#Artikel Ramadhan
# Hari ke 11
Banyak dari kita yang mencari kebahagiaan dan kebahagiaan itu ada saat kita membaca Al-Qur’an. Orang-orang yang di dunia sibuk membaca Al-Qur’an, sedekah baik secara sembunyi ataupun terang-terangan sesungguhnya mengharapkan perdagangan yang menghasilkan banyak keuntungan. Syaikh As-Syaukani menjelaskan maksudnya adalah bahwa hendaknya kita jadikan membaca Al-Qur’an sebagai kebiasaan sebagaimana kita tahu bahwa kita akan diwafatkan dengan kebiasaan kita. Ketika kita membaca Al-Qur’an, maka kita akan mendapatkan kebaikan yang banyak. Dalam waktu kurang dari satu menit kita sudah mendapat banyak pahala ketika membacanya. Di dunia perbanyaklah menanam kebaikan dan membaca Al-Qur’an bisa mendatangkan kebaikan beberapa kali lipat. Kata Rasulullaah, “Salah seorang dari kalian membaca 3 ayat Al-Qur’an dalam shalatnya lebih baik daripada mendapatkan unta yang gemuk di rumahnya.”
Siapa saja yang mahir membaca Al-Qur’an maka akan bersama dengan para malaikat yang mulia. Siapa yang membaca terbata-bata akan diberi 2 pahala: pahala membaca dan pahala berjuang.
Mungkin diantara kita ada yang sedang berjuang siang malam untuk belajar membaca Al-Qur’an, belajar makharijul huruf, maka janganlah berputus asa, teruslah berjuang.
Al-Qur’an adalah sebuah petunjuk. Siapa yang tidak ingin tersesat dalam kehidupan ini maka bacalah Al-Qur’an. Jadikan Al-Qur’an sebagai prioritas karena Al-Qur’an adalah petunjuk kita sampai akhirat nanti. Jika dada itu sesak sungguh disebabkan karena sedikitnya kita membaca Al-Qur’an. Dan Al-Qur’an bisa kita jadikan sahabat sejati.
Diantara hak Al-Qur’an adalah dibaca dengan tartil, dipenuhi hak waqaf dan ibtida’nya, panjang pendeknya dan mentadabburinya.
Untuk bisa mentadabburi Al-Qur’an, kita harus belajar Bahasa Arab. Karena ketika kita paham dengan apa yang kita baca tentu bisa mempengaruhi rasa di dalam hati kita. Maka, prioritaskan belajar Bahasa Arab dibanding bahasa-bahasa lainnya. Kemudian, hanya orang-orang yang Allaah kehendaki saja siapa yang bisa menghafal Al-Qur’an. Prioritaskan untuk memuroja’ah Al-Qur’an. Muroja’ahlah di waktu Qiyamul Lail sebelum shubuh tiba, karena kebahagiaan tergantung pada apa yang kita kerjakan di awal hari kita. Dan Al-Qur’an adalah penyebab datangnya kebahagiaan. Imam Syafi’i dan Ibnul Qayyim mereka mengawali harinya dengan membaca Al-Qur’an setelah itu shalat sunnah qabliyah shubuh, kemudian shalat shubuh, berdzikir hingga waktu syuruq lalu mengerjakan shalat 2 rakaat yang pahalanya seperti umroh.
Jika ada kesempatan untuk membaca Al-Qur’an, maka bacalah Al-Qur’an, jangan tunggu waktu luang. Coba luangkan 4 lembar setiap sebelum shalat fardhu, curi-curi waktu juga ketika menunggu bis, menunggu kedatangan dosen atau guru dan hendaknya tidak membaca melalui hp jika memungkinkan karena godaan pada hp itu lebih besar, lebih baik baca melalui mushaf.
Jika ada hp, buku yang belum dibaca, tugas-tugas yang belum selesai dan ada Al-Qur’an maka prioritaskan dulu Al-Qur’an, jangan beralasan untuk tidak mengambil kesempatan untuk membaca Al-Qur’an, bacalah kemudian kerjakan urusan dunia lainnya. Dulu ada mahasiswi yang sedang fokus mengejar target skripsi beralasan tidak sempat membaca Al-Qur’an, maka skripsinya tidak selesai-selesai, akan tetapi saat ia coba memprioritaskan Al-Qur’an setiap sebelum menulis skripsi atas izin Allaah ta’aala skripsinya bisa selesai dalam waktu yang tidak lama karena sebenarnya saat kita membaca Al-Qur’an tidak akan mengurangi waktu kita, justru akan Allaah tambah waktu kita, Allaah berkahi waktu kita sehingga Allaah buat urusan dunia kita selesai dalam waktu singkat.
Memang banyak sekali godaan ketika kita ingin melakukan kebaikan terlebih membaca, mengahafal dan murajaah qur’an, Niat sudah terkumpulkan rencana sudah di agendakan tinggal saja dilaksanakan, Baru saja membuka untuk membaca beberapa menit kemudia mata seperti ada kunang kunang terus ber menit menit ingatan sudah didalam mimpi. Memang sangat banyak godaan nya sahabat qur’an. Tidak apa apa, itulah proses kita dalam memantaskan diri istiqamah bersama alqur’an, nikmati prosesnya hinga nanti terbiasa dan bisa lebih memanagemen lagi waktu.
agar sesibuk apapun kita tapi tetap bisa istiqamah bersama alqur’an.
والله أعلم بالصواب
✍🏻 by: fitria rahmah
Dikutip secara makna dari Webinar qur’an bersama ustadzah imroatul Azizah