TEMPATI GEDUNG BARU WONOSEKAR, PROGRAM “TAHFIDZUL QURAN” SEMAKIN REPRESENTATIF

WONOSEKAR – Juli 2019 menjadi bulan yang tak biasa bagi keluarga besar SMPIT Insan Mulia Pati. Di bulan ini, gedung baru di Wonosekar (Kec. Gembong) resmi digunakan. Memanfaatkan lahan seluas kurang lebih 1,8 hektar, lingkungan alam yang nyaman, jarak tempuh ke pusat kota masih dekat, menjadikan gedung baru Wonosekar lebih representatif. Gedung baru Wonosekar akan berfokus pada kelas boarding / tahfidzul quran dengan target capaian 20 juz selama 3 tahun kurikulum.

“Sampai saat ini sebanyak 6 ruang kelas telah operasional. Satu ruang sudah dipergunakan untuk kantor. Rumah musrifah sudah ditempati. Untuk rumah musrif kondisi sudah 80%. Tahun ini (2019) harapannya untuk bangunan kelas dan kantor benar-benar sudah lengkap dengan segala fasilitasnya. Setelah itu, akan disusul dengan pembangunan sarana dan prasarana seperti asrama santri yang lebih nyaman, masjid, sarana olah raga, dan logistik dapur.” Tutur Ust Nanang Kosim, S.H.I, M.Pd, Kepala SMPIT Insan Mulia Pati.

Membudayakan Lingkungan yang Bersih

Pada Kesempatan yang sama, Ust Nanang juga menjelaskan betapa pentingnya gedung baru Wonosekar ini. Menurutnya selama ini ada beberapa masalah-masalah kecil yang kerap muncul ketika santri tahfidz masih menempati gedung lama di kompleks Abu Bakar Group (ABG) di Sekarkurung. Sempitnya lahan ABG yang sudah tidak memungkinkan lagi untuk diperluas, kondisi asrama yang sudah penuh, kurang konsentrasinya santri tahfidz karena bercampur dengan siswa full day, siswa SDIT Abu Bakar, bahkan bercampur juga dengan PAUD IT Abu Bakar. Kondisi demikian sering kali memunculkan riak-riak kecil masalah, yang kalau dibiarkan bisa menjadikan targeting hafalan santri tahfidz terganggu. Di sisi lain, santri tahfidz harusnya memang masuk kompleks karantina sendiri dalam pantauan musrif dan musrifah selama waktu 24 jam. Semua itu agar proses pembinaan santri tahfidz sesuai dengan yang diharapkan. Proses pembentukan karakter dan akhlak juga lebih mudah ketika santri tahfidz dalam lingkungan yang terpisah.

foto bersama santri putra program tahfidzul quran

Gedung baru Wonosekar juga sebagai bukti bahwa SMPIT Insan Mulia sangat serius dengan program tahfidz quran. Sekaligus sebagai jawaban atas anemo masyarakat yang kian hari kian kuat untuk mengikutsertakan putra-putri mereka dalam program tahfidzul quran. Di lahan yang sejuk, di kaki gunung muria, benar-benar cocok untuk anak didik berkonsentrasi dengan hafalan-hafalan al quran mereka. Ibarat kata, Wonosekar ini seperti kawasan “Puncak Bogor” nya Pati. 😀 . Ketika masuk ke Wonosekar, yang terbentang adalah pemandangan alam kaki gunung muria yang indah, dengan perkebunan ketela, randu, dan aliran sungai yang menambah suasana eksotis di pagi dan sore hari. Udaranya yang sejuk, tentu saja daya tarik tersendiri.

Santri Putra saat Menghafal al Quran
Santri Tahfidz saat Menghafal

Kepada seluruh santri tahfidzul quran, Ust Nanang berpesan untuk senantiasa qonaah, berfokus dan bersyukur pada kelebihan program tahfidz yang secara kurikulum terbukti telah mampu menghasilkan hafdz quran yang da’i dan da’iyah dengan segala macam prestasi akademisnya. Gedung baru Wonosekar akan terus bertumbuh. “Cita-cita kita bahkan sampai terbentuk SMAIT di Pati ini. Karena sebenarnya kehadiran SMAIT di eks karesidenan Pati ini sudah dinanti-nantikan oleh masyarakat dan keluarga besar Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) Indonesia. Sehingga harapannya proses pembinaan bisa berlanjut dan target menghasilkan hafalan quran yang mutqin 30 juz lebih mudah dengan adanya SMAIT. 20 juz ditempuh di SMPIT Insan Mulia, 10 juz diselesaikan di tahun awal masuk SMAIT, dan masih ada waktu 2 tahun untuk melancarkan hafalan. Sehingga harapan besarnya, lulus SMA mereka para santri sudah punya hafalan yang kuat sebagai bekal mereka selanjutnya di Perguruan Tinggi.” Papar Ust Nanang dengan penuh optimis.

Proses pindahnya santri tahfidz ke gedung baru pun bukannya tanpa cerita menarik. Karena mereka benar-benar hijrah ke lingkungan yang baru. Akan tetapi karena sigapnya musrif dan musrifah, anak-anak kelas 7 yang notabene baru masuk pun dapat dengan mudah beradaptasi. Santri tahfidz sendiri diisi tidak hanya dari lokal kabupaten pati. Tercatat beberapa santri juga datang dari Jepara, Rembang, Grobogan, bahkan ada yang dari Kendal. Mereka semua sangat antusias dan intens dengan program-program tahfidzul quran SMPIT Insan Mulia. Semua santri bergembira, karena gedung baru Wonosekar inilah, yang selama ini dicita-citakan bersama. Keluarga besar SMPIT Insan Mulia Pati sangat optimis, gedung baru Wonosekar ini akan menjadi daya tarik tersendiri bagi orang tua yang mendambakan anaknya menjadi santri tahfidz dengan konsep yang modern. Setelah selama ini mereka para orang tua sudah sangat percaya dengan kualitas kurikulum dan pengajar yang dimiliki pihak sekolah.

Saat Tafakur Alam yang Mengasyikkan
Murajaah Hafalan pun Bisa Sambil Relaksasi 😀

Jadwal jenguk dan jadwal pulang santri masih seperti biasanya. Pekan pertama untuk pulang dan pekan ke tiga untuk jenguk. Tentu saja ini akan menjadi suasana baru bagi orang tua, ustadz ustadzah, para santri, dan seluruh pengurus yayasan SIDIK (Abu Bakar Group) Pati. Terakhir, semoga mimpi-mimpi kita bersama, untuk mencetak para penghafal quran yang da’i dan da’iyah mampu terus bergulir. Dan kelak kita akan bersama menyaksikan generasi tangguh pemimpian masa depan. Semoga generasi rabbani itu adalah putra-putri kita. [TP/ZJ]

Tebarkan Kebaikan