4 TIPE GURU, ANDA YANG MANA
===================
Inspirasi Qur’ani
Al Qur’an Panduan Guru
====================Allah swt berfirman :
{ مَا كَانَ لِبَشَرٍ أَن یُؤۡتِیَهُ ٱللَّهُ ٱلۡكِتَـٰبَ وَٱلۡحُكۡمَ وَٱلنُّبُوَّةَ ثُمَّ یَقُولَ لِلنَّاسِ كُونُوا۟ عِبَادࣰا لِّی مِن دُونِ ٱللَّهِ وَلَـٰكِن كُونُوا۟ رَبَّـٰنِیِّـۧنَ بِمَا كُنتُمۡ تُعَلِّمُونَ ٱلۡكِتَـٰبَ وَبِمَا كُنتُمۡ تَدۡرُسُونَ }
Tidak wajar bagi seorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al-Kitab, hikmah, dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia, “Hendaklah kalian menjadi penyembah-penyembahku, bukan penyembah Allah.” Akan tetapi (dia berkata), “Hendaklah kalian menjadi orang-orang rabbani, karena kalian selalu mengajarkan Al-Kitab dan disebabkan kalian tetap mempelajarinya, [Surat Ali ‘Imran: 79]
Ayat ini turut berkaitan dengan seorang Nasrani Najran yang bernama Abu Rafi’ Al-Qurazi. Ketika Rasulullah mengajak mereka masuk Islam, dia berkata : , “Hai Muhammad, apakah engkau menghendaki agar kami menyembahmu, sebagaimana orang-orang Nasrani menyembah Isa ibnu Maryam?” Jelas, pemahaman mereka bertolak belakang dengan orientasi Rasulullah Saw berdakwah di hadapan mereka. Maka Allah SWT menyampaikan, tidak layak bagi seorang yang mengajarkan kitab-Nya kemudian mengkultuskan dirinya agar disembah oleh umatnya.
Ayat ini memberikan arah yang sangat jelas dan cahaya yang terang benderang bagi siapapun yang mendedikasikan dirinya sebagai guru. Menjaga orientasi agar selalu lurus di jalan-Nya, menyeru umat agar menjadi hamba-Nya yang baik dengan cara menaati semua perintah dan menjauhi semua larangan-Nya. Itulah tujuan dakwah berbasis pendidikan ini sebagaimana dijelaskan Allah SWT dalam firman-Nya :
{ ٱدۡعُ إِلَىٰ سَبِیلِ رَبِّكَ بِٱلۡحِكۡمَةِ وَٱلۡمَوۡعِظَةِ ٱلۡحَسَنَةِۖ وَجَـٰدِلۡهُم بِٱلَّتِی هِیَ أَحۡسَنُۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعۡلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِیلِهِۦ وَهُوَ أَعۡلَمُ بِٱلۡمُهۡتَدِینَ }
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu. Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesal dari jalan-Nya. dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. [Surat An-Nahl: 125]
Kurikulum dan berbagai cara dan pendekatan yang dilakukan untuk menyampaikan materi itu, dilakukan dengan yang optimal demi untuk menghantarkan hidayah Allah SWT kepada manusia melalui berbagai bidang keilmuan yang dipelajarinya.
Dari ayat ini kita juga menemukan kedudukan guru yang begitu mulia dalam Islam. Guru adalah penerus tugas kenabian yang menyampaikan risalah dalam wujud berbagai bidang ilmu kepada umat. Kedudukan yang mulia ini tentu harus dilaksanakan dengan penuh dedikasi, dengan cara yang mulia dan orientasi yang lurus, jangan sampai terciderai dengan hal-hal yang tidak patut.
4 jenis guru yang mudah kita identifikasi dan menunjukkan orientasinya yaitu :
Pertama guru benar. Ini adalah tipe guru yang betul-betul menjiwai profesinya yang mulia sebagai penerus risalah. Dia begitu menikmati posisinya dalam suka dan dukanya. Kedisiplinan menjadi identitasnya, semua hal terkait dengan tugasnya dilakukan dengan baik. Dia tidak pernah mengeluh meskipun berbagai macam respon murid dalam menerima pelajarannya, bahkan meskipun gaji tidak sebera diapun tetap melaksanakan tugasnya dengan penuh tanggungjawab.
Kedua adalah guru bayar. Model guru yang menggantungkan profesionalismenya sesuai pendapatan yang diterimanya. Guru model seperti ini akan mengeluh ketika diminta menyajikan yang terbaik untuk anak didiknya. “Ngapain saya harus sungguh-sungguh, gak sepadan dengan apa yang saya terima”, begitulah alibinya. Model guru seperti ini susah diajak profesional, meskipun gajinya dinaikkan sebanyak mungkin, sebab tipe transaksional seperti ini sesungguhnya kena penyakit mental, dis-orientasi sebab hanya mengejar dunia, sedangkan tabiat dunia tidak akan pernah memuaskan dirinya.
Ketiga adalah guru saudagar. Guru tipe ini aslinya mempunyai modal kuat untuk berkembang karena kemandiriannya dalam mencari penghasilan teruji. Bisa jadi, guru tipe ini memilih profesi guru untuk menyalurkan bakat atau kecintaannya pada dunia mengajar. Dia tidak pernah berpikir berapa gaji yang diterima, sebab dia punya usaha yang bisa digunakan untuk menopang hidupnya. Namun hati-hati, guru tipe ini kalau tidak bijak bisa memakan korban. Kesibukannya berbisnis bisa jadi mengganggu kewajibannya apalagi di era digital sekarang yang semua bisnis bisa dikendalikan melalui ponsel. Kalau tidak hati-hati, di tengah-tengah mengajar perhatiannya justru terbagi dengan gadget yang digunakan untuk membalas order bisnisnya atau sekedar update status jualan. Yang lebih tragis lagi, dia bisa meninggalkan murid dengan tugas yang banyak untuk sekedar mengirim paket pesanan orderan. Tentu kalau ini yang terjadi, sesungguhnya dia telah melakukan kedhaliman dalam profesinya.
Keempat adalah guru nyasar. Model ini sangat membahayakan, sebab hatinya sesungguhnya tidak menikmati profesi yang dijalani. Kehadirannya ke kantor hanya untuk mengisi absen dan aktifitasnya d idalam kelas hanya sekedar menggugurkan kewajiban. Sama sekali tidak ada tanggungjawab di dalam dirinya dan tidak ada kecintaannya kepada dunia belajar mengajar. Guru model ini akan merusak manajemen sekolah dan menjadikan murid sebagai korban.
Dimana posisi anda?
÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷
Pati, 9 Ramadhan 1444 H/31 Maret 2023
Pelayan SMPIT INSAN MULIA PATI
Fullday dan boarding school