======================
Inspirasi Qur’ani
Membangun Keluarga Samawa
10 Ramadhan 1443 H
12 April 2022 M
Allah swt berfirman :
فَٱلصَّـٰلِحَـٰتُ قَـٰنِتَـٰتٌ حَـٰفِظَـٰتࣱ لِّلۡغَیۡبِ بِمَا حَفِظَ ٱللَّهُۚ
Artinya : Sebab itu, maka wanita yang salehah ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri di balik belakang suaminya oleh karena Allah telah memelihara (mereka). [Surat An-Nisa’: 34]
Kesempurnaan hidup akan tercapai ketika disamping suami yang salih ada istri yang shalihah. Sungguh sebaik-baik perhiasaan dunia adalah wanita yang shalihah. Sebab, dari dirinya muncul banyak kebaikan, suami yang bersemangat dalam kebaikan, anak-anak yang menjadi penerus kebaikan serta masyarakat yang hidup damai dalam suasana kebaikan. Ayat ini menjelaskan dengan gamblang tentang sosok wanita yang bisa menentramkan hati suami itu.
Kriteria yang utama yaitu wanita yang taat kepada suaminya. Sebagai seorang pasukan yang siap diarahkan pemimpinnya kemanpun arah kebaikan itu berada. Sebagai bangunan sebuah organisasi, ketaatan ini penting, sebab legitimasi seorang pemimpin akan luntur ketika tidak ada ketaatan dari orang yang dipimpin. Maka dari itu wahai para istri, persiapkanlah dirimu menaati suamimu, selama dia dalam ketaatan kepada Allah swt. Jangan sekali-kali membangkang, sebab hal itu akan menimbulkan kerusakan bangunan keluarga.
Rasulullah saw memberikan kriteria istri yang solihah dalam sabda-Nya :
_Dari Abu Hurairah yang menceritakan bahwa Rasulullah saw pernah bersabda : Sebaik-baik wanita ialah seorang istri yang apabila kamu melihat kepadanya, membuatmu gembira; dan apabila kamu memerintahkannya, maka ia menaatimu; dan apabila kamu pergi meninggalkan dia, maka ia memelihara kehormatan dirinya dan hartamu. Abu Hurairah ra. melanjutkan kisahnya, bahwa setelah itu Rasulullah saw. membacakan firman-Nya: Kaum laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita. (An-Nisa: 34), hingga akhir ayat. (HR. ……)
Inilah yang harus engkau penuhi wahai para istri. Selalu menampakkan tampilan yang menyenangkan di depan suami. Maka perhatikanlah tampilanmu agar sedap dipandang. Kalau toh tidak selalu berdandan, minimal jangan menampakkan tampilan yang kusut, yang menjadikan suamimu malas memandangnya. Perhatikan juga kesegaran aroma tubuhmu agar aura kecantikanmu semakin sempurna. Yang penting untuk diperhatikan adalah konsistensi menjaga penampilan, apapun kesibukannya. Jangan karena kesibukan mengurus anak yang masih kecil-kecil menjadikan seorang wanita lalai mengurus dirinya. Ingat, bahwa ini adalah sumber munculnya mawaddah dalam rumah tangga. Laki-laki membutuhkan ketenangan jiwa, dan hal itu muncul dari interaksi fisik dengan istri. Tak jarang, ketika istri sudah disibukkan dengan anak yang masih kecil-kecil kemudian lupa menjaga penampilannya. Dampaknya suami tidak menemukan ketentraman jiwa di dalam rumah. Melihat perempuan di luar yang tampilannya menggoda sedangkan di rumah tidak ditemukan apa yang menjadi dambaannya. Akhirnya suami lebih betah di luar dari pada di rumah.
