BELAJAR KESETIAAN DARI SANG PENGANTIN SURGA

BELAJAR KESETIAAN DARI PENGANTIN SURGA

==========================

Allah swt berfirman :

ِ یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوۤا۟ أَوۡفُوا۟ بِٱلۡعُقُودِۚ

Artinya :
Hai orang-orang yang beriman penuhilah janjimu [Surat Al-Ma’idah 1]

Pernikahan adalah ikatan yang dibahasan oleh Allah swt sebagai mistaqan ghalidha (ikatan yang kokoh). Sesungguhnya di sana ada janji, komitmen, dan harus ada kesetiaan. Sebuah ijab qabul yang menggunakan nama Allah swt sebagai jaminan. Komitmen bermula, berjalan dan berakhir sesuai dengan syariat Islam. Di sana juga harus ada kesetiaan yang harus senantiasa dijaga dan dipelihara. Maka, pernikahan itu bukan hanya urusan dunia, namun perkara yang akan dipertanggungjawabkan di dunia dan akhirat. Demikian juga sebuah kesetiaan yang akan terus dibawa sampai surga. Mari kita belajar dari seorang shahabiah yang satu ini.

Namanya adalah Hujaimah binti Huyay al-Awshabiyah. Beliau termasuk dalam golongan tabiin. Dia berasal dari Washshab, sebuah kabilah di Himyar. Telah menjadi yatim sejak masih kecil, Hujaimah akhirnya diasuh oleh Abu Darda. Semasa diasuh Abu Darda, Hujaimah selalu diikutsertakan dalam majelis-majelis ilmu dan shalat berjamaah bersama kaum laki-laki. Namun, saat menginjak usia akil baligh, Hujaimah akhirnya bergabung dengan majelis ilmu kaum perempuan. Beliau belajar dari para sahabat yang mulia dan menjadi murid kesayangan sayyidah Aisyah ra. Kesungguhannya dalam belajar menjadikan beliau terkenal sebagai seorang wanita yang gemar beribadah, hafal Alquran, zuhud dan memiliki kedalaman ilmu.

Ketika istrinya meninggal dunia, Abu Dardak meminang anak angkatnya ini untuk dijadikan istri. Maka sejak itu beliau terkenal dengan sebutan Ummu Dakdak. Untuk membedakan dengan Ummu Dardak yang sudah meninggal disebutlah beliau dengan Ummu Dardak Ash Shaghirah. Sejak pernikahan ini beliau menemukan sumber ilmu yang melimpah. Maklum, Abu Dardak termasuk sahabat yang dekat dengan Rasulullah saw. Maka, keberadaan beliau disamping orang yang solih ini semakin meneguhkan keimanan dan menajamkan derajat kelilmuannya.

Inilah yang selayaknya dipelajari. Menikah tidak hanya urusan syahwat, namun kebih pada mengasah ketajaman taat kepada sang pencipta. Jika demikian adanya, maka menikah sesungguhnya menemukan partner untuh belajar dan beramal dalam rangka mencari ridha Allah swt.

Menjelang Abud Dardak wafat, Ummud Dardak pernah mengatakan kepadanya, “Dulu kau pinang diriku pada keluargaku di dunia, lalu mereka menikahkanku denganmu. Sekarang kupinang engkau kepada dirimu untuk nanti di akhirat.”

“Kalau begitu, jangan engkau menikah lagi sepeninggalku,”ujar Abu Dardak.

Ummud Dardak benar-benar memenuhi permintaan Abud Dardak. Setelah meninggalnya Abu Dardak, Mu’awiyah bin Abi Sufyan yang pada saat itu menjadi khakifah datang menyampaikan pinangan. Saat itu Ummud Dardak masih muda dan dikenal kecantikannya. Ummu Dardak menolak. “Tidak” katanya, “Aku tidak akan menikah lagi dengan seorangpun di dunia sampai aku menikah dengan Abu Dardak di dalam surga, insya Allah.”
Sekali lagi, kita melihat bahwa bagi seseorang yang hatinya dipenuhi rasa cinta kepada Allah swt. dunia ini hanyalah sesuatu yang sepele. Jangankan harta, bahkan seorang khalifah yang meminang tidak juga membuat beliau bergeser dari tujuan utamanya, yaitu berbahagia dengan suaminya di surga.

Bagaimana dengan saya, anda, dia dan kita semua??? ?

Semoga Allah swt limpahkan kepada kita manisnya iman dalam rumah tangga yang sakinah mawaddah warahmah.

==========================
Pati, 2/10/2020
Pelayan SMPIT INSAN MULIA BOARDING SCHOOL PATI
nanangpati@yahoo.co.id

Tebarkan Kebaikan