MEMBANGUN KELUARGA SURGAWI-1

UNTUK APA MENIKAH

Allah swt. berfirman :

(وَمِنۡ ءَایَـٰتِهِۦۤ أَنۡ خَلَقَ لَكُم مِّنۡ أَنفُسِكُمۡ أَزۡوَ ٰ⁠جࣰا لِّتَسۡكُنُوۤا۟ إِلَیۡهَا وَجَعَلَ بَیۡنَكُم مَّوَدَّةࣰ وَرَحۡمَةًۚ إِنَّ فِی ذَ ٰ⁠لِكَ لَـَٔایَـٰتࣲ لِّقَوۡمࣲ یَتَفَكَّرُونَ)
[Surat Ar-Rum 21]

Artinya :
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.

Ayat ini sangat familier di telinga kaum muslimin. Sering diperdengarkan ketika acara walimatul ursy. Ayat yang menjelaskan tentang rumah tangga. Karena sudah sangat familier, maka saya akan melihat ayat ini dari sisi yang lain, yang sesungguhnya hal itu menjadi salah satu tujuan asasi sebuah pernikahan.

Sesungguhnya ayat ini diletakkan Allah swt. di tempat yang sangat spesial. Diantara ayat-ayat yang didahului dengan kalimat wamin ayatihi (dan sebagian diantara tanda-tanda kebesaran-Nya). Diantata ayat-ayat tentang kekuasaan Allah, tentang penciptaan langit dan bumi, hujan, petir, tegaknya langit, kiamat yang menggoncang bumi serta membangunkan seluruh penghuni di dalam bumi. Semua genomena luar biasa ini disampaikan Allah swt. dalam sebuah urutan ayat yang sangat indah. Dan di situlah Allah menampilkan ayat tentang rumah tangga ini sebagai sebuah tanda-tanda kebesaran Allah. Untuk apa ayat-ayat ini ditampilkan? Tentunya agar manusia menggunakan akalnya untuk berfikir dan menemukan hakikat Allah di sana.

Perintah berfikir ini harus menghasilkan aktifitas dzikir, yaitu mengingat akan kebesaran dan kekuasaan Allah dalam proses berumah tangga. Pertemuan laki-laki dan perempuan dalam ikatan pernikahan ini harus mampu menghantarkan keduanya menjadi insan yang senantiasa berdzikir, mengingat serta menjadikan Allah swt. Sebagai landasan niat dan tujuan dalam segala aktifitas berumah tangga.

🔝 Maka ketika seorang suami memberikan nafkaj kepada istrinya harus menjadi bagian dzikir kepada-Nya
🔝 Ketika istri mengurus rumah tangga harus menjadikan semakin ingat kepada Allah swt.
🔝 Ketika kedua suami istri mendidik dan membesarkan anak harus mampu diwujudkan dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah swt.
🔝 Semua aktifitas berumah tangga, susah senangnya, sedih gembiranya, tertawa dan tangisnya… semua harus mampu dimaknai dalam rangka mengungkap tanda-tanda kebesaran Allah.

Berikutnya, setalah mampu memaknai semua hal itu dengan dzikir kepada Allah swt., selanjutnya harus mampu menggerakkan hati masing-masing suami istri untuk semakin mendekat kepada Allah, harapan akan kemuliaan di sisi-Nya melalui berumah tangga serta rasa takut akan tidak tertunaikannya amanah yang akan menjerumuskannya ke dalam neraka. Perasaan ini yang akan mampu mengantarkan seorang muslim sujud tersungkur dan berhati-hati dalam setiap ucapan, tingkah laku, emosi, dan opsesi agar senantiasa mengarah pada sebuah ucapan, “Ya Allah sungguh Engkau menciptakan ini tidak sia-sia, Maha Suci Engkau, maka jauhkan kami dari siksa api neraka.” Inilah yang dimaksukan oleh Allah swt. dengan penampakan tanda-tanda kebesarannya, untuk melahirkan manusia-manusia cerdas yang disebut dengan ulul albab. Allah swt. berfirman :

(إِنَّ فِی خَلۡقِ ٱلسَّمَـٰوَ ٰ⁠تِ وَٱلۡأَرۡضِ وَٱخۡتِلَـٰفِ ٱلَّیۡلِ وَٱلنَّهَارِ لَـَٔایَـٰتࣲ لِّأُو۟لِی ٱلۡأَلۡبَـٰبِ) (ٱلَّذِینَ یَذۡكُرُونَ ٱللَّهَ قِیَـٰمࣰا وَقُعُودࣰا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمۡ وَیَتَفَكَّرُونَ فِی خَلۡقِ ٱلسَّمَـٰوَ ٰ⁠تِ وَٱلۡأَرۡضِ رَبَّنَا مَا خَلَقۡتَ هَـٰذَا بَـٰطِلࣰا سُبۡحَـٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ)
[Surat Ali ‘Imran 190-191]

Artinya :
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.

Begitulah manusia ulul albab. Mereka mampu mengungkap fenonema demi fenomena dengan kacamata kebesaran Allah swt. sehingga menjadikan hatinya terpaut dengan-Nya. Dalam berbagai kondisi, di waktu pagi, siang, malam. Ketika susah atau senang, semua akan menjadikan mereka semakin takut berlaku sewenang-wenang terhadap Allah swt.

Demikian pula dalam rumah tangga. Orientasi awal dalam proses pernikahan harus jelas. Untuk Allah. Dalam perjalanan membangum rumah tangga juga harus jelas, sesuai aturan-aturan Allah. Hak-hak masing-masing suami istri harus terjamin, tidak dilanggar sebab ada perasaan diawasi oleh Allah. Cita-cita dalam membangun rumah tangga juga harus jelas, untuk Allah swt., maka jangan pernah menghianati Allah.

Jelaslah, bukan hanya sekedar untuk melampiaskan kebutuhan biologis yang secara alamiah berakibat dengan lahirnya anak sari keduanya, namun sesungguhnya aktifitas pernikahan mempunyai tujuan mulia agar masing-masing suami dan istri mampu menjadikan dirinya lebih dekat dengan Allah, lebih meningkat imannya, lebih taat ibadahnya, lebih merasa diawasi oleh Allah dimanapun dia berada sehingga tidak sembarangan menghianati ikatan suci pernikahan dengan Wanita Idaman Lain (WIL) atau Pria Idaman Lain (PIL). Dan ujung-ujungnya pernikahan ini harus surga oriented. Harus mampu mengantarkan keduanya serta anak keturunannya menjadi penduduk surga dalam kondisi radhiyatan mardhiyyah (ridha dan diridhai).

Semoga Allah membimbing hati setiap suami dan istri untuk senantiasa terpaut dengan-Nya, bersama meraih kebahagiaan di surga-Nya. Amin.
〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️

Pati, 13 Mei 2020
Alfaqir,
Pelayan SMPIT Insan Mulia Boarding School Pati
nanangpati@yahoo.co.id

Tebarkan Kebaikan