Selanjutnya, yang penting dalam kehidupan seorang istri yang solihah juga adalah menjaga kehormatan diri. Menjadikan dirinya hanya untuk suaminya saja. Karena bidadari itu begitu berharga, maka tidak semua orang boleh menikmati. Inilah yang disampaikan Allah swt dalam firman-Nya :
{ وَقُل لِّلۡمُؤۡمِنَـٰتِ یَغۡضُضۡنَ مِنۡ أَبۡصَـٰرِهِنَّ وَیَحۡفَظۡنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا یُبۡدِینَ زِینَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنۡهَاۖ وَلۡیَضۡرِبۡنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَىٰ جُیُوبِهِنَّۖ وَلَا یُبۡدِینَ زِینَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوۡ ءَابَاۤىِٕهِنَّ أَوۡ ءَابَاۤءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوۡ أَبۡنَاۤىِٕهِنَّ أَوۡ أَبۡنَاۤءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوۡ إِخۡوَ ٰنِهِنَّ أَوۡ بَنِیۤ إِخۡوَ ٰنِهِنَّ أَوۡ بَنِیۤ أَخَوَ ٰتِهِنَّ أَوۡ نِسَاۤىِٕهِنَّ أَوۡ مَا مَلَكَتۡ أَیۡمَـٰنُهُنَّ أَوِ ٱلتَّـٰبِعِینَ غَیۡرِ أُو۟لِی ٱلۡإِرۡبَةِ مِنَ ٱلرِّجَالِ أَوِ ٱلطِّفۡلِ ٱلَّذِینَ لَمۡ یَظۡهَرُوا۟ عَلَىٰ عَوۡرَ ٰتِ ٱلنِّسَاۤءِۖ وَلَا یَضۡرِبۡنَ بِأَرۡجُلِهِنَّ لِیُعۡلَمَ مَا یُخۡفِینَ مِن زِینَتِهِنَّۚ وَتُوبُوۤا۟ إِلَى ٱللَّهِ جَمِیعًا أَیُّهَ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ لَعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُونَ }
Artinya : Katakanlah kepada wanita yang beriman, “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) tampak darinya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara mereka, atau putra-putra saudara lelaki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman, supaya kalian beruntung. [Surat An-Nur: 31]
Kebanggan seorang istri adalah ketika tampil prima di depan suaminya, bukan orang lain. Maka hendaknya dia menjaga pergaulannya. Bergaul dalam komunitas yang baik sehingga akan menambah kebaikannya. Karena tempat terbaik baik seorang istri itu di rumah, maka hendaknya dia tidak beraktifitas di luar kecuali atas izin suami. Bagi yang mempunyai kemampuan yang bermanfaat bagi masyarakat atau wanita karier, hendaknya dipastikan dua hal, yaitu pertama mendapat Ridha suami dan kedua pastikan bahwa tugas utama sebagai ibu rumah tangga sudah selesai. Jangan sampai istri lebih sibuk di luar sedangkan pekerjaan rumah terbengkalai, tentu ini akan menjadikan rumah tangga guncang.
Setelah itu, selama di luar hendaknya dia juga memperhatikan adab-adab pergaulan agar tidak terjadi fitnah dalam rumah tangga. Menjaga pandangan, membatasi diri berinteraksi dengan lawan jenis dan tidak berduaan dengan orang yang bukan muhrim.
Penampilan yang layak perlu diperhatikan bagi istri shalihah sebab dia menyadari bahwa dirinya bukan tontonan atau obyek yang bisa dinikmati sembarang orang. Tampil seadanya, tidak menampakkan perhiasan kecuali yang memang tidak bisa disembunyikan, tidak berlebihan dan bersolek yang memancing pandangan laki-laki kepadanya, tidak memakai wangi-wangian apalagi sampai menggoda orang di sekitarnya. Seorang wanita shalihah tentu akan taat dengan sabda Rasulullah saw:
“Wanita mana saja yang memakai wewangian lalu ia keluar dan melewati para lelaki sehingga tercium sebagian dari wanginya tersebut, maka ia adalah seorang pezina. Dan setiap mata yang melihatnya juga pezina” (HR. Abu Dawud)
Begitu tegasnya Rasulullah saw membimbing umatnya ini agar tatanan kehidupan sosial tidak terkotori dengan fitnah tanpa harus mengekang wanita di dalam rumahnya. Sahabat Umar bin Khattab juga pernah menegur keras seorang wanita yang keluar rumah dengan memakai wangi-wangian yang sangat mencolok.
Ada seorang wanita keluar rumah dengan memakai wewangian di masa khalifah Umar bin Khathab. Lalu wanginya tersebut tercium oleh Umar bin Khathab. Maka Umar pun memukulnya dengan tongkat. Umar berkata: kalian keluar rumah menggunakan wewangian sehingga para lelaki bisa menciumnya? Sesungguhnya hati para lelaki terfitnah dengan wangi kalian. Keluarlah dalam keadaan tanpa berdandan dan tanpa wewangian” (HR. Abdurrazzaq dalam Al Mushannaf)
Begitulah wanita shalihah menjaga dirinya dengan sangat baik sehingga dirinya betul-betul menjadi milik suaminya seutuhnya. Berdandannya untuk suami, kecantikannya untuk suami, harum tubuhnya untuk suami dan semua dirinya seluruhnya khusus untuk sang suami tercinta.
Kepandaiannya menjaga diri terutama dia tunjukkan ketika suaminya sedang tidak ada. Istri yang shalihah akan menjaga amanah diri dan semua milik suami dengan baik sehingga suaminya bisa keluar dengan tenang dan segera kembali ke rumah yang menjadi idaman.
Sekarang, wahai para istri, yuk kita lantaskan diri kita menjadi wanita surga yang kecantikannya begitu mempesona hanya untuk suami tercinta.
Pati,
Pelayan SMPIT INSAN MULIA PATI JATENG
Fullday and Boarding School
nanangsmpit@gmail.com