Ada kisah yang bisa diambil pelajaran yaitu tentang para jin yang mendengar Alquran lantas mendapatkan hidayah.
Rasulullah saw berusaha mencari ladang dakwah yang mau menerima Islam. Sambutan masyarakat Mekah yang melakukan penolakan dengan berbagai cara, terutama setelah kematian Khadijah dan Abu Thalib membuat beliau berusaha berdakwah di daerah lain. Thaif adalah daerah yang menjadi tujuan ekspansi dakwah beliau. Terletak di sebelah tenggara Mekah, kota ini mempunyai karakter yang berbeda dengan Mekah. Kota yang terletak di daerah perbukitan ini terkenal sebagai kota yang sejuk dan mempunyai komoditas pertanian yang unggul terutama buah anggur.
Di Thaif, bukan sambutan yang didapatkan beliau, namun mereka melakukan aksi brutal. Kaum Tsaqif yang melempari beliau dengan batu sehingga membuat kaki beliau terluka.
Dalam perjalanan pulang ke Mekah, beliau berhenti di sebuah daerah bernama Nakhlah. Di waktu malam beliau bangun untuk melaksankan shalat. Tanpa disadari ada serombongan jin yang terbang melewati beliau, mereka adalah 7 jin yang berasal dari penduduk Nashibin. Dalam sebuah riwayat disampaikan bahwa mereka adalah jin Yahudi, sebelumnya mereka sudah mendapatkan dakwah para nabi yang diutus kepada mereka. Mereka juga mempelajari kitab Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa as. Begitu mendengar lantunan ayat yang indah itu mereka tersentuh dan merespon panggilan ayat Alquran. Hidayah itu menyentuh nurani dan merekapun beriman kepada ajaran Alquran. Tidak perlu waktu lama, mereka bergegas pulang dan menyeru kaumnya agar beriman kepada Allah swt. Responsifnya mereka menyambut seruan ayat Alquran ini diabadikan Allah swt dalam sebuah surat Al Ahqaf; 29-31 :
وَإِذْ صَرَفْنَا إِلَيْكَ نَفَرًا مِنَ الْجِنِّ يَسْتَمِعُونَ الْقُرْآَنَ فَلَمَّا حَضَرُوهُ قَالُوا أَنْصِتُوا فَلَمَّا قُضِيَ وَلَّوْا إِلَى قَوْمِهِمْ مُنْذِرِينَ (29) قَالُوا يَا قَوْمَنَا إِنَّا سَمِعْنَا كِتَابًا أُنْزِلَ مِنْ بَعْدِ مُوسَى مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ يَهْدِي إِلَى الْحَقِّ وَإِلَى طَرِيقٍ مُسْتَقِيمٍ (30) يَا قَوْمَنَا أَجِيبُوا دَاعِيَ اللَّهِ وَآَمِنُوا بِهِ يَغْفِرْ لَكُمْ مِنْ ذُنُوبِكُمْ وَيُجِرْكُمْ مِنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ (31) وَمَنْ لَا يُجِبْ دَاعِيَ اللَّهِ فَلَيْسَ بِمُعْجِزٍ فِي الْأَرْضِ وَلَيْسَ لَهُ مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءُ أُولَئِكَ فِي ضَلَالٍ مُبِينٍ (32(
Artinya : “Dan (ingatlah) ketika Kami hadapkan serombongan jin kepadamu yang mendengarkan Al-Qur’an, maka tatkala mereka menghadiri pembacaan(nya) lalu mereka berkata: Diamlah kamu (untuk mendengarkannya). Ketika pembacaan telah selesai mereka kembali kepada kaumnya (untuk) memberi peringatan. Mereka berkata: Hai kaum kami, sesungguhnya kami telah mendengarkan kitab (Al-Quran) yang telah diturunkan sesudah Musa yang membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya lagi memimpin kepada kebenaran dan kepada jalan yang lurus. Hai kaum kami, terimalah (seruan) orang yang menyeru kepada Allah dan berimanlah kepada-Nya, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosa kamu dan melepaskan kamu dari azab yang pedih. Dan orang yang tidak menerima (seruan) orang yang menyeru kepada Allah maka dia tidak akan melepaskan diri dari azab Allah di muka bumi dan tidak ada baginya pelindung selain Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata. (QS. Al-Ahqaf: 29-32)
HIKMAH
- Jin adalah makhluk Allah swt yang diciptakan dengan tujuan beribadah sebagaimana manusia. Mereka juga terikat dengan syariat Rasulullah saw sebagaimana manusia.
Begitulah seharuslah respon orang beriman terhadap Alquran. Semua yang berasal dari Alquran diyakininya dengan sepenuh keyakinan. Berinteraksi bersama Alquran sesungguhnya adalah bukti keimanan. Meyakini kebenaran firman Allah swt. Bagaimana respon seorang hamba ketika Allah swt menawari sebuah perniagaan yang dijamin tidak akan pernah rugi. Ketika Sang Maha Pencipta menawarkan sebuah buku panduan kehidupan yang akan membimbing menuju kebahagiaan yang hakiki, tentunya tidak ada pilihan lain bagi seorang hamba kecuali meyakini dengan sepenuh keyakinannya. - Berinteraksi dengan Alquran sesungguhnya adalah meyakini kebenaran janji-janji Rasulullah saw. Rindu pahala yang berlipat, rindu kejayaan umat dengan keberkahan Alquran, rindu syafaat, rindu kemuliaan di surge, rindu akan semua hal yang diberikan kepada sahabat Alquran. Meyakini akan datangnya hari akhir yang penuh dengan ketidakpastian nasib manusia menjadikan bersemangat untuk berusaha mencari bekal sebanyak-banyaknya, sekaligus mencari pembela yang akan menolongnya. Semua hal itu bisa diharapkan dengan berinteraksi yang benar bersama Alquran.
- Sebaliknya, lemahnya respon terhadap Alquran dikhawatirkan disebabkan karena lemahnya keyakinan seorang hamba kepada Tuhannya. Ketika malas membaca Alquran, tidak yakin bahwa Allah swt mampu menjadikan hamba-Nya hafal Alquran, tidak segera merespon semua perintah-Nya dalam Alquran menunjukkan ada yang error dalam keimanannya.
÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷
Pati, 11/5/2021
Pelayan SMPIT INSAN MULIA PATI
nanangpati@yahoo.co.id