Oleh : Atikah
Seorang ayah pulang ke rumah setelah seharian bekerja. Ia melihat anaknya yang berusia 10 tahun sedang asyik bermain game di sofa. Tas sekolahnya tergeletak di lantai, botol minumnya kosong, dan piring bekas makan siangnya masih di meja. Dengan sedikit menghela napas, sang ayah lalu mengambil tas itu, mengisi ulang botol minum, dan merapikan meja.
Ini adalah pemandangan yang tidak asing di banyak rumah. Orang tua sering kali, dengan niat baik, mengambil alih tanggung jawab anak. Kita berpikir bahwa dengan melayani mereka, kita menunjukkan kasih sayang. Padahal, tanpa sadar kita justru menghambat mereka belajar tentang tanggung jawab dan kemandirian.
Cinta yang Menjadikan Anak Mandiri
Sebagai orang tua, tugas kita bukanlah menjadi “pembantu” anak, melainkan mendidik mereka agar mampu mengurus dirinya sendiri. Jika kita terus-menerus membersihkan kekacauan yang mereka buat, mengambilkan barang yang mereka lupa, atau menyelesaikan tugas mereka, anak-anak akan tumbuh tanpa rasa tanggung jawab. Mereka akan terbiasa bergantung dan kesulitan menghadapi tantangan di masa depan.
Kasih sayang tidak selalu berbentuk pelayanan penuh. Justru, cinta sejati adalah ketika kita mengajarkan mereka keterampilan hidup, bagaimana membereskan barang sendiri, menyelesaikan tugas sekolah tanpa disuruh, dan memahami bahwa setiap tindakan memiliki konsekuensi.
Melepaskan dengan Bijak
Mulai sekarang, cobalah:
1. Latih Anak Bertanggung Jawab
Jangan langsung membantu saat mereka lupa membawa botol minum atau tugas sekolah. Biarkan mereka belajar dari konsekuensinya.
2. Ajarkan Kebiasaan Kecil
Misalnya, biasakan anak mencuci piringnya sendiri setelah makan, menata tas sekolah setiap malam, atau merapikan tempat tidur.
3. Jangan Takut Melihat Anak Kesulitan
Kadang kita tergoda untuk turun tangan setiap kali anak mengeluh kesulitan. Padahal, kesulitan adalah bagian dari proses belajar.
4. Berikan Pujian yang Tepat
Alih-alih memuji berlebihan untuk hal kecil, berikan apresiasi saat mereka menunjukkan kemandirian dan usaha yang sungguh-sungguh.
Menjadi orang tua berarti membimbing anak menuju kemandirian, bukan menggantikan peran mereka dalam bertumbuh. Dengan begitu, mereka akan siap menghadapi dunia dengan lebih percaya diri dan bertanggung jawab.