Tak Perlu Risau, Karena Skenario Allah yang Terbaik

Oleh : Annisa Balqis Malik

Setiap manusia pasti memiliki berjuta harapan dan keinginan. Keinginan untuk memiliki, menguasai, dan meraih apapun yang selalu ia dambakan. Jika nafsu kita hanya dibutakan untuk terus memenuhi sebuah keinginan, apakah semua bisa kita dapatkan? Atau sebaliknya?

Seringkali kita berpikir bahwa ketika kita mendapati suatu kegagalan, ketidakpastian, kekecewaan dan hal-hal yang membuat kita terjatuh adalah hal yang paling meresahkan bahkan menyengsarakan. Seolah-olah merasa bahwa hidup ini tidak adil dan berulang kali mengatakan “mengapa harus aku yang nerima ujian ini?, “kenapa hidupku seperti ini?, “kenapa hidup dia lebih beruntung daripada aku, apa salahku?” dan masih banyak ‘mengapa’ lainnya yang terus menjadi tanda tanya dalam benak pikiran kita. Padahal tanpa kita sadari di balik sebuah kegagalan ataupun kekecewaan yang menimpa kita pasti ada maksud di dalamnya.

Meski dalam prosesnya, setiap manusia memang akan selalu haus akan sebuah pencapaian. Mereka saling berlomba-lomba untuk meraih apa yang mereka harapkan tanpa memedulikan apapun itu. Segala cara dicoba agar keinginanya terwujud dan terkabul. Mereka lupa bahwa yang paling utama dalam hidup adalah memenuhi apa yang menjadi sebuah kebutuhan bukan hanya memikirkan sebuah keinginan semata. Pada akhirnya jika keinginan tersebut tidak terwujud yang ada hanya mendatangkan sebuah kekecewaan dan membuat manusia kufur atas pemberian-Nya.

Suatu contoh ketika kita melamar pekerjaan di suatu tempat yang mana tempat itu adalah satu-satunya tempat yang kita idamkan untuk bekerja, kemudian dalam prosesnya kita mendapati kendala atau bahkan tidak diterima. Tak usah berkecil hati ataupun bersedih berlebihan, karena di balik tidak diterimanya dirimu di tempat itu karena Allah ingin menjauhkanmu dari suatu keburukan yang akan menimpa atau mencelakaimu.

Contoh lain, ketika kita sedang membuka usaha yang mana kita telah mempersiapkan semuanya agar usaha itu bisa berjalan dengan lancar dan mendatangkan rezeki yang melimpah. Qadarullah ternyata usaha itu tidak berjalan cepat seperti apa yang kita inginkan, bisa jadi Allah menunda kesuksesan usaha itu karena kita belum siap untuk menerima dan mengelola rezeki Allah dengan baik. Allah tidak ingin kita menjadi orang yang sombong, orang yang berlebihan, bahkan orang yang belum mengetahui sepenuhnya bahwa di dalam rezeki kita terdapat hak orang lain yang seharusnya kita berikan. Jadi, Allah ingin menghindarkan kita dari perbuatan tercela itu bukan Allah tidak sayang karena tidak mengabulkan keinginan hamba-Nya.

Andai seseorang bisa memahami, bahwa semua yang terjadi di dunia ini adalah atas kehendak-Nya. Baik kebaikan ataupun keburukan yang menimpa seseorang tidak terjadi begitu saja tanpa seizin-Nya. Bukan berarti Allah tidak sayang jika tidak mengabulkan sebuah keinginan hamba-Nya. Tetapi dengan pengetahuan-Nya dan keluasan ilmu-Nya, Allah Maha Tahu mana yang terbaik untuk kita. Manusia hanya perlu percaya pada takdir yang telah ditentukan oleh-Nya karena janji Allah adalah benar dan rencana-Nya pasti terbaik.

Dengan demikian, bagaimana kita bisa berbaik sangka pada takdir? Kuncinya adalah iman. “khoiron wa syarron” bahwa kebaikan dan keburukan yang menimpa kita pasti baik. Sebagaimana terdapat potongan ayat dalam QS. Al-Baqarah 216 yang berbunyi:

wa’asa an takrahuu syai-an wahuwa khairun lakum wa’asa an tuhibbuu syai-an wahuwa syarrun lakum wallahu ya’lamu wa-antum laa ta’lamuun

Artinya: Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (QS. Al-Baqarah:216)

Berdasarkan ayat di atas, dalam penutup ayat Allah sangat jelas bahwa “Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”. Itu artinya Allah itu Maha Tahu dan manusia itu tidak mengerti. Bisa jadi di dalam sesuatu yang kita cintai terdapat keburukan atau kemadhorotan di dalamnya dan bisa jadi di dalam sesuatu yang tidak kita cintai terdapat suatu kebaikan di dalamnya. Jadi, nikmatilah hidup ini dengan segala prosesnya. Tak perlu risau, karena skenario Allah yang terbaik.

Tebarkan Kebaikan