ZUHUD

# Artikel Ramadhan

# Hari ke 15

Bismillahirrahmanirrahim..
Zuhud adalah meninggalkan kecintaan berlebih kepada dunia, yang mana telah kita ketahui bahwa sifat dari dunia adalah sementara. Zuhud pun dapat diartikan dengan meletakkan dunia hanya sebatas pada tangannya. Sebagaimana Hasan Al bashri pernah menyampaikan bahwa “zuhud adalah bagaimana cara kamu meletakkan harta dan dunia ditelapak tanganmu dan kamu tidak menempatkan urusan harta dan dunia tersebut di hatimu”

Bicara tentang zuhud berarti bicara tentang amalan hati, yang mana hanya Allah sajalah yang dapat menilainya. karena itu kita tidak bisa menilai apakah seseorang itu telah zuhud atau belum hanya dengan melihat tampilan luarnya saja. Karena hakikatnya, zuhud bukanlah tentang penampilan atau fasilitas melainkan tentang bagaimana cara pandang seorang hamba terhadap dunia. Bisa saja seseorang yang dari luar terlihat kaya raya kemudian ia zuhud maka ibarat Rem pada kendaraan, hal itu lah yang akan membuat ia tidak akan mengambil harta yang haram atau syubhat, karena baginya yang halal itu adalah perkara mutlak dan tidak bisa diganggu gugat.

Atau ketika usaha dunia yang ia telah lakukan dengan sungguh-sungguh kemudian hancur seketika, ia tidak terlalu terpukul. Saat kehilangan handphone padahal ia sudah sangat berhati-hati, ia tidak terlalu sedih. Maka itulah yang disebut Zuhud. Memandang perkara dunia biasa saja.

Saat kita meletakkan urusan zuhud itu pada hati, maka kita tidak akan merasa lelah dan letih. Karena orang yang paling lelah dan paling letih adalah orang yang mengikuti dunia tanpa konsep zuhud.


Sebagaimana yang telah disampaikan oleh seorang ulama bernama Abu Al Mawahib. Beliau menyampaikan “Ibadah yang disertai dengan cinta dunia hanya melelahkan hati dan raga, hal ini akan terlihat banyak menurut orang yang melakukannya namun hakikatnya sedikit. Ibadah yang seperti itu bagai raga tanpa nyawa, kosong tanpa isi”

Sementara itu buah dari kecintaan yang berlebih pada dunia adalah panjang angan-angan dan Wahn (cinta dunia dan takut mati). Wallahu a’lam bisshowab

Saudaramu karena Allah~
Luthfia Ihza Prayogo.

NB: Dikutip dari beberapa sumber

Tebarkan Kebaikan