{وَلَئِنْ شِئْنَا لَنَذْهَبَنَّ بِالَّذِي أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ ثُمَّ لَا تَجِدُ لَكَ بِهِ عَلَيْنَا وَكِيلا (86) إِلا رَحْمَةً مِنْ رَبِّكَ إِنَّ فَضْلَهُ كَانَ عَلَيْكَ كَبِيرًا (87)
Dan sesungguhnya jika Kami menghendaki, niscaya Kami lenyapkan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu; dan dengan pelenyapan itu kamu tidak akan mendapatkan seorang pembela pun terhadap kamu, kecuali karena rahmat dari Tuhanmu. Sesungguhnya karunia-Nya atasmu adalah besar. QS. Al Isra’ : 86-87
Keberadaan Alquram di dalam dada manusia adalah sebentuk karunia Allah yang besar kepada hamba-Nya. Hal itu bisa juga dicabut kembali oleh-Nya ketika memang para pembawa wahyu itu tidak layak lagi dipercaya.
Maka interaksi dengan Alquran harus lebih diintensifkan baik secara taabbudi dalam artian menjadikan Alquran sebagai sarana beribadah dengan cara membacanya, menjadikannya dzikir yang terus terulang, alquran dijadikan sebagai hiasan dalam salat dan ibadah lainnya. Alquran juga didekati secara hifdzi dengan cara terus menghafalkannya, secara tarbawi dengan cara menjadikan Alquran sebagai sarana mentarbiyah diri, memperbaiki diri secra lahir dan batin. Maka manusia harus terus berusaha menyesuaikan dirinya denga apa yang dihendaki oleh tuntutan ayat demi ayat yang dibacanya. Selain itu Alquran juga harus didekati secara daawi dengan cara mendakwahkan Alquran agar seluruh masyarakat tershibghah dengan celupan nilai-nilai Alquran.
Betapapun usaha ini sangat berat untuk dilakukan, karena betapa banyak umat Islam yang tidak tertarik dengan Alquran. Banyak orang yang merasa tidak butuh atau merasa tidak mampu menghafal Alquran, demikian juga mengamalkan dan mendakwahkannya betapapun Alquran sudah disodorkan di depan matanya. Allah swt berfirman :
وَلَقَدْ صَرَّفْنَا لِلنَّاسِ فِي هَذَا الْقُرْآنِ مِنْ كُلِّ مَثَلٍ فَأَبَى أَكْثَرُ النَّاسِ إِلا كُفُورًا (89) } .
” Dan sesungguhnya Kami telah mengulang-ulang kepada manusia dalam Al-Qur’an ini tiap-tiap macam perumpamaan, tapi kebanyakan manusia tidak menyukai, melainkan mengingkarinya). QS. Al Isra’ : 89
Itulah watak manusia, kebanyakan mereka lebih terlena dengan hiasan-hiasan duniawi, maka kita harus terus menguatkan azam untuk memperkuat interaksi bersama dengan Alquran agar tidak termasuk dalam “kebanyakan manusia” yang dicela di dalam ayat tersebut. Juga kita terus mendakwahkan Alquran agar semakin sedikit manusia-manusia yang teemasuk dalam golongan “kebanyakan” itu.
Sragen, 27/12/2019
Disarikan dari Taujih Ust. KH. Abdul Azis Abdurrouf , Lc. Alhafidz dalam pembukaan Pelatihan Menghafal Alquran se-Jatim, Jateng dan DIY