Dosa besar yang diampuni dan dosa kecil yang membahayakan

#Artikel Ramadhan

#Hari Ke 16

#Ust. Mohamad Solichin S.Pd.I

Nabi Muhmmad S.a.w Bersabda :  yang artinya “ Dosa kecil tidaklah dipandang remeh jika terus menerus dilakukan dan dosa bersat tidak disifatkan berbahaya jika disertai dengan memohon ampun ( bertaubat)

Dari hadist tersebut bisa dipahami bahwa dosa kecil yang terus menerus dilakukan akan menumpuk dan terus menimbun menjadi dosa besar, dengan adanya kehendak untuk melakukan terus menerus, berarti suatu dosa telah mebesar karena niat melakukan maksiat itu merupakan perbuatan maksiat sendiri. Sedangkan dosa besar tidak dipandang besar, jika disertai dengan senantiasa memohon ampun kepada Allah, bertaubat disertai dengan syarat-syaratnya. Ini karena sesungguhnya taubat akan menghapus segala kesalahan, walaupun kesalahan itu besar sekaliapun. Hadist ini diriwayatkan oleh Imam al-Dailami dari ibnu abbas

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata:

وههنا أمر ينبغي التفطن له وهو أن الكبيرة قد يقترن بها من الحياء والخوف والاستعظام لها ما يلحقها بالصغائر وقد يقترن بالصغيرة من قلة الحياء وعدم المبالاة وترك الخوف والاستهانة بها ما يلحقها بالكبائر بل يجعلها في أعلى رتبها وهذا أمر مرجعه إلى ما يقوم بالقلب. 

Artinya: “Dan disini ada sebuah perkara yang harus dicermati, yaitu bahwa sebuah dosa besar terkadang dibarengi dengan sifat malu, rasa takut dan pengagungan akan beratnya dosa tersebut yang menjadikannya dikategorikan dengan dosa-dosa kecil, dan (sebaliknya) terkadang sebuah dosa kecil dibarengi dengan sedikit rasa malu, tidak mengacuhkan, tidak takut dan sikap meremehkan dengan dosa tersebut yang menjadikannya dikategorikan dengan dosa-dosa besar, bahkan menjadikannya di tingkatan yang paling tinggi (dari dosa-dosa besar itu). Dan perkara ini kembalinya kepada apa yang terbetik di dalam hati”. Lihat kitab Madarij As Salikin, karya Ibnul Qayyim.

Persoalan sekarang adalah adakah kita telah bertaubat dan kembali kepada Allah? Adakah kini kaum muslimin sadar diri dan kembali menjalankan syariat Islam dan hokum yang ditetapkan oleh Al Qur’an dan as Sunnah? Adakah kita selalu peduli dan ambil peran dalam mengurangi kemungkaran dan kemaksiatan yang ada disekeliling kita. Sesungguhnya inilah jihat yang paling utama yaitu jihat memerangi nafsu dan syitan yang membelenggu umat islam dari bertaubat, dari menjalankan ketaatan, menyekat kemungkaran dan dalam hal-hal tertentu lari kemedan perang untuk meraih syahid di sisi Allah SWT.

Tidak seharusnya manusia yang telah berbuat dosa berputus asa sehingga ia bernggapan bahwa Allah SWT tidak lagi akan mengampunkan dosa-dosanya. Hal ini boleh jadi timbul akibat dosa yang dilakukan terlalu besar dan sudah terlampau banyak. Sesungguhnya rahmat dan pengampunan Allah SWT sangat luas melebihi samudra yang tidak bertepi. Allah SWT memberikan jaminan keampunan sebagai firman allah dlam Q.S az zumar ayat 53

Terjemah Arti: Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. 

Tafsir Quran Surat Az-Zumar Ayat 53 Katakanlah (wahai Rasul) kepada hamba-hambaKu yang bergelimang dalam kemaksiatan dan melampaui batas terhadap diri mereka sendiri dengan melakukan dosa-dosa ajakan dari hawa nafsu mereka, “Janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah hanya karena banyaknya dosa kalian, sebab Allah mengampuni semua dosa-dosa bagi siapa yang bertaubat darinya dan meninggalkannya sebanyak apa pun dosa-dosa itu. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun bagi dosa para hambaNya yang bertaubat kepadaNya lagi Maha Penyayang kepada mereka.”
    di dalam satu hadits yang panjang yang diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim dinytakan ada seorang lelaki yang telah membunuh 99 orang. Ia menanyaka kepada seorang rahib berbangsa israil sebagaimana dosanaya itu masih diampuni allah SWT. Dijawabnya tidak, maka rahib itupun dibunuhnya dan genaplah ia membunuh 100 orang. Selanjutnya ia bertanya persoalan yang sama kepada seorang alim yang sholih dan ia menasihatkan agar bertaubat dan pergi ke suatu kampong yang penduduknya ramai orang baik dan ahli ibadah. Sebelum sampai tempat tujuan lelaki tersebut meninggal dunia dan menjadi rebutan dua malaikat, yakni malaikat rahmat dan malaikat azab. Akhir kisah ini allah SWT telah mengampuni dosa lelaki tersebut karna jarak yang ia lalui lebih jauh, dank arena itu malaikat rahmat lebih berhak ats dirinya. Pesan yang bisa kita petik adalah bahwa tidak seharunya pelaku maksiat sekalipun besar dan banyak jangan perputus asa dari rahmat Allah SWT.karena Allah SWT akan senantiasa mengampuni segala macam dosa melainkan dosa syirik.

Selanjutnya, penyesalan terhadap dosa-dosa sangatlah penting karena pada hakikatnya hal itu menunjukkan keinsyafan seseorang. Orang yang menyesali dosa berarti juga telah melatih dirinya bersifat tawadhu’ yakni rendah diri dihadapan Illahi. Setelah penyesalan tidaklah seharusnya ia akan mengulangi dosa yang sama.

Bulan romadhon ini adalah bulan yang sangat tepat dan mustajab untuk kita bertaubat dari segala doa yang sudah kita lakukan baik dosa kecil, besar yang kita sengaja maupun tidak sengaja. Karna dibulan romadhon ini allah memberikan pengampunannya bagi hambanya yang bertaubat dan memberikan berlipat ganda amal kepada hambanya yang mau beramal dengan ikhlas.

Semoga sedikit tulisan ini bisa mengingatkan diri saya pribadi dan para pembaca yang budiman. Untuk senantiasa bertaubat dan beramal sholih.

Oleh : Ust M. Solichin, S.Pd.I Guru SMPIT INSAN MULIA

Tebarkan Kebaikan