#Artikel Ramadhan
#Hari ke 28
#Ush Ely
Setelah tiga puluh hari berpuasa, setiap orang sangat menanti datangnya bulan syawal. satu hari yang sangat menggembirakan, hari yang sangat di tunggu-tunggu oleh orang yang beriman. Bahkan anak kecilpun sangat antusias menyambut hari itu. Satu hari yang di awali pada malam itu dengan bertakbir “Allahu akbar 3x Walillahilham”. Hari tersebut adalah hari Raya Idul Fitri atau biasa disebut dengan hari lebaran.
Salah satu inti dari hari Raya Idul Fitri adalah bersilaturahim. Silaturahim berasal dari dua kata. Sillah (hubungan) dan rahim (kasih sayang), hubungan kasih sayang karena kekeluargaan. Rahim yang artinya juga tempat janin, menunjukkan kedekatan. Secara umum silaturahim dapat diartikan hubungan yang dilandaskan kasih sayang persaudaraan.
Sementara silaturahmi yang sudah menjadi kata baku, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan tali persahabatan dan persaudaraan.
Rasulullah SAW pernah menyampaikan sebuah hadist kepada Ugbah bin Amir tentang silaturahim. Beliau bersabda yang artinya: “Sambunglah orang yang memutuskan hubungan denganmu, berilah bantuan kepada orang yang kikir kepadamu, dan maafkanlah orang yang berbuat dzalim kepadamu.” (HR Ahmad)
Salah satu dari tiga nasehat Nabi Muhammad SAW tersebut adalah Sambunglah orang yang memutuskan hubungan denganmu. Sejauh ini ilaturahim pada hari raya idul fitri sering kali dimaknai dengan bertamu, bertemu sanak saudara, berkumpul keluarga, dan makan bersama-sama. Namun, inti dari silaturahim bukanlah bertamu, bertemu, dan berkumpul keluarga. Inti dari silaturahim adalah menyambung orang yang memutuskan kita diantara keluarga besar kita.
Hadist lain juga menyebutkan tentang pentinya menyambung tali silaturahim. Dalam sebuah hadist Rasulullah bersabda bahwa,
“Engkau menyembah Allah dan tidak menyekutukannya dengan sesuatu pun, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan menyambung silaturahmi”. (HR Bukhari).
Menyambung silaturahmi menurut hadist di atas juga termasuk ke dalam bagian dari ajaran islam. Untuk itu Rasulullah memerintahkan agar umat islam menjaga dan menyambung kekerabatan khususnya bagi sesama muslim. Di hadist yang lain juga disbeutkan bahwa,
“Tidak akan masuk surga orang yang memutus hubungan kekerabatan” (HR Bukhari dan Muslim).
Hal ini berarti sangat penting menyambung hubungan silaturahmi terutama kepada kerabat atau keluarga besar yang lama tidak bertemu bahkan sudah terputus komunikasi dengan mereka. Apalagi diantara keluarga besar dimana hubunganya silaturahim tersebut telah lama terputus karena sesuatu hal, sehingga menyebkan tidak adanya komunikasi sama sekali. Orang yang memutuskan tali silaturahim dosanya sangat besar sekali, dan orang yang menyambung tali silaturahim pahalanya sangat besar.
Oleh sebab itu Allah SWT menyebut orang-orang yang memutuskan tali silaturahim sebagai golongan orang fasik dan orang-orang yang menyambung tali silaturahim dijaminkan surga oleh Allah SWT. Sehingga makna dari silaturahim pada hari raya idul fitri disini adalah menyambung silaturahim dengan keluarga besar kita yang telah lama terputus. Menyambung silaturahim bisa dengan memberikan bingkisan lebaran, mengirimkan uang, dan lain sebagainya. Sehingga apabila hubungan seseorang telah tersambung kembali dengan kerabatnya, maka Allah akan menyambung hubungan orang tersebut di dunia dan di akhirat.
Oleh Ustazah Elly K. S.Pd Guru SMPIT INSAN MULIA