======================
Allah swt berfirman :
(فَرَدَدۡنَـٰهُ إِلَىٰۤ أُمِّهِۦ كَیۡ تَقَرَّ عَیۡنُهَا وَلَا تَحۡزَنَ وَلِتَعۡلَمَ أَنَّ وَعۡدَ ٱللَّهِ حَقࣱّ وَلَـٰكِنَّ أَكۡثَرَهُمۡ لَا یَعۡلَمُونَ)
Artinya : Maka Kami kembalikan Musa kepada ibunya, supaya senang hatinya dan tidak berduka cita dan supaya ia mengetahui bahwa janji Allah itu adalah benar, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya. [Surat Al-Qashash 13]
Hari itu terasa sepi. Keceriaan itu telah hilang, keramaian karena ribut dengan saudaranya sudah tidak terdengar lagi. Suara kejengkelan ibunya-pun sudah sirna. Semua sudah tiada lagi, berganti kesunyiaan. Ketika memasuki kamarnya, hati ini serasa tersayat, sedih sekali. Kembalinya anak-anak ke pondok untuk menuntut ilmu adalah sebuah kebanggan bagi orangtua, namun meninggalkan sebuah kerinduan yang tiada terkira.
Sekarang saya baru tahu, kenapa ibuku selalu menegurku kalau lama tidak dolan ke rumah beliau. Walaupun hanya sekedar setor wajah, melihat dan bersama anaknya adalah sebuah ketenangan. Apalagi kalau saya bersama anak-anak, keceriaan mereka serasa menjalar ke dalam hati mbah nya, menimbulkan kehidupan yang sangat dinamis. Dan kepulangan mereka adalah kerinduan yang mencekam.
Ayat di atas betul-betul memberikan inspirasi yang sangat mendalam bagi seorang anak untuk senantiasa berbakti kepada kedua orangtuanya, terutama yang sang ibu yang mempunyai hak lebih untuk bakti seorang anak. Kisah ibu Nabi Musa as, yang diperintahkan Allah swt menyelamatkan anaknya dari kebrutalan kebijakan Fir’aun yang membunuh setiap bayi laki-laki yang lahir karena ketakutan rontoknya kekuasaannya adalah sebuah pilihan yang dilematis. Melepas anak, apalagi bayi yang baru lahir di atas sungai tanpa tahu kemana aliran sungai membawanya tentunya sebuah kepedihan yang tiada terkira. Maka ketika Allah swt kembalikan anak itu ke pangkuan tentu menjadi sebuah karunia yang tiada ternilai.
Kerinduan seorang ibu kepada anaknya ini dikarenakan ikatan hati yang ditanamkan Allah swt antara seorang ibu dan anaknya teramat kuat. Pengorbanan selama bertahun-tahun untuk mengandung, melahirkan, menyusui dan membesarkan menjadikan ikatan emosional itu begitu besar. Bagi seorang ibu, terbangun di tengah malam untuk sekedar mengganti popok celana sang bayi adalah sebuah kenikmatan. Mendengar tangisan bayi ketika tubuh sudah lelah anak untaian nada yang indah. Bagi seorang ibu, lebih baik dia yang sakit dari pada melihat anaknya yang kesakitan. Lebih baik dia lapar dari pada melihat anaknya kelaparan. Tak khayal, kalau perpisahan dengan anak meninggalkan kerinduan yang mendalam bagi seorang ibu.
Bagi seorang anak, terkadang tuntutan pekerjaan menjadikan dia harus meninggalkan ibunya. Kewajiban berbakti kepada suami menuntut seorang wanita meninggalkan kebahagiaan yang telah dibangun puluhan tahun bersama ibunya. Namun fahamilah wahai anak, semua itu sesungguhnya meninggalkan setitik luka dibalik senyuman ibumu. Karinduan itu akan selalu terpendam, walaupun tidak terungkap dalam rangkaian kata. Beliau rela mengalah demi kebahagiaan anaknya sebagaimana semua itu telah dipersembahkannya sejak engkau masih bayi. Beliau rela terlihat tersenyum sumringah walaupun dada sesak dirundung kerinduan. Semua demi kebahagiaan anaknya.
Sebagai bentuk bakti seorang anak kepada ibunya, hendaknya selalu berusaha membersamainya dimanapun dan bagaimanapun kondisimu. Bagi yang dikaruniai Allah swt tinggal bersama mereka, bersabarlah dengan berbagai kekurangan sebagaimana mereka bersabar dengan ketidakberdayaan mu di waktu kecil. Didik dan pahamkan istri/suamimu tentang berbakti kepada orangtua agar kebersamaan keluarganya bersamanya membuahkan keberkahan dalam rumah tanggamu. Janganlah kecintaanmu kepada istri/suami, orang yang baru engkau kenal mengalahkan kecintaanmu kepada ibu yang justru telah mengantarkanmu merasakan indahnya cinta kepada pasanganmu. Jengkel, berisik, cerewet dan semua yang terkadang menghampiri dirimu yang mendampingi ibu di masa tua mereka sesungguhnya itu pula yang pernah engkau persembahkan kepadanya. Namun, yang perlu engkau ketahui, tidak ada perasaan benci sedikitpun dalam hati mereka menghadapi semuanya.
