SANG GURU ITU BERNAMA AL FATIHAH
====================
Inspirasi Qur’ani
Al Qur’an Panduan Guru
====================Allah swt berfirman :
{ بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِیمِ (1) ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَـٰلَمِینَ (2) ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِیمِ (3) مَـٰلِكِ یَوۡمِ ٱلدِّینِ (4) إِیَّاكَ نَعۡبُدُ وَإِیَّاكَ نَسۡتَعِینُ (5) ٱهۡدِنَا ٱلصِّرَ ٰطَ ٱلۡمُسۡتَقِیمَ (6) صِرَ ٰطَ ٱلَّذِینَ أَنۡعَمۡتَ عَلَیۡهِمۡ غَیۡرِ ٱلۡمَغۡضُوبِ عَلَیۡهِمۡ وَلَا ٱلضَّاۤلِّینَ (7) }
Artinya : Dengan nama Allah YangMaha Pemurah lagi Maha Penyayang (1) Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. (2) Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. (3) Yang Menguasai hari pembalasan. (4) Hanya EngkaulahYangKami sembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan. (5) Tunjukilah kami jalan yang lurus (6) (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan pula (jalan) mereka yang sesat. (7) [Surat Al-Fatihah: 1-7]
Sungguh ayat ini memberikan inspirasi yang sangat dahsyat untuk anda wahai para guru. Bagaimana kita harus mempunyai orientasi yang lurus untuk memilih profesi ini, bagaimana pola komunikasi, bahkan sampai cara menyikapi murid yang baik maupun kurang baik.
Ayat pertama, basmallah membimbing kita agar tidak salah orientasi dalam memilih profesi sebagai seorang guru. Ketahuilah bahwa ini profesi kenabian, bukan sembarang profesi. Ini profesi mulia, bukan profesi ecek-ecek. Ini profesi yang bisa “menjerumuskan” anda pada kebahagiaan di dunia dan akhirat. Sudah siapkan anda dengan resiko mulia ini? yuk….luruskan kembali, kenapa anda memilih jadi guru dan untuk apa anda berusaha payah mengajar anak-anak anda.
Dengan basmalah dimulai segala sesuatu dan tanpa itu semua amal baik akan tereduksi dari segala macam kebaikan. Maka begitu pulalah seharusnya seorang guru memulai aktifitasnya. Permulaan ini akan mempengaruhi akhirnya. Pastikan, sebelum berangkat dari rumah anda baca kalimat ini, azamkan dalam diri bahwa anda akan mendidikan umat yang akan mengisi peradaban dunia ini dengan kebaikan, yakinkan dalam diri bahwa anda akan mengajar umat Muhammad saw. agar mereka memahami agamanya dan bersiap untuk melanjutkan risalahnya. Maka sungguh, anda sedang menapaki jalan lembah Badar, anda sedang menapaki rute Khaibar yang di situlah bermula kemuliaan dan kesyahidan itu.
Dalam sebuah hadis Rasulullah saw. menjelaskan bahwa Allah swt. merespon setiap kali hamba-Nya membaca surat Al Fatihah.
Abu Hurairah ra. berkata, “Bacalah Al Fatihah untuk diri kalian sendiri karena aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Allah Ta’ala berfirman: Aku membagi shalat (maksudnya: Al Fatihah) menjadi dua bagian, yaitu antara diri-Ku dan hamba-Ku dua bagian dan bagi hamba-Ku apa yang ia minta. Jika hamba mengucapkan ’alhamdulillahi robbil ‘alamin (segala puji hanya milik Allah)’, Allah Ta’ala berfirman: Hamba-Ku telah memuji-Ku. Ketika hamba tersebut mengucapkan ‘ar rahmanir rahiim (Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang)’, Allah Ta’ala berfirman: Hamba-Ku telah menyanjung-Ku. Ketika hamba tersebut mengucapkan ‘maaliki yaumiddiin (Yang Menguasai hari pembalasan)’, Allah berfirman: Hamba-Ku telah mengagungkan-Ku. Beliau berkata sesekali: Hamba-Ku telah memberi kuasa penuh pada-Ku. Jika ia mengucapkan ‘iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in (hanya kepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan)’, Allah berfirman: Ini antara-Ku dan hamba-Ku, bagi hamba-Ku apa yang ia minta. Jika ia mengucapkan ‘ihdiinash shiroothol mustaqiim, shirootolladzina an’amta ‘alaihim, ghoiril magdhuubi ‘alaihim wa laaddhoollin’ (tunjukkanlah pada kami jalan yang lurus, yaitu jalan orang yang telah Engkau beri nikmat, bukan jalan orang yang dimurkai dan bukan jalan orang yang sesat), Allah berfirman: Ini untuk hamba-Ku, bagi hamba-Ku apa yang ia minta.” (HR. Muslim).
Inspirasi apa yang kita dapatkan dari hadis ini?
