ADAB DI ATAS ILMU

Oleh: Laili Munfarida, S. E

Kata akhlak dalam bahasa Arab disebut juga khuluq. Kalau bercermin kita dianjurkan berdoa: اَللّٰهُمَّ كَمَا حَسَّـنْتَ خَلْقِـيْ فَحَسِّـنْ خُلُقِـيْ (Allahumma Kamaa hassanta Kholqii Fahassii Khuluqii) “Ya Allah sebagaimana Engkau telah membaguskan tubuhku (rupaku), maka baguskanlah akhlakku.” (HR. Ahmad).

Akhlak dan adab ditempatkan Allah SWT sebagai suatu hal yang paling utama. Kepintaran seseorang tidak berguna apabila seseorang tersebut tidak memiliki adab (etika). Dalam satu hadits yang diriwayatkan Imam Abu Daud, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda bahwa “orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya“. Ketika seseorang memiliki ilmu tanpa akhlak , maka dia akan lupa siapa dirinya yang sesungguhnya dan melupakan akhlak Rasulullah SAW.

Para ulama-ulama Arab sudah banyak berpendapat bahwa adab itu kedudukannya lebih tinggi daripada ilmu. Salah satunya disebutkan Hadratusy Syekh Hasyim Asy’ari dalam kitabnya yang berjudul Adab Al-‘Alim Wa Al-Muta’allim. Ia berkata:

التوحيد يوجب اإليمان, فمن ال إيمان له ال توحيد له, واإليمان يوجب الشريعة, فمن ال شريعة له ال إيمان له وال توحيد له,
والشريعة توجب األداب, فمن اآلداب له ال شريعة له وال إيمان له وال توحيد له

Artinya: “Tauhid mewajibkan wujudnya iman, barang siapa yang tidak beriman, maka sebenarnya dia tidak bertauhid. Dan iman mewajibkan wujudnya syariat, maka barang siapa yang tidak melakukan syariat, sebenarnya dia tidak beriman dan tidak pula bertauhid. Dan syariat mewajibkan wujudnya adab, maka barang siapa yang tidak memiliki adab, maka pada hakikatnya.”

Dalam buku tersebut juga dijelaskan bahwa para ulama menyetujui perkara abad lebih tinggi dari ilmu. Seorang tokoh sufi Yusuf bin Al-Husain Al-Razi (w. 304 H), sebagaimana dikutip oleh Abu Bakr Ahmad bin Ali bin Tsabit bin Ahmad bin Mahdi Al- Shafi’i, yang dikenal dengan nama Al-Khatib Al-Baghdadi (392- 463 H) mengatakan:

باألدب تفهم العلم

Artinya: “Hanya dengan adab, engkau akan memahami ilmu.”

Adapun Imam Malik RA juga mengatakan:

تعلم األدب قبل أن تتعلم العلم

Artinya: “Pelajarilah adab sebelum mempelajari ilmu.”

Sependapat dengan nasihat-nasihat di atas, Ibnu Al-Mubarak RA juga mengatakan bahwa adab lebih tinggi dari ilmu, tulis buku Antologi Hadits Tarbawi: Pesan-Pesan Nabi SAW tentang Pendidikan oleh Anjali Sriwijbant. Ibnu al-Mubarak RA menyatakan, “Mempunyai adab (kebaikan budi pekerti) meskipun sedikit adalah lebih kami butuhkan daripada (memiliki) banyak ilmu pengetahuan.”

Adapun beberapa adab (akhlak) yang diajarkan Rasulullah SAW kepada kita sebagaimana diriwayatkan Imam Muslim, dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah Shalllahu alaihi wa sallam bersabda: “Hak seorang muslim terhadap sesama muslim ada ada enam, yaitu:

  1. Apabila engkau berjumpa dengannya ucapkanlah salam.
  2. Apabila ia memanggilmu penuhilah.
  3. Apabila ia meminta nasihat kepadamu berilah nasihat.
  4. Jika ia bersin dan mengucapkan Alhamdulillah, balaslah dengan ucapan Yarhamukallah (semoga Allah memberi rahmat kepadamu).
  5. Apabila dia sakit, jenguklah.
  6. Apabila dia meninggal dunia, antarkanlah jenazahnya).

Demikian pentingnya mempelajari adab sebelum ilmu. Sebab orang yang berilmu tinggi belum tentu beradab. Tetapi orang yang beradab pasti mempunyai ilmu. Dan tingkatan adab lebih tinggi daripada ilmu. Semoga Allah memberi kita taufik agar menjadi pribadi yang berakhlak mulia. Wallahu a’lam.

Tebarkan Kebaikan