MEMBANGUN ROMANTISME DALAM KELUARGA (3)

============================

MENGAJAK ISTRI KE LUAR KOTA

Diriwayatkan dari Sayyidah Aisyah RA. Ia berkata:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَرَادَ سَفَرًا أَقْرَعَ بَيْنَ نِسَائِهِ فَأَيَّتُهُنَّ خَرَجَ سَهْمُهَا خَرَجَ بِهَا مَعَهُ

Artinya :
“Rasulullah SAW itu ketika hendak bepergian akan mengundi di antara istri-istrinya. Siapa pun undiannya yang keluar, maka beliau akan pergi bersamanya.” (HR Bukhari [nomor 2404] dan Muslim [nomor 4974].

Salah satu perhatian suami yang hendaknya ditunjukkan kepada istrinya adalah menginginkan kebersamaan dimanapun dan kapanpun. Cinta yang sejati itu menyatukan antara dua hati, sehingga perpisahan adalah waktu yang hakikatnya tidak diinginkan. Seorang istri akan selalu menunggu saat suaminya pulang, bahkan sampai larut malampun menjadi tidak lelap tidurnya hanya karena menunggu sang suami pulang. Perasaan itu juga seharusnya ada dalam diri suami. Walaupun tuntutan profesi mengharuskannya beraktifitas di luar, bahkan hingga larut malam, namun hatinya selalu menantikan saat yang istimewa, yaitu ketika dia mengetuk pintu istana membangunkan sang permaisuri yang telah lama menunggu kedatangannya.

Perasaan ini akan semakin memuncak ketika sang suami harus dinas di luar kota atau demi mencukupi kebutuhan keluarga harus merantau di luar kota. Maka, dalam rangka meneguhkan mawaddah wa rahmah dalam rumah tangga Rasulullah saw. memberikan tuntutan agar seorang suami menciptakan momen kebersamaan dengan mengajak istri ke luar kota. Entah itu sengaja touring ke luar kota atau sekali-kali mengajak istri mendampingi suami dalam dinas di luar kota atau bagi yang sering bisnis atau berjualan sampai luar kota sengaja mengajak istri mendampingi dia bekerja. Hal ini bisa memberikan dampak positif bagi kedua pihak.

  • Bagi istri, ini tentunya menjadi momen yang istimewa, terutama bagi yang berprofesi sebagi ibu rumah tangga. Sebab ia bisa melepas penat dalam rutinitas keseharian yang bisa jadi menjadikan bosan.
  • Istri akan merasakan betapa pentingnya dirinya di sisi sang suami. Tentu keberadaan dirinya akan meneguhkan posisinya bahwa memang mereka berdua awal garwo (sigarane nyowo/separoh nyawa) yang tidak lengkap mereka tanpa adanya pasangan di sisinya.
  • Dengan melihat kerja suami secara langsung, hal ini juga bisa menumbuhkan rasa empati dalam diri istri dengan melihat dan merasakan secara langsung jerih payah suami dalam menjalankan amanahnya mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Dengan kesadaran ini istri juga akan bersungguh-sungguh dalam menjalankan amanahnya di rumah.

Bagi sang suami, agenda ini memberikan manfaat untuk

  • Mencegah diri dari berpaling ke lain hati. Bisa dipahami bahwa seorang laki-laki dikaruniai kecenderungan untuk melihat lawan jenis. Terlebih bagi yang sering menginap di tempat-tempat yang berpotensi ada godaan kesetiaan (terutama yang dikaruniai kecukupan finansial) maka akan menemukan godaan yang lebih berat. Hal ini yang menyebabkan dia harus betul-betul mampu menundukkan pandangan. Hanya dorongan imanlah yang mampu menjadi benteng untuk tetap teguh dalam koridor kebenaran. Dengan adanya istri di sisinya, maka kebutuhan naluriahnya akan terkondisikan dengan baik sehingga mencegah dirinya dari penyelewengan yang bisa merusak rumah tangga.
  • Agenda ke luar kota ini juga sekaligus meyakinkan istri bahwa suami betul-betul mampu menjaga amanah walaupun jarak antara meraka berjauhan. Sang suami bisa menunjukkan dimana dan bagaimana dia bekerja, sang istri juga bisa menyaksikan sendiri kondisi suami sehingga menumbuhkan ketenangan ketika melepas suami beraktifitas di luar.

Kebersamaan di luar kota ini tentunya memberikan peluang kebersamaan dalam waktu yang panjang. Saat-saat dimana suami dan istri bisa saling menumpahkan cerita yang mungkin selama ini masih terpendam, tertumpuk dan tersumbat karena padatnya aktiftas rutin dalam menjalankan amanah kehidupan ini.

Saudaraku, suasana romantisme ini harus tetap ada. Semakin tua usia, maka semakin kuat pula perasaan ini, sebab ini bagian dari rahmah (kasih sayang) yang diinginkan Allah swt. dalam syariat pernikahan. Ketika di masa muda, di masa-masa awal pernikahan banyak disatukan dengan daya tarik fisik, maka kebersamaan selama bertahun-tahun dalam mengarungi bahtera rumah tangga ini seharusnya menjadikan ikatan hati antar kedua insan ini semakin kuat.

  • Semakin tua semakin setia
  • Pupuk terus romantisme
  • Ciptakan momen kebersamaan
  • Jangan berbelok arah
  • Apa sih yang dicari? Bukankah semua akan berakhir
  • Semua kita juga akan kembali kepada sang pencipta
  • Mempertanggungjawabkan semua yang kita lakukan
  • Bahkan yang kita sembunyikan dari pasangan, semua akan terungkap di hadapan pengadilan Ilahi.

=========================
Pati, 26/9/2020
Pelayan SMPIT INSAN MULIA BOARDING SCHOOL PATI, JATENG
👉 nanangpati@yahoo.co.id 👈

Tebarkan Kebaikan