Kebesaran Jiwa Dalam Bingkai Saling Memaafkan

Oleh: Abdul Mukhlis, S.Pd.I

Saling memaafkan di hari yang Fitri memiliki makna yang mendalam, bukan hanya sekedar tradisi atau kebiasaan. Di hari yang suci ini, kita diberi kesempatan untuk merefleksikan diri, untuk kembali kepada fitrah kita sebagai manusia yang bersih dan suci. Memaafkan di hari yang penuh berkah ini bukanlah hal yang mudah, karena sering kali kita dibelenggu oleh rasa sakit hati, kebencian, atau kekecewaan terhadap orang lain. Namun, justru di saat seperti inilah, kita diajak untuk melepaskan beban tersebut dan membuka pintu kedamaian.

Memaafkan adalah tanda bahwa kita memiliki jiwa yang besar, bahwa kita mampu mengatasi ego dan perasaan pribadi demi kebaikan bersama. Ketika kita memaafkan, kita tidak hanya memberikan kesempatan kepada orang lain untuk berubah, tetapi juga memberi diri kita kesempatan untuk berkembang, untuk lebih dekat dengan ketenangan dan kebahagiaan yang sejati. Kita belajar bahwa hidup ini tidak selalu tentang siapa yang benar atau salah, tetapi tentang bagaimana kita bisa menjaga hubungan dengan sesama, menjaga kedamaian hati, dan memperkuat rasa empati.

Lebaran, sebagai puncak dari bulan suci Ramadan, mengajarkan kita bahwa kesucian bukan hanya datang dari amal ibadah yang kita lakukan, tetapi juga dari kemampuan kita untuk mengasihi, memaafkan, dan menerima kelemahan orang lain. Dalam proses memaafkan, kita membangun kedewasaan, kita memperlihatkan bahwa kita lebih mengutamakan kedamaian dan hubungan yang harmonis daripada membiarkan perasaan negatif menguasai diri kita.

Saling memaafkan juga merupakan bentuk solidaritas sosial yang penting, di mana kita menunjukkan bahwa kita peduli dengan perasaan dan kesejahteraan orang lain. Dalam masyarakat yang penuh dengan perbedaan dan dinamika, memaafkan menjadi jembatan yang mempererat tali silaturahmi dan menciptakan lingkungan yang lebih damai.

Oleh karena itu, di hari yang Fitri ini, mari kita gunakan kesempatan yang ada untuk saling memaafkan, menyembuhkan luka lama, dan memulai lembaran baru yang lebih baik. Dengan saling memaafkan, kita tidak hanya meraih kebaikan di dunia ini, tetapi juga memperoleh ganjaran yang tak ternilai di akhirat nanti. Sebab, Allah SWT sangat mencintai orang-orang yang saling memaafkan, dan melalui maaf, kita dapat meraih kedamaian hati yang sesungguhnya.

Sebagaimana dalam surat An Nur ayat 22:

وَلْيَعْفُوا وَلْيَصْفَحُوا ۚ أَلَا تُحِبُّونَ أَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لَكُمْ ۚ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

Artinya: “Dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kalian tidak suka Allah mengampuni kalian? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Ayat ini mengajarkan kita untuk memaafkan dan berlapang dada, dengan harapan bahwa Allah akan mengampuni kita. Memaafkan adalah suatu tindakan mulia yang tidak hanya membersihkan hubungan antar sesama, tetapi juga mendekatkan kita kepada Allah SWT, yang Maha Pengampun. Semoga dengan saling memaafkan, kita semua bisa meraih kedamaian dan mendapatkan keberkahan dari Allah, baik di dunia maupun di akhirat.

Tebarkan Kebaikan