا۟ سَوَاۤءࣰۗ مِّنۡ أَهۡلِ ٱلۡكِتَـٰبِ أُمَّةࣱ قَاۤىِٕمَةࣱ یَتۡلُونَ ءَایَـٰتِ ٱللَّهِ ءَانَاۤءَ ٱلَّیۡلِ وَهُمۡ یَسۡجُدُونَ)
[Surat Ali ‘Imran 113]

Mereka itu tidak sama; di antara Ahli Kitab itu ada segolongan yang berlaku lurus, mereka membaca ayat-ayat Allah pada beberapa waktu di malam hari, sedangkan mereka juga bersujud (salat).

Inilah yang membedakan antara ahlul quran dan orang-orang muslim lainnya. Ahlul quran adalah manusia pilihan Allah yang dijadikan spesial dalam pandangan-Nya. Kedudukannya dimuliakan karena ayat-ayat Nya yang selalu melekat di dalam hatinya. Mulutnya selalu basah dengan berdzikir menyebut keagungan-Nya. Waktunya selalu efektif, karena ketika orang lain menghabiskan waktu dan umurnya untuk sesuatu yang mubah, bahkan melakukan sesuatu yang haram namun ahlul quran mampu memenuhi waktu-waktu berlalu dalam indahnya pahala yang terus berlipat sepuluh kali kebaikan setiap hurufnya. Itulah ahlul quran, orang-orang yang selalu istiqamah dalam membaca, mentadabburi, mengamalkan dan mendakwahkan Alquran.

Salah satu yang menjadikan ahlul quran beda adalah ketangguhannya dalam membaca Alquran. Tidak hanya tilawah biasa, namun mereka mengisi malam-malamnya dengan qiyamullail, dengan shalat tahajjud yang panjang. Hal ini menjadi sekain istimewa karena mereka menghiasi shalatnya dengan ayat-ayat Quran yang panjang.

Hal ini yang pernah diajarkan Rasulullah kepada sahabatnya yang bernama Hudzaifah ibn Yaman. Beliau ditarbiyah Rasulullah dengan shalat malam yang sangat panjang, sebab Rasulullah membaca surat Albaqarah, Ali Imran dan An Nisa’ dalam satu rakaat shalatnya.

Ini pula yang dilaksanakan oleh para sahabat radhiyahullahu anhum. Sebaian mereka ada yang menghatamkan Alquran dalam semalam, ada yang dalam dua malam, ada yang satu pekan dan seterusnya. Mereka senantiasa mengisi malam-malamnya dengan senandung ayat-ayat Alquran yang mereka baca seakan membaca surat cinta dari kekasihnya.

Demikian pula para ulama’ sesudahnya. Mereka mewariai semangat keistimewaan ini. Maka kita temukan kisah Hanafi yang selalu hatam Alquran dalam satu rakaat salat malamnya. Kita menemukan kisah Imam Syafii yang selalu hatam Alquran sebanyak enam puluh kali setiap bulan Ramadhan. Kita juga menemukan kisah Imam Qatadah yang istiqamah selalu hatam Alquran dalam tujuh hari. Namun ketika bulan Ramadhan beliau hatamkan dalam tiga hari. Begitu memasuki sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan beliau hatamkan dalam setiap malam sekali.

Itulah kiranya yang menjadikan Allah menegaskan mereka dengan kalimat “tidaklah sama”. Ahlul quran adalah manusia-manusia yang berbeda dengan yang lain, manusia istimewa yang dengan kedekatannya dengan Alquran menjadikan mereka mampu mengoptimalkan waktu demi waktu untuk sesuatu yang sangat mulia di sisi-Nya.

Jadi, kita menghafal Alquran bukan untuk dipanggil al hafidz, bukan pula dengN obsesi agar orang-orang menghormati, mencium tangan kita untuk “ngalap berkah, bukan pula untuk sekedar kedudukan dan julukan duniawi. Bismillah, marilah kita bercita-cita untuk menghafal Alquran agar mampu meniru jejak langkah Rasulullah, oara sahabat dan ulama’ yang berhasil menempati kedudukan yang tinggi di sisi Allah karena kerinduannya dengan suasana malam yang syahdu untuk bercengkerama dengan kalam Ilahi.

Sekali lagi saudara, tolong do’akan saya agar mampu meniti jalan mulia ini.

Pati, 28/10/2019
Pelayan Ma’jad Tahfidzul Quran
Insan Mulia Boarding School Pati
nanangpati@yahoo.co.id

Tebarkan Kebaikan

1 thought on “SAUDARAKU, DO’AKAN AKU AGAR BISA SEPERTI MEREKA”

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *