====================
Inspirasi Qur’ani
Al Qur’an Panduan Guru
Allah swt berfirman :
{ فَتَقَبَّلَهَا رَبُّهَا بِقَبُولٍ حَسَنࣲ وَأَنۢبَتَهَا نَبَاتًا حَسَنࣰا وَكَفَّلَهَا زَكَرِیَّاۖ كُلَّمَا دَخَلَ عَلَیۡهَا زَكَرِیَّا ٱلۡمِحۡرَابَ وَجَدَ عِندَهَا رِزۡقࣰاۖ قَالَ یَـٰمَرۡیَمُ أَنَّىٰ لَكِ هَـٰذَاۖ قَالَتۡ هُوَ مِنۡ عِندِ ٱللَّهِۖ إِنَّ ٱللَّهَ یَرۡزُقُ مَن یَشَاۤءُ بِغَیۡرِ حِسَابٍ }
Maka Tuhannya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik, dan Allah menjadikan Zakaria pemeliharanya. Setiap Zakaria masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakaria berkata, “Hai Maryam, dari mana kamu memperoleh (makanan) ini?” Maryam menjawab, “Makanan itu dari sisi Allah.” Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab. [Surat Ali ‘Imran: 37]
Selanjutnya, Maryam, sang anak kecil itu dididik dengan didikan terbaik oleh orangtuanya. Sebagian riwayat mengatakan bahwa sang ayah meninggal dunia sehingga ibunya mengantarkan sang putri tercinta kepada saudaranya, seorang yang Solih dan juga seorang Nabi agar dididik dengan baik. Sang guru itu adalah Zakaria as. Hidup dalam didikan seorang Nabi tentunya menjadikan Maryam tumbuh dalam kecintaan kepada Allah SWT. Diapun mengisi harinya dengan banyak berdzikir di dalam mihrabnya. Benar-benar sebagaimana cita-cita orangtuanya, dia mempersembahkan dirinya untuk Tuhannya. Karena kedekatannya itulah, dia menjadi seorang wanita mulia yang diberikan karamah dalam hidupnya.
Ayat ini menginspirasi kita bahwa ada faktor penting yang menentukan dalam kesuksesan pendidikan. Dia adalah GURU. Guru sangat menentukan kesuksesan pendidikan, sebab dia adalah sutradara di dalam pembelajaran, publik figur sekaligus guru spiritual. Semua ada di tangan guru, termasuk kurikulum pembelajaran. Berapa kalipun kurikulum berubah, tidak akan merubah wajah pembelajaran selama guru tidak merubah diri. Inilah hebatnya seorang guru.
Bagi orangtua, penting kiranya mencarikan guru yang ideal bagi anak-anaknya. Tentunya mencari guru tidak sekedar mencari orang yang punya waktu luang, namun mencari profil yang seideal mungkin agar anaknya mendapatkan layanan pembelajaran yang terbaik. Dari guru yang baik tentu anak akan mendapatnya informasi yang benar, tutur kata yang santun, sikap hidup yang baik dan nasihat yang menghujam di dalam jiwa. Semua itu akan masuk ke dalam jiwa anak. Kalau baik sang guru, baiklah sang murid, kalau butuh sang guru, maka buruklah sang murid.
Termasuk dalam kategori guru di sini adalah mencari pengasuh anak dan pembantu. Mereka akan berinteraksi dengan anak, bahkan bisa jadi hingga 24 jam. Semua tingkah laku, perbuatan dan ucapannya akan diperhatikan anak dan anak adalah peniru yang ulung. Maka orangtua yang cerdas akan mencari pengasuh atau pembantu rumah tangga yang baik agar anaknya tumbuh dalam pengasuhan yang baik.
Rasulullah Saw di masa kecil dititipkan oleh orangtuanya kepada seorang wanita bani Sa’ad di pinggiran kota Mekah. Tidak sekedar pengasuhan, ada hikmah lain dari pengasuhan ini, yaitu lingkungan pedesaan yang relatif masih aman untuk anak-anak dibandingkan lingkungan perkotaan, bahasa yang fasih serta teman pergaulan yang baik. Maka, dibawah asuhan Halimah As Sa’diyah beliau tumbuh menjadi anak yang baik hingga kelak terkenal dengan julukan Al Amin.
Dalam segala sekolah formal, mencarikan sekolah yang baik menjadi sangat urgen, sebab sekolah yang tertata dengan insyaallah mempunyai manajemen yang baik pula untuk membentuk guru-gurunya menjadi orang-orang baik yang patut dijadikan teladan dalam tumbuh kembang anak. Hal ini memberikan pesan kepada setiap orangtua agar tidak sembarangan memilihkan sekolah untuk anak-anaknya. Kalau sekedar secarik kertas ijazah, tentu hal ini terlalu sayang kalau akibatnya menjadikan tereduksinya nilai-nilai kebaikan dalam diri anak disebabkan mereka tidak menemukan figur panutan lagi yang siap mengingatkan mereka ketika salah, yang menuntun mereka dalam hal mendekatkan diri kepada Tuhannya, beribadah dan meraih kesuksesan dalam karier tanpa kehilangan esensi kemanusiaannya. Inilah sesungguhnya perbedaan antara sekolah dengan bimbingan belajar. Di bimbel anak cukup diajari trik menjawab soal dengan cepat dan tepat. Di sekolah, selain diajarkan menjawab soal anak juga diajar berpikir secara runtut untuk menumbuhkan karakter, berkehidupan sosial yang baik serta menemukan figur panutan dari seorang guru.
Dari ayat di atas kita mendapatkan inspirasi bahwa mondok menjadi cara yang jitu untuk menumbuhkan kebaikan anak. Tentunya mempercayakan pendidikan dan timbuhkembang anak kepada seorang kyai yang sudah terkenal kesolihannya menjadi utama, agar anak tumbuh dalam keberkahan. Pendidikan di pesantren menjadi ideal, sebab anak ditunjukkan figur-figur guru yang bisa dilihat setiap saat dalam berbagai sisi kehidupannya. Di pesantren, anak bisa mencontoh bagaimana salat sunah gurunya, bagaimana cara makan gurunya, bahkan bagaimana suasana rumah tangga gurunya, semua terpotret dengan baik sehingga anak menemukan contoh yang aplikatif selain kajian keilmuan yang diajarkan secara teoritis.
Dari guru-guru yang baik, anak juga akan mendapatkan manfaat lain, yaitu keberkahan do’a. Guru yang baik, tentunya akan selalu mendo’akan anak-anaknya agar tumbuh menjadi anak-anak yang Solih dan cerdas, tumbuh berbagai perilaku baik dalam dirinya dan selalu bermanfaat untuk lingkungannya.
Pesan terakhir dari inspirasi hari ini, bagi para guru….jadikanlah dirimu manusia terbaik yang mampu kamu ciptakan, agar anak-anakmu tumbuh menjadi baik berkat kebaikanmu.
÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷
Pati, 7 Ramadhan 1444 H/29 Maret 2023
Pelayan SMPIT INSAN MULIA PATI
Fullday dan boarding school