Oleh: Rini Dita Fitriani, S.Pd
Bulan Ramadhan adalah momen istimewa bagi umat Islam untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur’an:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ ١٨٣
“Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 183)
Puasa bukan sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi juga mengendalikan diri dari hal-hal yang dapat mengurangi nilai ibadah. Di era digital seperti sekarang, tantangan dalam berpuasa tidak hanya datang dari godaan makanan, tetapi juga dari berbagai kemudahan teknologi yang dapat mengalihkan fokus ibadah dan mengurangi keberkahan Ramadhan.
1. Menjaga Pandangan dan Hati dari Konten Negatif
Dalam dunia digital, akses terhadap berbagai informasi sangat mudah. Namun, tidak semua konten yang tersedia membawa manfaat. Oleh karena itu, seorang Muslim harus berhati-hati dalam memilih tontonan dan bacaan. Rasulullah SAW bersabda:
“Puasa itu bukan hanya menahan makan dan minum, tetapi juga menahan diri dari perkataan sia-sia dan kata-kata kotor.” (HR. Ibnu Majah)
Di bulan Ramadhan, hendaknya kita menjauhi tontonan yang tidak bermanfaat serta membatasi penggunaan media sosial yang berlebihan agar hati tetap bersih dan fokus pada ibadah.
2. Memanfaatkan Teknologi untuk Ibadah
Meskipun teknologi memiliki sisi negatif, ia juga bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas ibadah. Berbagai aplikasi Al-Qur’an, kajian Islam, dan jadwal shalat dapat membantu kita lebih disiplin dalam beribadah. Dengan kemudahan ini, seharusnya kita bisa lebih dekat dengan Allah SWT, bukan malah semakin lalai.
3. Menghindari Ghibah dan Perdebatan Tidak Bermanfaat
Media sosial sering menjadi tempat perdebatan dan penyebaran gosip. Padahal, ghibah (menggunjing) adalah dosa besar yang bisa mengurangi pahala puasa. Allah SWT berfirman:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَۗ اِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ ١٢
“Dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.” (QS. Al-Hujurat: 12)
Oleh karena itu, di bulan Ramadhan, kita harus lebih bijak dalam berkomentar dan menyaring informasi sebelum membagikannya.
4. Mengurangi Waktu Layar dan Memperbanyak Ibadah
Bulan Ramadhan seharusnya menjadi kesempatan untuk meningkatkan kualitas ibadah, seperti shalat malam, membaca Al-Qur’an, dan berdzikir. Namun, kemudahan teknologi sering kali membuat kita lebih banyak menghabiskan waktu di depan layar dibandingkan beribadah. Mari kita coba mengatur waktu dengan baik, misalnya dengan menetapkan waktu khusus untuk membaca Al-Qur’an dan mengurangi waktu bermain media sosial.
Di era digital ini, menjaga hati di bulan Ramadhan bukan hanya tentang menahan lapar dan dahaga, tetapi juga mengendalikan diri dari dampak negatif teknologi. Dengan menjaga pandangan, memanfaatkan teknologi untuk kebaikan, menjauhi ghibah, serta mengurangi waktu layar, kita bisa meraih Ramadhan yang lebih berkah dan penuh makna. Semoga Allah SWT menerima ibadah kita dan menjadikan kita insan yang lebih bertakwa. Aamiin.