Wahai para guru, lihatlah respon demi respon Allah swt. terhadap hamba-Nya. Tak ada satu ayatpun yang not responding. Artinya pembelajaran itu harus responsif. Terjadi interaksi yang asyik antara guru dan murid, bahkan respon itu tersampaikan begitu cepat sehingga memunculkan kenyamanan bagi mereka. Ada kalanya gurunya itu mendengarkan persepsi atau uneg-uneg sang nurud. Pada saatnya anda mendengarkan murid anda, jadilah pendengar yang baik, biarkan mereka menjadikan dirimu teman curhat mereka hingga puas, baru anda menunjukkan respon yang penuh empati dan memberikan solusi. Tidak selamanya guru mendominasi dalam berbicara, sebab sekarang zamannya siswa yang aktif. Cukuplah guru sebagai pemantik agar anak-anak menemukan pengetahuan yang bermakna bagi kehidupannya. Hargai setiap usaha, berikan pujian, buka peluang dan berikan apresiasi. Ketika ini bisa anda tampilkan di hadapan murid-murid anda, bersiaplah….anda akan menjadi guru yang luar biasa, guru penerang di dunia hingga ke surga.
Perhatikan pula wahai para guru, jadilah seorang guru yang bergitu dermawan dalam mengapresiasi setiap hal dalam diri murid anda. Lihatlah, bagaimana Allah swt. mengapresiasi hamba-Nya dengan kalimat hambaku telah memujiku, hambaku telah menyanjungku, hambaku telah mengagungkan ku….tidakkah ini cukup bagi kita untuk menjadi inspirasi bahwa anda wahai sang guru, anda harus mampu menjadi guru yang jeli menemukan sekecil apapun potensi dalam diri murid anda. Jangan pelit mengapresiasi, walau hanya sekedar acungan jempol atau senyum manis dari bibirmu, sebab hal itu akan menyuburkan potensi kebaikan dalam jiwa murid-muridmu.
Eksistensi murid itu perlu diakui. Ada guru yang sukanya mendominasi, menganggap murid tidak bisa apa-apa, hanya botol kosong yang harus diisi sekehendak hati mereka. Hal ini tentu kontra produktif dengan tujuan pendidikan yang sejatinya ingin menumbuhkembangkan potensi yang ada dalam diri setiap insan. Anak bukan botol kosong, dalam diri mereka sudah ada potensi, hanya butuh sentuhan agar dia berkembang dan tumbuh optimal. Berikan dia kepercayaan, niscaya akan banyak hal yang menjadikan anda terbelalak. Lihatlah panutuan mulia kita, Rasulullah saw. memberikan kepercayaan kepada seorang pemuda belia bernama Usamah bin Zaid untuk memimpin sebuah pasukan besar yang di situ adalah para sesepuh. Inilah pendidikan, bukan mengisi botol kosong, namun menumbuh kembanbkan potensi.
Setelah itu semua, selanjutnya Al Fatihah mengajarkan kepada kita tentang mengawal kesuksesan proses pendidikan. Target pendidikan adalah tercerahkannya jiwa tentang hakikat kehidupan, bahwa ini baik-ini buruk, ini lapang-ini sempit, ini terang-ini gelap. Pada akhirnya anak-anak yang kita didik akan hidup mandiri dalam segala pilihan hidupnya. Di situlah terlihat, bagaimana buah pendidikan yang selama ini diberikan. Tentu kita menginginkan agar anak-anak pada akhirnya menemukan jalan kemuliaan, hidup di atas jalan lurus dalam segala kemuliaan, bukan jalan berliku yang penuh kemaksiatan dan kesesasatan.
Perhatikan wahai saudaraku, bagaimana Allah swt. menjawab setiap permintaan hamba-Nya. bagi hamba-Ku apa yang mereka minta,
. Dalam konteks pendidikan kita dapatkan bahwa potret Ridha sang guru atas muridnya adalah hal esensial yang harus diperjuangkan. Sebagai seorang murid hendaknya senantiasa berjuang agar gurunya Ridha atas apa yang dipilih. Di dunia pesantren, kita mendapati seorang santri yang betul-betul menunggu ridha sang kyai untuk “boyongan”, kembali ke rumah. Kalau sang kyai ridha maka diapun balik, namun kalau sang kyai masih menginginkan dia menimba ilmu di situ atau dititahkan untuk menimba ilmu yang lebih di tempat lain, maka Khidmah kepada kyai atas semua “dhawuh-dhawuhnya” adalah bekal paling berharga bagi dirinya.
Begitupun bagi guru, memberikan Ridha kepada murid adalah bagian terbesar dalam proses pendidikan yang diberikan untuk mereka. Sebagaimana Ridha Allah ada dalam Ridha kedua orangtua, maka Ridha guru juga menjadi jalan penuntun sang murid dalam meniti hidupnya. Jadikanlah murid-murid anda seperti anak sendiri yang begitu banyak doa tercurahkan untuknya. Sebutlah nama mereka di setiap doa yang engkau panjatkan agar jalan mereka semakin mudah dan terang. Bisa jadi, anda merasakan sang murid susah diatur, hal ini karena anda tidak pernah mendoakannya. Kisah Rasulullah Saw. yang begitu bersemangat mendo’akan Umar agar masuk Islam menjadi inspirasi bahwa hati itu akan tertaut dengan do’a-do’a yang dipanjatkan. Tidak perlu risau dengan bodohnya murid, dengan nakalnya anak, dengan susahnya memahamkan mereka, sebab yang menggenggam hati hanyalah Dia. Cukup anda berusaha maksimal tanpa pernah merasa putus asa sebab usaha itu yang akan menjadi saksi anda di hadapan-Nya. Selebihnya, semua tidak akan lepas dari suratan takdir masing-masing yang hakikatnya sudah tertulis dan catatan setiap manusia.
÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷
Pati, 1 Ramadhan 1444 H/23 Maret 2023
Pelayan SMPIT INSAN MULIA PATI
Fullday dan boarding school