“Ya Allah, saat aku kehilangan harapan dan rencana, tolong ingatkan aku bahwa cinta-Mu jauh lebih besar daripada kekecewaanku, dan rencana yang Engkau siapkan untuk hidupku jauh lebih baik daripada impianku” Ali bin Abi Thalib
Setiap manusia di dunia ini pasti pernah mengalami kekecewaan. Tidak diterima di sekolah favorit, tidak diterima di Perguruan Tinggi yang di inginkan, tidak mendapat juara tiga besar dalam perlombaan, di hianati oleh teman maupun pasangan, dan masih banyak lagi. Segala kekecewaan yang dialami dikarenakan tidak sesuai dengan harapan yang di impikan. Walaupun sebelumnya telah dilakukan secara doa dan usaha secara maksimal. Hal tersebut lumrah dialami oleh setiap manusia, karena di dalam hati manusia ada Nafsu yang setiap saat ingin di capai.
Namun, ketika seseorang mengalami kegagalan dan kekecewaan karena tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, tak sedikit orang yang menyalahkan pihak lain atau bahkan menyalahkan diri sendiri. Merasa dirinya begitu rendah dan tidak berguna. Bahkan ada pula yang menyalahkan Allah, Rabb yang mengetahui apa yang terbaik bagi hamba-hamba-Nya pun tak luput untuk disalahkan. Sesungguhnya Allah SWT telah berfiman dalam QS. Al-baqarah ayat 216
كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
Artinya: Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu. Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.
Ayat di atas memiliki hubungan erat dengan prinsip keimanan seseorang yaitu mengenai iman kepada Qadha dan Qadar Allah SWT. Musibah-musibah yang menimpa setiap insan semuanya telah di catat oleh Allah SWT sebelum manusia lahir. Maut, rizki, jodoh dan kematian semua telah di atur oleh Allah SWT. Oleh karena itu, sebagai insan muslim sudah seharusnya meyakini bahwa ada rencana lebih baik yang Allah berikan kepada hambanya.
Dalam hal ini, kita bisa menilik kembali sejarah yang tertuang dalam Al-Quran, membuka mata untuk mengamati kejadian yang ada, tentu akan ditemukan pelajaran-pelajaran yang berharga dari rencana baik Allah. Bukti-bukti yang menunjukkan bahwa keputusan Allah adalah yang terbaik adalah
- Kisah ibunda Nabi Musa AS yang menghanyutkan anaknya di atas laut atas perintah Allah. Lihatlah, kecemasan dan ketakutan yang luar biasa menghinggapi saat mengetahui anaknya berada di tangan keluarga raja Fir’aun. Namun, dikemudian hari justru Nabi Musa lah yang mampu memerangi Firaun yang hasinya berbuah manis.
- Kisah Nabi yusuf yang mengajarkan tentang menjadi orang yang pemaaf dan tidak menjadi pendendam. Meski dikhianati oleh orang terdekatnya bahkan oleh saudara sendiri, Nabi Yusuf tetap memaafkan mereka. Nabi Yusuf mengajarkan tentang menjadi penyabar. Meski ditimpa ujian bertubi-tubi, mulai dari dibuang ke sumur oleh saudaranya sendiri, difitnah istri Raja, semua dilalui dengan sabar. Apa hadiah atas kesabaran itu? Nabi Yusuf memperoleh kedudukan sebagai bendahara Kerajaan Mesir dan diangkat derajatnya oleh Allah.
- Kisah bocah laki-laki yang dibunuh oleh Nabi Khidir ‘alaihissalam atas perintah langsung dari Allah. Apa yang dilakukan oleh Nabi Khidir itu membuat Nabi Musa ‘alahissalam bertanya-tanya, maka Nabi Khidir pun memberikan jawaban yang kata-katanya diabadikan di dalam al-Qur’an.
“Dan adapun anak muda itu, maka keduanya adalah orang-orang mukmin, dan kami khawatir bahwa dia akan mendorong kedua orang tuanya itu kepada kesesatan dan kekafiran. Dan kami menghendaki, supaya Tuhan mereka mengganti bagi mereka dengan anak lain yang lebih baik kesuciannya dari anaknya itu dan lebih dalam kasih sayangnya (kepada ibu bapaknya).” (QS.Al-Kahfi: 80-81).
- Kisah Ummu Salamah yang ditinggal wafat oleh suaminya Abu Salamah. Ummu Salamah yang sangat sedih di tinggalkan oleh suaminya. Kemudian diberi ganti yang lebih baik yaitu Rasulullah SAW.
Dalam kisah-kisah tersebut dapat ditarik garis besar bahwa manusia hanya bisa berencana, akan tetapi semua yang telah direncanakan manusia Allah yang menetukan. Kita sebagai manusia hanya mampu menjalankan skenarioNya. Pilihan Allah adalah yang terbaik bagi hambaNya.
Boleh saja seseorang kecewa, bersedih karena impian yang di harapkan tidak sesuai. Asalkan tidak terlalu larut dalam kesedihan, tidak menyalahkan Allah, dan segera mencari tumpuan berbagi cerita dengan seseorang yang dipercaya bisa mengingatkan dan membuat hatinya lebih baik. Setiap permasalahan yang kita hadapi sesungguhnya diri kita sendiri lah yang tau cara mencari solusinya. Tentunya hal tersebut tidak luput dari kuasa Allah SWT. Hal-hal yang kita lalui dan lewati sudah digariskan dalam Qadha dan Qadar Allah SWT.
Untuk memaknai takdir dan rencana Allah, umat Muslim dianjurkan untuk berikhtiar dan bertawakal. Ia bisa memanjatkan doa dan berusaha semaksimal mungkin melakukan yang terbaik. Setelah itu memasrahkan segala sesuatu kepada Allah SWT. Ketika seseorang telah di posisi pasrah, maka apapun yang ditetapkan oleh Allah akan bisa diterimanya dengan ikhlas. Dari situlah Allah akan menggantinya yang lebih baik, yang lebih indah, tak disangka-sangka dan hadiah istimewa dari Nya. Barakallah.
Oleh : Usth. Eli Kusuma, S.Pd