Siapakah sang Tamu dan Penerima tamu Mulia itu?

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

الحمد لله الذي فضل رمضان وأنزل فيه القرآن أحمده وأشكره، أشهد أن لا إله إلا الله  وحده لا شريك له تعالى عن مشاركة الأنداد، وأشهد أنّ محمدا عبده ورسوله سيد ولد عدنان صلى الله عليه وعلى آله وصحبه ومن تبع لهم بإحسان. أما بعد؛

Sungguh nikmat yang luar biasa, Allah subhanahu wata’ala memberikan keberkahan panjang umur kepada sebagian manusia sehingga mereka bisa saling berkunjung temu dengan sanak keluarga, tetangga dan juga kerabat mereka. Seperti itulah karena mungkin saja waktu dan kesempatan itu tidak akan terulang kembali, hanya bagi siapa yang memiliki hati nurani dan juga pikiran bersih untuk bisa memanfaatkan nikmat Tuhannya akan waktu dan kesempatan yang tak pasti akan terulang.

Allah ta’ala berfirman:

(فَبِأَيِّ آلَاء رَبِّكَ مَا تُكَذِّبَنْ)

                        “maka nikmat Tuhanmu mana lagi yang kamu dustakan?” (Arrahman:28)

Hanya sekedar mensyukuri nikmat waktu dan kesempatan yang sungguh luar biasa ini merupakan juga akhlak yang mulia untuk seorang muslim haqiqi, maka Rasulullah shallallahu alaihi wasallam telah mengingatkan pada kita akan pentingnya menjaga kedua nikmat ini, beliau bersabda:

(رواه البخاري)  نِعْمَتَانِ مَغْبُوْنٌ فِيْهِمَا كَثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ الصِّحَّةُ وَالفَرَاغُ

                        “Dua nikmat yang banyak dari manusia lalai padanya yaitu sehat dan waktu luang” (HR. Bukhori)

Maka termasuk dalam hal ini, kita telah memasuki bulan yang mulia, bulan penuh berkah, rahmat serta magfirohnya Allah ta’ala. Bulan romadhon bulan yang dipilih oleh Allah subhanahu wata’ala lebih baik dari bulan-bulan lainnya, dan juga bulan yang dimana diturunkannya Al-Qur’anulkarim, pintu-pintu surga akan dibuka lebar, dan pintu-pintu neraka akan ditutup rapat, begitu juga syetan-syetan dibelenggu. Disinilah waktu dan kesempatan bagi kaum muslimin dan muslimat untuk memanfaatkan dirinya agar selalu meningkatkan iman dan taqwanya kepada Allah azza wajalla.

Begitupula romadhon akan menjadi sesuatu yang istimewa yang tak ada bandingannya, dia akan menjadi tamu sekaligus penerima tamu yang setia lagi mulia; layaknya seorang tamu yang luar biasa disegani lagi dihormati oleh sang pemilik rumah dan penerima tamu dengan hidangannya yang enak dan lezat untuk tamu istimewa yang ia jamu.

Lantas bagaimana Romadhan bisa menjadi tamu dan penerima tamu yang mulia?

Romadhan akan menjadi tamu yang mulia bagi mereka yang hatinya lapang nan tenang, dimana orang-orang mukmin yang bersih hati dan jiwanya mereka mempersiapkan diri mereka dalam menjamu tamu romadhan mulia ini, sejauh-jauh hari bahkan beberapa bulan sebelumya semangat mereka meningkatkan kualitas iman dan taqwa mereka  dengan penuh harap akan bisa berjumpa dengan bulan yang mulia.

Dikisahkan para ulama terdahulu 6 bulan sebelum memasuki romadhan mereka bersungguh-sungguh meningkatkan amalan sholih dan ketaatan kepada Allah ta’ala serta memperbanyak doa harapan akan dipertemukannya mereka dengan bulan romadhan, salah satunya doa yang sangat terkenal dari ulama kita yaitu Imam Yahya bin abi katsir -rahimahullah-, beliau selalu memanjatkan doanya:

((اللهُمّ سَلِّمْنَا إِلَى رَمَضَانَ، وَسَلِّمْ لَنَا رَمَضَانَ، وَتَسَلَّمَهُ مِنَّا مُتَقَبَّلًا))

“Ya Allah hantarkanlah kami kepada romadhan dan hantarkanlah romadhan kepada kami, dan hantarkanlah romadhan bersama terimalah amalan-amalan kami”. Bahkan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam juga mengajari dengan doanya;

((اللهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ))

“Ya Allah berkatilah kami pada bulan rajab dan sya’ban dan sampaikanlah kami pada romadhan”, seperti itulah kesiapan diri yang benar dengan menjadikan romadhan sebagai tamu yang mulia, usaha akan kualitas iman dan taqwalah yang menjadi tolak ukurnya bukan dengan cara kesiapan akan menu makanan, pakaian baru, serta berbagai urusan dunia yang tidak ada sangkutpautnya.

Romadhan pulalah sang penerima tamu yang mulia, bulan yang telah Allah jadikan sebagai sang dermawan. Ketika sudah memasuki romadhan ia menanti apakah ada hamba Allah yang sudah siap memasukinya? Dengan langkah apakah mereka mempersiapkan diri mereka untukku?, sungguh indah jiwa-jiwa yang telah Allah azza wajallah pilihkan untuk menjadi tamu bagi romadhan, jiwa yang penuh rasa harap akan tahuannya dengan hidangan yang akan dihidangkan kepadanya, karena nantinya pada romadhan pintu-pintu surga terbuka lebar untuknya, pintu berkah, rahmat serta magfiroh dari robbnya yang terbuka luas baginya, didalamnya pula ada suatu malam yang lebih baik daripada seribu bulan, sungguh beruntung mereka yang telah menjadi tamu yang baik, siapa-siapa saja yang telah dijanjikan untuk mendapatkan semua itu maka sangat beruntunglah ia dan siapa-siapa saja yang telah diharamkan baginya untuk mendapatkanya maka sangat-sangat rugilah ia.

Penutup

Demikianlah gagasan dari sebuah nasehat singkat , semoga kita bisa menjadi tamu dan juga penerima tamu bagi romadhan ataupun sebaliknya romadhanlah tamu dan penerima tamu mulia untuk kita, amin ya robbal ‘aalamiin.

اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌ تُحِبُّ العَفْوَ فَاعْفُ عَنَّا يَاكَرِيْمٌ

“Ya Allah engkaulah yang maha pemaaf lagi menyukai pemaaf,maka maafkanlah kami”

Wabillahi taufiq walhidayah warridho wal’inayah walhamdu lillahi robbil’aalamin, wassalamu ‘ala manittaba’alhuda.

Sumber:

Al-Qur’an Al-karim,

Hadits shohih bukhori,

Masyru’ bayyanaat, kitab “Ruwhu Ass-shiyam wa ma’aniyhi”, Dr. Abdul Aziz Musthofa Kamel. Terbitan III 2007 M/1428 H,

Oleh : Ust. Mahfuz Abdul Rajak, S.Pd

Tebarkan Kebaikan