==============================
Sahabat ..
Rasūlullāh -shallallāhu ‘alaihi wa sallam- telah pergi meninggalkan kita semua untuk memenuhi panggilan Ar-Rahmān.
Diantara warisan yang paling utama yang beliau tinggalkan untuk umatnya adalah Al-Qur’an.
Al-Qur’an adalah Kalāmullāh, yang juga merupakan salah satu sumber keberkahan, kejayaan dan kemuliaan.
Maka ada ungkapan :
عجبًا لأمة تريد فتح العالم ولم تفتح كتاب الله
“sungguh aneh bin ajaib sebuah umat yang ingin menaklukkan dunia tetapi tak pernah membuka kitab sucinya”
Musuh-musuh islam mengetahui betul bahwa kedekatan Umat dengan Al-Quran akan menjadi sebab kejayaan dan kebangkitan, maka banyak sekali usaha yang mereka lakukan agar umat kian jauh dari Al-Qur’an.
Kita pun merasakan sendiri betapa berat rasanya untuk meluangkan waktu bersama Al-Qur’an karena banyak hal yang oleh hawa nafsu kita dipandang lebih menarik dari Al-Qur’an.
Akhirnya untuk Al-Qur’an kita hanya memberikan waktu sisa dan tidak pernah memberikan waktu yang istimewa.
Jam bersama Al-Qur’an hanya hitungan menit saja, kalah dengan waktu tidur dan makan yang menghabiskan waktu sekian jam lamanya.
Diantara dampaknya kita pun tak pernah merasakan dan mencicipi lezatnya Al-Qur’an.
Karena untuk merasakan lezatnya Al-Qur’an dibutuhkan pengorbanan waktu yang lebih untuk menambah ilmu dan pemahaman, meningkatkan kualitas ketaqwaan, serta kemampuan tadabbur untuk menghayati ayat-ayat Al-Qur’an.
Imam Burhānuddin Az-Zarkasyi dalam salah satu karya terbaiknya “Al-Burhān Fī ‘Ulūmil Qur’ān” pernah mengatakan :
« من لم يكن له علم، وفهم، وتقوى، وتدبر، لم يدرك من لذة القرآن شيئًا » [البرهان ١٧١/٢]
“siapa yang tidak memiliki ilmu, pemahaman, ketaqwaan, dan kemampuan tadabbur, ia tidak akan merasakan kelezatan Al-Qur’an”
Bagaimana kita akan merasakan lezatnya hidangan Al-Qur’an ? Bila ilmu kita tak pernah bertambah, ilmu bagaiman membaca Al-Qur’an dengan baik, ilmu bahasa arab, ilmu tafsir dan berbagai ‘Ulūmul Qur’ān lainnya.
Bagaimana kita akan merasakan lezatnya Al-Qur’an ? Bila kita masih bergelimang dosa dan kemaksiatan sementara kita tidak segera bertaubat sehingga semakin tipis dan terkikislah nilai-nilai ketaqwaan.
Semoga Allah memudahkan kita untuk merasakan dan mencicipi lezatnya Al-Qur’an. Sehingga kita pun ketagihan untuk berlama-lama bersama Al Qur’an.
Dan semoga kita pun diberi taufik dan ‘ināyah untuk melaksanakan, mengamalkan dan menegakkan nilai-nilai Al-Qur’an dalam kehidupan.
Allahumma Amin
==================================
Dhuha di Sudut Ibukota, 20 Rabi’ul Awwal 1440 H
Hanya Insan Biasa (Bagus Ferry Setiawan)
*غفر الله له ولوالديه ولمشايخه وللمسلمين*