PUASANYA ORANG ISTIMEWA

Pentingnya puasa bagi seorang Muslim dalam memperbaiki dan mensucikan jiwanya tentu adalah sesuatu yang sangat kita fahami sebagai salah satu bentuk kita mentazkiyah diri kita agar menjadi pribadi yang lebih baik.

Demikian ini karena puasa mampu membiasakan jiwa setiap pribadi Muslim untuk mengendalikan dua syahwat besar yaitu syahwat perut dan syahwat kemaluan.

Dengan berpuasa seseorang akan memaksa diri nya untuk menahan rasa lapar yang tidak tertahankan dan rasa haus yang menimpa dirinya. Dengan puasa pula seorang Muslim diperintahkan untuk menahan nafsu syahwatnya agar mencapai derajat kesempurnaan puasa.

Sebagaimana Allah telah menjadikan puasa sebagai sarana untuk mencapai derajat taqwa, Allah berfirman dalam Qs. Al- Baqarah : 183 berikut ini :

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ

Artinya :” Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”

Sebagaimana taqwa adalah tuntutan Allah bagi setiap Muslim demikian juga dengan tazkiyatunnafs adalah juga tuntutan bagi setiap Muslim.

Lalu bagaimanakah caranya puasa yang kita jalani adalah puasa istimewa yang mampu mengantarkan seorang hamba menjadi pribadi sholih yang mampu menahan anggota badan dari berbagai dosa? Puasa yang mampu menjadi sarana tazkiyatunnafs?

Pertama :

Menundukkan pandangan dan menahannya dari sesuatu yang di cela, yang dibenci, dan setiap hal yang bisa menyibukkan hati dan melalaikan mengingat Allah.

Sebagai contoh kita melihat lawan jenis dengan pandangan yang berlebihan sehingga muncul tatapan yang hingga jatuh ke hati. Kita menghabiskan waktu kita untuk main gadget, menonton film yang tidak bermanfaat hingga terlupa mengingat Allah.

Kedua :

Menjaga lisan dari berkata bohong, ghibah, dan perkataan kasar, dengan menyibukkan dzikrullah dan tilawah itulah puasanya lisan.

Nabi Muhammad SAW bersabda :

“ Sesungguhnya puasa itu tidak lain adalah perisai, apabila salah seorang diantara kamu berpuasa maka janganlah berkata kotor dan jangan pula bertindak bodoh, dan jika ada seseorang yang menyerangnya atau mencacinya maka hendaknya ia mengatakan sesungguhnya aku berpuasa, sesungguhnya aku berpuasa “ (Hadist Riwayat Bukhari Muslim)

Ketiga :

Menahan pendengaran dari setiap yang dibenci karena setiap hal yang yang diharamkan perkataannya diharamkan pula mendengarkannya.

Sebagai contoh kita berusaha untuk tidak mendengarkan musik atau lagu-lagu yang melalaikan kita akan mengingat Allah azza wajalla.

Keempat :

Tidak memperbanyak makanan yang halal pada saat berbuka sampai penuh perutnya. Karena tidak ada wadah yang paling di benci Allah selain perut yang penuh dengan makanan halal.

Bagaimana bisa puasanya bermanfaat untuk mengalahkan syahwatnya jika orang yang berpuasa itu pada saat berbuka melahap berbagai macam makanan yang tidak boleh dimakannya di siang hari? Bahkan sudah menjadi kebiasaan ketika puasa orang disinag hari mengumpulkan makanan untuk dimakan ketika berbuka, hari-hari puasanya disibukkan dengan menyiapkan berbagai menu saat berbuka, ada bermacam minuman, jajan, dan bermacam makanan.

Sehingga banyak dari kita yang lupa bahwa tujuan berpuasa adalah menundukkan hawa nafsu untuk memperkuat jiwa mencapai derajat taqwa. Lupa bahwa esensi puasa adalah melemahkan berbagai kekuatan yang menjadi sarana kembali kepada keburukan.

Demikianlah amalan puasanya orang-orang yang istimewa, yang tidak hanya mengahabiskan puasanya dengan amal-amal yang merusak kesempurnaan puasa, berapa banyak orang berpuasa tetapi sesungguhnya dia tidak berpuasa karena mengerjakan amal sia-sia dan dosa.

Nabi SAW bersabda :

“Puasa adalah amanah maka hendaklah salah seorang diantara kamu menjaga amanahmu”

Oleh : Usth Diah, S.Pd.I

Tebarkan Kebaikan