FILOSOFI HARGA AIR [NILAI KITA DITENTUKAN OLEH TEMPAT YANG TEPAT]

Oleh: Shofiana, S.Pd.

Pernah nggak sih kepikiran kenapa harga sebotol air bisa beda-beda tergantung di mana kita beli? Di warung kecil, harganya cuma Rp3.000. Masuk ke restoran, tiba-tiba jadi Rp8.000. Di mall, harganya naik jadi Rp10.000. Lanjut ke bandara, wow, bisa Rp20.000! Dan kalau udah di atas pesawat? Bisa sampai Rp30.000! Padahal, airnya ya sama aja. Botolnya juga nggak berubah.

Nah, ini menarik! Bukan airnya yang berubah, tapi tempatnya. Ini relate banget sama hidup kita. Kadang kita merasa nggak dihargai di suatu tempat, padahal bukan karena kita nggak punya nilai, tapi mungkin kita belum ada di tempat yang tepat.

Pernah juga nggak sih merasa sering kali kita sudah kerja keras tapi nggak dianggap? Atau mungkin udah ngelakuin yang terbaik, tapi orang-orang di sekitar kayak nggak peduli? Sebelum mulai meragukan diri sendiri, coba lihat dulu: kita lagi ada di lingkungan yang mendukung atau nggak?

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:

Ruh-ruh itu seperti pasukan yang dikumpulkan, maka yang saling mengenal akan saling bersatu, dan yang saling tidak mengenal akan berselisih.” (HR. Muslim)

Artinya, kalau kita merasa nggak cocok di satu tempat, bukan berarti kita gagal. Bisa jadi, kita memang belum ketemu lingkungan yang pas buat kita.

Albert Einstein pernah berkata “Everybody is a genius. But if you judge a fish by its ability to climb a tree, it will live its whole life believing that it is stupid.” Jadi, setiap orang punya keunikannya sendiri. Kalau kita merasa tidak dihargai di suatu tempat, bukan berarti kita tidak berbakat, tapi mungkin kita berada di lingkungan yang salah, seperti ikan yang dipaksa memanjat pohon!.

Sebagai orang yang berkecimpung di dunia pendidikan, saya sering banget lihat contoh nyata dari filosofi harga air ini. Misalnya, ada siswa yang di kelas terlihat biasa-biasa aja, nggak menonjol di akademik. Tapi pas dia diajak ikut lomba menggambar atau main futsal, ternyata bakatnya luar biasa! Sayangnya, kalau dia ada di lingkungan yang cuma fokus ke akademik, dia bisa aja ngerasa nggak berharga.

Ada juga cerita tentang seorang guru yang merasa kurang dihargai di tempatnya mengajar. Setiap kali dia memberikan ide baru, selalu ada yang menolak atau nggak dianggap serius. Akhirnya, dia memutuskan untuk pindah ke sekolah lain yang lebih terbuka dengan inovasi. Dan ternyata, di tempat barunya, dia justru jadi sosok yang diidolakan murid-murid dan dihormati oleh rekan-rekan seprofesi. Apa yang berubah? Bukan gurunya, tapi lingkungannya!

Kalau kita merasa nggak dihargai di satu tempat, terus apa kita harus langsung pindah? Nggak selalu! Kadang, kita perlu bertahan untuk membuktikan diri. Tapi ada juga saatnya kita sadar kalau kita harus mencari lingkungan yang lebih bisa mengapresiasi kita.

Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan yaitu yang pertama evaluasi diri sendiri. Bukan cuma tempatnya yang harus kita cek, tapi juga diri kita. Apa kita sudah memberikan yang terbaik? Apa kita sudah berkembang dengan maksimal? Yang kedua adalah cari orang-orang yang mendukung. Lingkungan yang baik itu bukan cuma soal tempat, tapi juga orang-orang di dalamnya. Kalau kita dikelilingi orang-orang yang saling mendukung, kita pasti akan lebih berkembang. Yang terkahir adalah jangan takut mencoba hal baru. Kadang kita stuck di satu tempat bukan karena kita nggak bisa pindah, tapi karena kita takut keluar dari zona nyaman. Coba deh eksplorasi, siapa tahu ada tempat lain yang lebih cocok buat kita.

Kadang kita ngerasa stuck di satu tempat dan bertanya-tanya, “Kenapa sih aku nggak dihargai di sini?” Tapi tenang, Allah udah janji:

{فَإِذَا بَلَغْنَ أَجَلَهُنَّ فَأَمْسِكُوهُنَّ بِمَعْرُوفٍ أَوْ فَارِقُوهُنَّ بِمَعْرُوفٍ وَأَشْهِدُوا ذَوَيْ عَدْلٍ مِنْكُمْ وَأَقِيمُوا الشَّهَادَةَ لِلَّهِ ذَلِكُمْ يُوعَظُ بِهِ مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا (2) وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا (3)

Artinya : “Siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya. dan menganugerahkan kepadanya rezeki dari arah yang tidak dia duga. Siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya. Sesungguhnya Allahlah yang menuntaskan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah membuat ketentuan bagi setiap sesuatu.” (QS. At-Talaq: 2-3)

Jadi, kalau kita merasa belum dihargai atau belum bisa maksimal di suatu tempat, jangan buru-buru putus asa. Bisa jadi Allah lagi mengarahkan kita ke tempat yang lebih baik, di mana kita bisa benar-benar berkembang dan bernilai.

So, Hidup ini kayak sebotol air tadi. Kalau kita merasa nggak dihargai, bukan berarti kita nggak berharga, tapi mungkin kita belum berada di tempat yang tepat. Jangan takut untuk mencari tempat di mana kita bisa bersinar lebih terang. Ingat, berlian tetap berlian, meskipun awalnya hanya ditemukan di lumpur.

Tebarkan Kebaikan