Oleh: Diah Jumaroh, S. Pd. I.
Kisah ibu Hajar dan dengan putranya Ismail mengajarkan kepada kita betapa pertolongan Allah itu amatlah dekat. Ketika Nabi Ibrahim mendapatkan perintah dari Allah untuk menaruh istri dan anaknya (Ibu Hajar dan Ismail) di sebuah tempat yang belum ada kehidupan sama sekali, tidak ada sumber air, bahkan tanda-tanda kehidupanpun belum terlihat disana tetap beliau laksanakan meski secara logika dan hitungan manusia tidak akan mungkin orang akan bertahan hidup disana. Dan benarlah adanya ketika ibu Hajar mendapati Ismail dalam keadaan yang amat sangat lapar dan haus dia berusaha keras mencari pertolongan kesana kemari untuk mendapatkan air. Ibu Hajar berlari dari bukit Sofa ke bukit Marwa sebanyak 7 kali berharap ada orang yang akan ditemui dan memberikan pertolongan, namun ternyata tidak ada satupun orang beliau temui. Tidak terbayangkan kepayahan yang beliau alami ketika itu, tetapi ternyata pertolongan Allah bukan melalui usaha yang ibu Hajar lakukan akan tetapi justru dari arah lain yang telah Allah siapkan yaitu dari hentakan kaki Ismail. Demikianlah jika Allah berkehendak menolong hambanya, diluar logika kita Allah menurunkan pertolongannya.
Belajar dari kisah ibu Hajar dengan Ismail ketika sibuk menunggu pertolongan manusia ternyata Allah juga sibuk menyiapkan pertolongan untuk kita setiap saat dengan cara-Nya, memperhatikan urusan hamba-Nya dan memberikan isyarat (petunjuk) untuk menolong kita. Demikian pula saat Allah memberi kita cobaan atau musibah, kita berharap besar akan pertolongan teman kita, atau saudara kita, atau tetangga kita, atau dari orang-orang yang pernah kita tolong. Dalam kondisi demikian ternyata Allah mendatangkan pertolongan itu justru dari arah yang tidak kita sangka-sangka. Bisa jadi bukan dari teman kita, saudara kita, atau dari orang yang pernah kita tolong tapi dari tangan lain yang telah Allah siapkan untuk menolong kita. Sebagiamana Allah berfirman dalam Qs. 55 : 29-30 berikut ini :
يَسۡـَٔـلُهٗ مَنۡ فِى السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضِؕ كُلَّ يَوۡمٍ هُوَ فِىۡ شَاۡنٍۚ
فَبِاَىِّ اٰلَاۤءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ
Artinya: “Apa yang di langit dan di bumi selalu meminta kepada-Nya. Setiap waktu Dia dalam kesibukan. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan”.
Sesungguhnya Allah telah menolong kita dengan memberikan isyarat (petunjuk) kemana hamba-Nya mesti melangkah. Memberikan petunjuk solusi apa yang mestinya diambil. Entah dengan memudahkan atau mempersulit suatu urusan. Entah dengan insiden seakan tanpa disengaja. Entah dengan bisikan hati yang terus mengarahkan pada sesuatu. Dan berbagai cara lainnya. Namun sayangnya, kita sering tidak melihat, tidak mendengar, dan tidak menggunakan hati untuk sensitif terhadap isyarat Allah tersebut. Jadi ketika seorang hamba mengeluh tentang lambatnya pertolongan Allah, sesungguhnya bukan pertolongan Allah yang lambat, tapi kita sendiri yang “bandel” dengan ribuan isyarat pertolongan Allah tersebut.
Hal-hal berikut ini akan menjadi salah satu sebab yang menjadikan Allah senantiasa sibuk menolong kita :
1.Perbarui sabar dan perbaiki sholat
Terus memperbaiki kualitas kesabaran kita baik ketika Allah memberikan kelapangan kepada kita maupun saat ujian melanda, meyakini bahwa semua yang Allah berikan kepada kita adalah yang paling terbaik untuk kita. Tidak kalah penting dari kesabaran, kita juga harus memperbaiki kualitas dan kuantitas sholat sebagai salah satu cara mempercepat pertolongan Allah. Menjadikan sholat adalah sebagai moment melepas kerinduan kita kepada dzat yang paling kita cintai akan menjadikan sholat kita berkualitas, lebih khusyu’, dan menikmati setiap gerakan dan bait-bait do’a yang keluar dari lisan kita.
2. Memperbanyak isthighfar
Memahami diri sebagai hamba yang lemah dan sering disadari maupun tanpa disadari melalukan banyak maksiat terhadap allah membuat kita menyadari akan pentingnya istighfar sebagai salah satu cara mensucikan jiwa kita. Kesucian jiwa itulah yang mampu mendekatkan kita dengan sang Khalik dengan kedekatan yang lebih baik yang membuat keridhoan dan pertolongan Allah makin dekat dengan kita.
3. Memperbanyak sedekah
Ada sebuah kisah legendaris yang sering kita dengar, kisah tentang beberapa pemuda yang terjebak di dalam gua. Ketika mereka memohon pertolongan Allah mereka berdo’a dengan wasilah kebaikan-kebaikan yang pernah mereka lakukan, yang membuat pertolongan Allah itu nyata dekatnya. Demikian pula sedekah adalah sebuah kebaikan yang mampu menjadikan wasilah Allah menyibukkan diri menolong setiap hamba_Nya yang menyedekahkan apa yang dianugerahkan kepadanya.
4. Memperbanyak baca Alqur’an
Alqur’an adalah obat, obat bagi siapapun yang sedang sakit bathin bahkan sakit fisik. Karena menikmati setiap indahnya kalimat Alqu’an menjadikan semua permasalahan hidup kita menjadi terasa ringan. Wallahu a’lam bishowwab.