Bagi anda yang dipercaya Allah swt untuk merawat di usia senja mereka dalam kondisi sakit, bersabarlah. Yakinlah bahwa ini adalah jalan kemuliaan yang disediakan Allah swt untukmu. Kalau engkau ikhlas, pundi-pundi pahala terhampar di hadapanmu. Jangan pernah bosan dengan mereka, sebagaimana mereka selalu berharap agar engkau lekas sembuh ketika sedang sakit. Jangan pernah berharap usai tugasmu merawat mereka sebagaimana mereka dalam kondisi susah payah membesarkan dan mendidikmu selalu berharap engkau akan panjang umur.
Bagi anda yang tinggal tidak jauh dari rumahnya, sering-seringlah dolan ke rumahnya, sebab kehadiranmu adalah embun yang menyejukkan hatinya. Melihat kehadiran anak yang telah dibesarkannya dalam kondisi sehat adalah kenikmatan yang tiada terkira. Bawalah wajah kecerewetan anak kecilmu di hadapannya, sebab nada-nada kecil itu adalah sumber kebahagiaan orangtua sebagaimana mereka mendengar cerewetnya engkau di masa lalu. Bawalah makanan kesukaannya. Walaupun kadang respon mereka tidak seperti ketika engkau memberikan mainan kepada anakmu, namun yakinlah bahwa mereka bangga karena anaknya peduli kepada orangtuanya. Sisihkan sebagian Rizki yang diberikan Allah swt kepadamu, walaupun itu tidak seberapa bagi mereka. Targetnya bukan engkau mencukupi kebutuhan mereka, namun itu adalah sumber keberkahan yang akan menjalar dalam kehidupanmu dikarenakan bakti seorang anak kepada ibunya.
Bagi engkau yang tinggal berjauhan dengan mereka, jangan engkau biarkan kerinduan seorang ibu kepada anak tidak terlapuaskan. Sempatkan waktumu untuk sekedar say hello kepadanya. Untuk hal ini tentu tidak membutuhkan waktu yang lama sebagaimana lamanya engkau meninggalkan mereka. Pulsa/kuota yang berkurang tidak sebanyak nafkah yang telah diberikan untuk membesarkanmu. Silaturahim virtual, itu sudah cukup untuk merontokkan kerinduan yang terpendam dalam diri seorang ibu. Lebih bagus lagi, kalau engkau mampu menyisihkan sebagian Rizki yang diberikan Allah swt kepadamu untuk sekedar berkirim hadiah agar menjadi sebab keberkahan hartamu.
Bagi engkau yang sudah ditinggalkan ibu untuk selamanya, tentu bakti kepadanya tidak boleh terputus. Terus doakan mereka disepanjang waktumu, sebab doa anak solih adalah pahala yang akan terus mengalirkan pahala untuk kebahagiaan mereka di akhirat sana. Kalau ada rizki bolehlah engkau bershadaqah yang pahalanya diniatkan untuk mereka. Kalau anda termasuk orang yang diberi kesempatan oleh Allah swt bisa berangkat haji/umrah berkali-kali, niatkan lah salah satunya untuk mereka. Semua kebaikan-kebaikan yang telah dirintisnya berusahalah agar engkau bisa melanjutkannya sehingga pahala kebaikan itu akan menjadi sumber pahala yang terus membahagiakan mereka. Sambunglah silaturahim dengan sanak saudaranya dan jadilah pewaris yang baik, yang selalu merasakan bahwa dirinya tidaklah mampu sekaya ini, sesukses ini, sebahagia ini, tanpa kasih kasih sayang yang telah diberikan oleh seorang IBU.
Wahai anak, kembalilah ke pangkuan ibumu. 😭
Ingatlah firman Allah swt :
(۞ وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعۡبُدُوۤا۟ إِلَّاۤ إِیَّاهُ وَبِٱلۡوَ ٰلِدَیۡنِ إِحۡسَـٰنًاۚ إِمَّا یَبۡلُغَنَّ عِندَكَ ٱلۡكِبَرَ أَحَدُهُمَاۤ أَوۡ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَاۤ أُفࣲّ وَلَا تَنۡهَرۡهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوۡلࣰا كَرِیمࣰا وَٱخۡفِضۡ لَهُمَا جَنَاحَ ٱلذُّلِّ مِنَ ٱلرَّحۡمَةِ وَقُل رَّبِّ ٱرۡحَمۡهُمَا كَمَا رَبَّیَانِی صَغِیرࣰا)
Artinya : Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah kamu membentak mereka, dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah, “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.” [Surat Al-Isra’ 23 – 24]
Ingatlah sabda Rasulullah saw :
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
Artinya : “Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim)
÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷
Pati, 9/8/2021
Pelayan SMPIT INSAN MULIA PATI
Fullday and Boarding School
-nanangpati@yahoo.co.id-